Mohon tunggu...
Asep Soheh Irpan
Asep Soheh Irpan Mohon Tunggu... Freelancer - I am a sea navigator

Seorang pelaut, mantan santri dan mantan anak kecil yang cita-citanya menjadi astronot. Memiliki dua hal yang utama; 1. Tanggal lahir yang palsu 2. Memiliki minat terhadap astronomi dan filsafat. Bekerja sebagai Navigating Officer di kapal-kapal Ocean Going

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sudut Spiritual Gempa

5 September 2019   12:17 Diperbarui: 5 September 2019   12:21 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagi orang yang beriman, bencana itu diyakini sebagai peringatan dari Allah. Mereka mengambil pelajaran darinya dan memperbaiki semua kesalahannya supaya tidak terjerumus pada lubang yang sama untuk kedua kalinya. Di dalam kitab Mukhtaral-hadits dimuat sabda Nabi SAW yang berarti:

" Hendaklah seorang mukmin tidak terperosok ke dalam jurang yang sama untuk kedua kalinya "
 ( Al- hadits )

Siksaan / Adzab ditimpakan kepada orang-orang kafir yang membangkang kepada Allah. Sejarah telah menunjukkan ini, misalnya kaum Nuh AS, kaum Nabi Luth di daerah Sodom dan lain sebagainya.

Para pembaca yang budiman, alangkah bijaknya jika kita menghadapi bencana gempa ini sebagai peringatan kepada kita supaya kita mengambil pelajaran darinya. Mungkin kita telah banyak lupa akan-Nya sehingga lalai, mungkin kita sudah tidak lagi menghayati kalimat Bissmillahirrahmaanirrahiim yang kita baca setiap sebelum melakukan sesuatu, bahwa kalimat itu memiliki pesan bahwa semua tindakan yang kita lakukan itu benar-benar dengan menyebut nama Allah, atas nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang, sehingga setiap jengkal langkah, setiap tingkat pekerjaan kita jalani dengan penuh kasih sayang. Seorang pedagang berdagang dengan penuh kasih sayang, ia ramah kepada para pembeli, seorang pembeli membeli dengan penuh kasih sayang, orang yang makan makan dengan kasih sayang sehingga tidak sembarangan membuang sampah karena itu akan merusak, seorang petani bertani dengan kasih sayang sehingga tidak sembarangan menebang pohon karena itu akan mematikan sumber air dan menimbulkan banjir, seorang kontraktor tidak akan memangkas gunung begitu saja karena itu akan menyebabkan longsor.

" Dan apabila ia berpaling ( dari kamu ), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan "
 ( Al-baqarah : 205 )

Seorang mukmin harusnya malu ketika membaca kalimat "Limaadza ta'akhkharal-muslimuuna wataqaddamal-kaafiruuna?" yang merupakan judul sebuah buku yang digubah oleh Syaikh Hassan Al-Banna seorang ulama pembaharu dari Mesir yang mendirikan persatuan islam Ikhwanul-Muslimin pada tahun 1929. Kalimat itu berarti "Mengapa gerangan orang-orang muslim itu terbelakang sementara orang-orang kafir lebih maju dan unggul?". Ada sebuah ungkapan yang muncul:
" Orang kafir lebih islam dari orang muslim sendiri "
Kita kaum muslimin masih berani membuang sampah sembarangan ketika di Singapore meludah di tempat umum saja didenda ratusan dollar Amerika.
Kita kaum muslimin masih beradi membuang minyak di lautan ketika di Amerika meneteskan minyak di laut saja didenda lima puluh ribu dollar.
Kita kaum muslimin masih berani membuang nasi atau membiarkan uang seratus rupiah tergeletak begitu saja ketika orang-orang China menyimpan uang dengan rapi bahkan walau hanya dua puluh lima rupiah
Kita kaum muslimin masih berani menebang pohon ketika di negara-negara maju justeru konservasi hutan dan lahan pertanian mulai digalakkan
Kita kaum muslimin masih bangga dengan pembangunan perumahan megah yang membabat hutan di Kalimantan ketika di Brazil tanaman kopi justeru digalakkan.

Masya'Allah,....pantas bencana ini demikian gencar di bumi ini;..
Kita mestinya ber-INTEROSPEKSI diri.

" mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita...
Yang s'lalu bangga dengan dosa-dosa

Mungkin alam mulai enggan
Bersahaba dengan kita...."
( Kutipan lagu Ebiet. G. Ade )

Ah...Ebiet lagi!!! Hehehehe...cihuuyy...favoritku...
Ya...Ebiet! Pejuang moral yang berdakwah mengajak orang kepada kebenaran dan kesalehan sosial dengan lagu. Seharusnya semua orang islam seperti dia: saling menasihati, mengajak kepada kebaikan, meluruskan yang salah dan merangkul mereka yang sedang terpuruk memerlukan petunjuk.

Para pembaca yang budiman, adalah sangat buruk sifat acuh tak acuh.... Loe loe gua gua.... Biarin aje.... Terserah... Bukan gua ini kok.... Yang penting gua kagak!... Yang penting gua oke oke aja... Biarin aja mereka begitu... Suka suka....Wong itu haknya... Wong ini duit gua... Badan badan gua... Yang mati gua juga sendiri... Ngapain loe ikut-ikutan?...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun