Mohon tunggu...
Dokter Avis
Dokter Avis Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Anak

Saya dr. Hafiidhaturrahmah namun biasa disapa Avis, dokter umum dari FK Univ Jenderal Soedirman, dokter anak dari Univ Gadjah Mada. Awardee Beasiswa LPDP-PPDS Angkatan 1. Saat ini bekerja di RS Harapan Ibu Purbalingga. Monggo main di blog saya www.dokteravis.net

Selanjutnya

Tutup

Money

Rumus Sukses: Sesuaikan Frekuensi

5 November 2012   01:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:58 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kunci menjadi sukses ternyata cukup mudah, perbanyak relasi. Yah itu saja, tidak terlalu berlebihan juga muluk-muluk. Nah, masalah baru muncul ketika dalam menjalin relasi tidak semudah yang dibayangkan karena kendala komunikasi. Mendapatkan klien apalagi sahabat dalam waktu singkat tidak semudah membalikkan telapak tangan. Yah....komunikasi lagi-lagi menjadi kuncinya.
Saya akan berbagi teknik yang selama ini saya lakukan sehingga orang akan dengan mudah bilang "Kok enak banget sih bisa cepat akrab padahal baru pertama kali ketemu". "Ah...ini mah ibu dokternya yang grapyak (red:ramah)"
Tidak, bukan karena saya dari lahir sudah menjadi orang yang ramah. Bukan. Saya malah jujur baru tahu teorinya setelah sekian lama saya praktekkan hal ini. Mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja dimana saja bahkan ketika lintas negara sekali pun. Untuk hal terakahir yang lintas negara akan saya jelaskan lain kali karena perbedaan budaya antara kita dengan orang luar negeri membutuhkan amunisi lebih banyak dalam melakukan teknik ini.

Jadi bagaimana caranya?

Sesuaikan frekuensi anda

Yah hanya dengan menyesuaikan frekuensi saja maka sebuah komunikasi efektif bisa terlaksana dengan akhir obrolan yang diinginkan tercapai. Sederhana bukan. Ini seperti cara kerja gelombang radio dimana jika frekuensinya sama maka yang mendengarkan akan mendapatkan suara jernih dan lebih mudah dicerna. Nah sekarang bagaimana cara menyesuaikan frekuensi kita.

Pernah bertemu seorang CEO yang bisa diterima oleh semua karyawannya baik dari golongan atas hingga perangkat yang hanya membersihkan debu? Sang CEO menggunakan prinsip menyesuaikan frekuensi.
Sederhananya adalah ketika dua orang bertemu atau satu orang bertemu banyak orang maka yang terjadi di aliran kasat mata kita memang seperti gelombang radio. Sekali lagi, jika frekuensinya sesuai maka gelombang radio tersebut dapat ditangkap dengan jernih namun tidak jarang gangguan cuaca menggagalkan kejernihan tersebut. Sama halnya ketika dalam bertemu ada gangguan cuaca "hati" dan tidak ada yang mau mengalah maka penyesuaian frekuensi akan gagal dibangun.

Ketika saya bertemu dengan orang yang frekuensinya di luar frekuensi saya misalnya karena orang tersebut di luar profesi saya keseharian sebagai dokter maka saya mencoba untuk mendengarkan mereka dari kacamata mereka. Ini membantu saya menyesuaikan frekuensi saya dengan tetap "tahu" arah pembicaraan orang tersebut.
Sama halnya jika saya bertemu orang yang saya duga frekuensinya lebih rendah dibanding saya, tidak dapat diajak bicara bahasan serius. Saya menyesuaikan dengan bahasa mereka keseharian termasuk mengeluarkan amunisi saya dalam berbahasa. Beruntung saya lahir di lingkungan Jawa yang plural sehingga dapat menangkap beberapa logat bahasa. Ternyata bahasa menyimpan pesona amunisi luar biasa untuk menyesuaikan sesuatu frekuensi.

Hal ini juga saya gunakan dalam berbicara dengan pasien dimana karakteristiknya berbeda-beda tergantung dari asal daerah, tingkat pendidikan juga tingkat perekonomian, sosial dan budaya.Teknik ini harus sering dipraktekkan dan saya pernah mencoba menyesuaikan frekuensi dengan supir angkutan dimana saat itu saya sadar mood bicara saya sedang dalam posisi tidak menyenangkan. Saya mengatur mood terlebih dahulu dan mulai menyesuaikan frekuensi dengan membicarakan hal keseharian yang ringan. Terkadang menduga-duga seseorang lebih rendah frekuensinya dari anda malah akan mendapatkan hal yang mengejutkan kalau ternyata orang tersebut menyimpan hal menabjubkan yag baru anda ketahui setelah mengobrol panjang. Seperti obrola saya dengan supir tersebut yang membuat saya banyak belajar kearifan ayah yang berjuang dan bekerja keras demi keluarga. Kunci sukses lainnya adalah bukalah hati dan diri anda untuk belajar hal baru setiap memulai menyesuaikan frekuensi.

Lalu bagaimana dengan orang yang jelas-jelas frekuensinya di atas anda. Ini jujur membutuhkan keberanian khusus untuk memulai "pembicaraan" dengan bahasa awalan yang dapat membuat orang tersebut terdiam sejenak. Perbanyak informasi mengenai orang tersebut jika anda baru pertama kali bertemu dia. Saya melakukan hal ini jika melihat nama seorang pembicara yang jujur awalnya saya tidak tahu banyak kiprah beliau. Setelah mendapatkan informasi maka pilihlah informasi yang sekiranya dapat menjadi bahan pembicaraan menarik.

Saya teringat ketika menghadiri pertemuan internasional dimana dalam satu ruangan berkumpul banyak peneliti berusia 20 tahun di atas saya dengan pengalaman yang juga puluhan tahun. Memulai menyesesuaikan frekuensi dengan banyak pilihan memang harus fokus. Tidak mungkin semua ingin kita samakan frekuensinya dan diajak ngobrol dalam waktu terbatas. Akhirnya saya memilih dengan membaca nama mereka baik di kartu nama ataupun di daftar pemateri. Dan mencarinya di internet tentu saja. Luar biasanya, salah satu pemateri India yang saya temui mempunyai blog pribadi dan menyukai puisi. Sayangnya, waktu yang saya punya hanya satu menit karena si pembicara sudah keluar dari ruangan dan menuju ke lift. Dengan sedikit berlari sembari berdoa semoga pintu lift masih terbuka, akhirnya saya berhasil satu lift dengan beliau.

Dan inilah obrolan penyesuaian frekuensi ala nekad yang saya lakukan.

"Hi XXX...saya baca blog anda. Hebat sekali isinya. Saya tidak menyangka anda suka puisi juga" dan untuk first impression....dia tersenyum. Mungkin tidak menyangka ada orang gila seperti saya yang hanya sekian menit mencoba mencari hal tentang dirinya dan nyasar di blognya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun