Mohon tunggu...
Awan Ulama
Awan Ulama Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pilkada, Antara Dusta dan Dosa

24 Juni 2018   15:01 Diperbarui: 24 Juni 2018   14:59 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Drs Dadeng Hidayat ketua umum Lembaga Kajian Strategis Indonedia. Pilkada (Pemilihan kepala daerah) yang sedang Berjalan serentak di beberapa daerah di indonesia kemungkinan banyak menyimpan berbagai macam cerita meyedihkan dan mengggembirakan bagi calon kepala daerah yang bertarung di pilkada itu sendiri.

Bagi yang memenangkan pertarungan dalam pilkada itu sendiri tentunya sangat bergembira dan bersuka ria, tetapi sebaliknya yang di kalahkan dalam pertarungan pilkada tersebut di pastikan memendam kekecewaan terutama dari barisan tim pendukung calon pemimpinnya yang di usung.

Disini semua yang ikut dalam pilkada harus menyadari bahwa setiap pertarungan dalam pilkada di pastikan ada yang menang dan ada yang mengalami kekalahan, oleh sebab itu jiwa besar sangat di butuhkan dari calon pemimpin yang kalah dalam pilkada dapat memberikan masukan atau arahan kepada pendukung dan tim suksesnya agar dapat menerima kekalahan dengan ihklas dan tidak harus melampiaskan kekalahan dikarenakan kecewa hingga melakukan perbuatan Anarkis yang akan membuat keamanan tidak kondusif dan dalam hal yang di rugikan tentunya masyarakat daerah itu sendiri dan sekitarnya .

Dalam Pilkada di beberapa daerah sering kita temukan calon pemimpin dalam kampanyenya di depan masa pendukungnya sering membuat janji janji tapi setelah memperoleh jabatan itu sendiri urung di laksanakan janji janji tersebut yang pernah di ucapkan nya yang biasa masyarakat umumnya itu di sebut Dusta tetapi di telinga masyarakat hal dusta tersebut seperti sudah terbisa hingga tidak di ambil pusing.

Yang sebenarnya bila di biarkan ini jadi preseden buruk untuk Demokrasi kedepan dan kelihatannya pemimpin yang sering berbuat Dusta sudah tidak takut lagi dengan Dosa seakan pemimpin tersebut akan hidup di dunia selamanya.

Oleh sebab itu mari kita ingatkan kepada calon pemimpin kita bila mau berjanji kepada masyarakay agar berpikir dulu sebelumnya , Dimana dalam memimpin kedepannya nanti tidak mempunyai beban moral dan dapat memimpin dengan baik sesuai amanah yang telah di percayakan masyarakat kepadanya.

Mari kita ciptakan dalam Pilkada tanpa Dusta dan Dosa untuk mencari pemimpin yang amanah demi kesejahteraan Bersama .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun