Mohon tunggu...
Abdullah Usman
Abdullah Usman Mohon Tunggu... Ilmuwan - sempat fakum, kini aktif kembali

Dosen agribisnis Unram, pengamat prilaku sosial keagamaan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Risau dan Berbagi

5 Januari 2022   21:44 Diperbarui: 5 Januari 2022   21:59 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Risau dan Berbagi 

Media memberitakan bahwa Harga LPG naik, beban masyarakat ekonomi lemah makin berat.  Apakah muncul rasa risau di hati memikirkan nasib masyarakat kecil?  Risaukah hati atas kesulitan orang lain?  Perlukah kita memupuk rasa risau?  

Nabi Musa yang banggakan amalnya yang banyak, setelah ditimbang tidak cukup untuk bayar satu biji mata.  Dia risau dan merenung 'ternyata amal yang saya banggakan selama ini, tidak seberapa dibandiingkan dengan Karunia Ilahi.  Bagaimana nasib umatnya, masyarakat yang amal baiknya biasa saja? 

Didorong oleh rasa risau, Musa bermunajad, agar tubuhnya dibesarkan sedemikian rupa, sehingga pintu neraka tertutup rapat oleh tubuhnya, sehingga tidak ada orang lain yang bisa masuk.  Cukuplah saya saja yang masuk neraka, risaunya. 

Sikap risaunya itu yang menyelamatkannya, sehingga Nabi Musa dimasukkan ke syorga. 

Ada si Fulan yang punya kebaikannya 99 unit.  Dia butuh 1 unit lagi agar bisa masuk syorga.  Dicarinya kesana kemari.  Diminta ke si A yang amalnya 50, tidak dapat.  Mestinya saya yang minta ke kamu, tangkas si A. Diminta ke si B yang amalnya 30, tidak didapatnya juga.  Tanpa putus asa, dia terus mencari.  Ketemulah si X yang amal baiknya Cuma 1.  Si Fulan menceritakan perihal nasibnya, yang belum bisa masuk syorga lantaran amalnya masih kurang 1 unit.

Mendengar paparan si Fulan, tanpa pikir panjang si X bulatkan hati untuk menyerahkan amalnya yang 1 unit itu agar si Fulan masuk syorga.  Toh juga, yang dia lakukan tidak merugikan dirinya, karena  tanpa beripun, si X tetap masuk neraka, karena amalnya hanya satu.

Dengan rasa lega, si Fulan kembali menghadap Allah dengan amalnya yang sudah genap 100 unit.

Wahai Fulan, kamu dapat dari mana amal yang 1 unit itu, tanya Allah. 

Ada si X ya Allah.  Dia punya hanya 1 amal.  Dia pasrah dan yakin kalau dirinya tetap masuk neraka dengan amalnya yang hanya satu itu.  Sekalian saja amal yang hanya 1 unit ini, dia serahkan ke saya, jelas  si Fulan.

Panggil si X, titah Allah.  Kamu tuntun dia, masuk syorga.  Dia memiliki sifat pengasih seperti sifat yang Aku miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun