Siang hari dengan secangkir kopi dan satu bongkah roti isi. Cukup mengenyangkan tanpa mesti menanti sepiring nasi yang masih belum hadir menghampiri, masih bersembunyi, mungkin karena merasa sudah basi.
Siang yang mencengangkan, kala seseorang datang menghadang. Entah apa gerangan, namun sepertinya ada hal penting yang akan dibicarakan.
"Kawan, bahagia itu penting nggak sih?" Sekonyong-konyong dia mulai bertanya. Mungkin sudah bergejolak sedari tadi hendak bertanya.
"Ya, penting nggak penting. Tergantung pribadi yang berkepentingan, yang meyakini atau tidaknya tentang bahagia itu dibutuhkan atau tidaknya." Jawaban spontan dari isi pikiranku.
"Katakanlah penting, malahan penting banget. Ada atau punya kiat-kiat supaya bahagia terasa dan bukan hanya sekedar terasa?!" Agar supaya perasaan bahagia tertanam tersimpan dalam jiwa, selamanya kalau bisa."Â Ujarnya yang cukup panjang lebar.
"Aku coba kawan, mengutarakan apa yang aku pahami tentang pengertian bahagia, versi diriku sendiri. Silahkan duduk manis saja, dan anggap saja ini bukan kiat-kiat bahagia, melainkan hanya sebatas sudut pandang sesuai pengalamanku selama ini tentang memaknai bahagia."Â Hehe, ujarku padanya.
Satu kata yang mudah diucapkan, namun selalu saja menjadi misteri tersendiri, manakala dicoba dirasakan oleh hati juga saat melakukan uji coba, menanamkan kata bahagia di pikiran, agar menjadi sebuah kebiasaan yang bisa dibiasakan dan menjadi hal yang terbiasa untuk dilakukan. "Dan itu akan bisa membahagiakan hati dan pikiran."
Kawan, aku coba rangkum secara garis besarnya saja tentang pengertian bahagia versiku, sesuai sudut pandangku selama ini.
1.Kenali diri sendiri
Kenapa sih mesti mau lalu bisa mengenali diri sendiri? Karena setiap insan punya impian juga cita-citanya masing-masing, selain harapan juga keinginan yang logikanya apabila memungkinkan, pasti keinginan tersebut inginnya terwujud nyata, tentang apapun keinginan yang selama ini menjadi doanya.