Malang, 08 Juli 2025 --- Kelompok 4 Pengabdian Kepada Masyarakat Social In Action (PKM SIA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) melaksanakan kegiatan edukasi dan sosialisasi kepada Kelompok Tani Sumberberas Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, terkait pemanfaatan buah jeruk yang gagal panen akibat serangan hama, khususnya lalat buah.
Kegiatan ini dilatar belakangi oleh permasalahan serius yang tengah dihadapi para petani jeruk setempat. Dalam beberapa musim terakhir, banyak buah jeruk mengalami kerusakan dan tidak layak konsumsi karena terinfestasi lalat buah (Bactrocera Dorsalis), yang menyebabkan penurunan signifikan pada hasil panen dan menimbulkan kerugian ekonomi.
Berdasarkan hasil studi dari berbagai artikel dan jurnal ilmiah, limbah jeruk seperti kulit dan buah busuk ternyata memiliki potensi yang sangat baik sebagai bahan baku pupuk organik, terutama jika dicampur dengan pupuk kandang. Secara komposisi nutrisi, kulit jeruk mengandung sekitar 29,24% antioksidan dan 13,37% vitamin C yang mampu memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan tanaman. Kulit jeruk juga mengandung asam organik dan komponen bioaktif yang dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme dalam tanah, sedangkan pupuk kandang memberikan unsur hara dasar yang dibutuhkan oleh tanaman.
Proses dekomposisi dari campuran kulit jeruk dan pupuk kandang menghasilkan pupuk organik yang kaya akan asam humat, fulfat, hormon, dan enzim. Senyawa ini terbentuk melalui penguraian bahan organik oleh mikroorganisme sehingga dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas struktur tanah, daya simpan air, serta efektivitas penyerapan nutrisi oleh tanaman. Oleh karena itu, pemanfaatan buah jeruk rusak sebagai bahan pupuk dinilai lebih unggul dibandingkan penggunaan pupuk kandang tunggal.
Melalui kegiatan ini, Kelompok 4 PKM SIA FEB UB memperkenalkan metode sederhana dalam pembuatan pupuk organik cair kepada masyarakat. Prosesnya melibatkan langkah-langkah sebagai berikut: menyiapkan galon berkapasitas 15 liter (misalnya galon dengan merek Cleo atau Le Minerale), memotong buah jeruk yang tidak terpakai menjadi empat bagian, memasukkannya ke dalam galon hingga setengah bagian, kemudian menambahkan air hingga setengah galon. Setelah itu, ditambahkan 3--5 tutup botol cairan pengolah pupuk, EM4, serta gula sebanyak 200--300 gram. Seluruh bahan kemudian diaduk rata dan ditutup rapat, lalu didiamkan selama 2--3 hari di tempat yang tidak terkena cahaya. Apabila masih tercium bau menyengat, cukup tambahkan kembali 1--2 tutup botol cairan pengolah pupuk EM4.
"Kami ingin mengubah perspektif masyarakat bahwa buah yang gagal panen bukan berarti tidak memiliki nilai guna. Justru bisa dimanfaatkan kembali menjadi pupuk yang bermanfaat bagi siklus pertanian selanjutnya," ujar Panji Trisno, Anggota Kelompok 4 PKM SIA FEB UB.
Kegiatan ini diikuti oleh kelompok tani Sumberberas Desa Sumbersekar, yang menunjukkan antusiasme tinggi selama sesi berlangsung. Penyuluhan disampaikan secara interaktif, disertai praktik langsung pembuatan pupuk di lapangan.
"Pengetahuan seperti ini sangat bermanfaat bagi kami. Selama ini kami hanya membuang buah yang rusak, padahal ternyata bisa digunakan untuk memperbaiki tanah di kebun kami sendiri," tutur Pak Hartono, Ketua Kelompok Tani Desa Sumbersekar.
Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat mengembangkan kemampuan dalam mengelola limbah pertanian secara mandiri dan berkelanjutan. Kelompok 4 PKM SIA FEB UB juga berencana melakukan pendampingan lanjutan agar praktik pembuatan pupuk ini dapat terus dikembangkan dan diterapkan dalam skala yang lebih luas.