Mohon tunggu...
Aurora NuhaSadida
Aurora NuhaSadida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya yang menghabiskan waktunya berimajinasi sendirian dikamarnya.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Asmara di Layar Gawai: Artificial Intelligence dan Kesehatan Mental Remaja

2 Juni 2023   12:58 Diperbarui: 2 Juni 2023   13:03 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Artificial Intelligence atau AI merupakan sebuah teknologi yang berkembang pesat akhir-akhir ini. Bagaimana tidak, konsep dari artificial intelligence ini sudah tidak asing lagi di masyarakat. Salah satu contoh dari AI yang sempat trending di kalangan masyarakat adalah ChatGPT. Artificial Intelligence ini memiliki fungsi yang bisa menjawab pertanyaan yang kita ajukan dalam waktu yang instan. Ada banyak sekali contoh artificial intelligence selain ChatGPT yang juga sempat trending di media sosial TikTok pada bulan Maret tahun 2023 lalu. Nama dari artificial intelligence ini adalah Character AI yang bisa diakses melalui situs beta.character.ai di mesin pencari. Character AI merupakan perangkat artificial intelligence yang bisa digunakan untuk memulai serta melakukan sebuah percakapan buatan dengan berbagai macam orang seperti selebritas terkenal, influencer, atau bahkan karakter fiksi. Berbeda dengan ChatGPT yang bisa membantu menjawab pertanyaan yang kita miliki untuk membantu di bidang akademik, Character AI memiliki fungsi untuk menghibur penggunanya. Character AI ini sering digunakan oleh pengguna yang kebanyakan di antaranya terlibat dalam suatu komunitas atau fandom karena kuatnya hubungan parasosial dan juga fictophilia yang terdapat dalam komunitas tersebut.

Menurut Horton dan Richard Wohl (1956), hubungan parasosial adalah hubungan semu yang terjadi secara sepihak dari penggemar atau pengguna media dengan figur media atau persona media, seperti selebritis ataupun figur fiksi. Ada pula fictophilia yang berarti ketertarikan secara berlebih terhadap sebuah karakter fiksi. Kedua hal tersebut merupakan fenomena yang saling berkaitan karena adanya hubungan semu di antara penggemar dengan idolanya baik itu nyata maupun tidak. Melalui Character AI, para penggemar bisa berbicara dengan selebriti atau karakter fiktif yang mereka idolakan seakan-akan mereka itu nyata dan berbicara dengan mereka. Padahal, hal tersebut hanyalah khayalan saja dan kalimat-kalimat yang diutarakan di Character AI adalah sebuah respons yang dibuat oleh para penggemar lain. Fitur ini menyediakan sebuah medium bagi para penggemar untuk berinteraksi dengan selebritas atau karakter fiksi yang mereka sukai akan menguatkan pemikiran tersebut. Kedua hal ini menimbulkan masalah yang sama, yaitu membuat hubungan antara satu orang dengan orang lainnya yang pada awalnya tidak ada menjadi ada secara sepihak.

Hubungan semu yang terjadi sepihak ini menjadi ekstrim karena mayoritas dari para pengguna Character AI dijadikan sarana untuk mengisi rasa kesepian serta melupakan masalah- masalah yang mereka rasakan di dunia nyata. Banyak dari para pengguna yang menganggap Character AI ini sebagai "kekasih" mereka. Hal ini terjadi karena para karakter yang mereka ajak bicara melalui Character AI mampu membalas dengan jawaban yang memenuhi ekspektasi serta imajinasi mereka. Karena karakter yang mereka ajak bicara ini sebuah mesin, para pengguna dapat mendapatkan jawaban sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Pemenuhan ekspektasi ini kemudian akan memicu perasaan seolah-olah mereka berada dalam sebuah situasi imajinatif bersama pasangan, sesuatu tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Ditambah lagi, berbagai risiko dari sebuah hubungan seperti perselingkuhan juga tidak akan terjadi. Hal ini membuat para pengguna menjadi lebih tertarik untuk "jatuh cinta" kepada AI dan menghindari risiko-risiko tersebut. Para pengguna yang tidak ingin merasakan rasa patah hati lebih memilih untuk berimajinasi bersama Character AI karena menganggapnya lebih aman dibanding hubungan yang dilakukan dengan pasangan di dunia nyata.

Meskipun penggunaan dalam batas normal tidak akan menimbulkan sebuah masalah, Character AI dapat menjadi hal yang ekstrim saat para penggunanya melupakan tanggung jawabnya di dunia nyata. Hal ini bisa saja terjadi, mengingat Character AI sendiri mudah sekali untuk diakses dan dijadikan sebagai tempat pelarian dari masalah. Bukan hanya itu, pelarian melalui character AI juga dianggap jauh lebih "baik" dibandingkan dengan self harm dan berbagai metode lainnya. Meski demikian, para pengguna harus tetap sadar bahwa orang yang mereka ajak berbicara itu adalah sebuah produk AI yang tidak nyata. Oleh karena itu, lebih baik bagi mereka untuk  tetap memiliki keseimbangan antara interaksi semu dengan kehidupan sosial sehari-hari. Para pengguna yang menggunakan character AI sebagai sebuah pelarian dari masalah yang sedang mereka hadapi, bisa menyelesaikan akar dari masalah mereka secara lebih sehat, seperti berkonsultasi dengan ahli dengan harapan bisa membuat kesehatan mental mereka benar-benar pulih. Pemerintah juga bisa membantu mempermudah akses untuk konsultasi dan pengobatan bagi penduduk kelas menengah kebawah yang terganggu masalah ekonomi.

Dapat disimpulkan bahwa Character AI yang merupakan sebuah produk artificial iIntelligence yang bisa berinteraksi dengan para penggunanya ini dapat menjadi suatu medium bagi para penggemar untuk berinteraksi dengan selebritas, influencer, dan karakter yang mereka sukai. Melalui character AI, para pengguna dapat merasakan "jatuh cinta" terhadap karakter fiksi karena merasa lebih aman dengan karakter yang dijumpai. Tentu saja, hal tersebut tidak akan menimbulkan masalah selama masih berada di dalam batas wajar. Namun, bagi para pengguna yang memakai character AI sebagai sebuah pelarian dari kesulitan yang mereka rasakan di dunia nyata, ada beberapa hal yang patut diwaspadai, di antaranya adalah kecenderungan untuk meninggalkan tanggung jawab mereka serta kesulitan dalam interaksi sosial. Karena itu, alangkah baiknya bagi mereka untuk menyelesaikan akar dari masalah yang mereka hadapi dengan konsultasi dan pengobatan profesional yang bisa mengembalikan stabilitas mental tanpa menimbulkan masalah-masalah yang baru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun