- Latar Belakang
Kehidupan masyarakat tidak pernah terlepas dari aktivitas ekonomi, karena hampir seluruh kebutuhan manusia dipenuhi melalui proses produksi, distribusi, maupun konsumsi barang dan jasa. Aktivitas ekonomi masyarakat pada suatu wilayah umumnya dipengaruhi oleh kondisi geografis, potensi sumber daya alam, serta budaya kerja yang berkembang. Dengan kata lain, ekonomi lokal mencerminkan bagaimana masyarakat beradaptasi dengan lingkungannya sekaligus menggambarkan tingkat kesejahteraan dan dinamika sosial yang terjadi (Antomi, 2021).
Kelurahan Murung Raya merupakan salah satu kawasan yang memiliki potensi dalam perkembangan ekonomi masyarakat. Masyarakat di kelurahan ini menjalankan berbagai aktivitas ekonomi, mulai dari perdagangan tradisional, usaha jasa, pertanian, hingga kegiatan ekonomi kreatif berskala kecil. Aktivitas tersebut bukan hanya menjadi sarana utama untuk memperoleh penghasilan, tetapi juga berperan dalam memperkuat interaksi sosial antarwarga dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan memahami pola aktivitas ekonomi yang ada, dapat diketahui bagaimana masyarakat mengelola sumber daya, mengatasi tantangan, dan memanfaatkan peluang untuk meningkatkan taraf hidup mereka (Masri, Judijanto, Harefa, & Zalogo, 2025).
Pentingnya melakukan kajian mengenai aktivitas ekonomi masyarakat di Kelurahan Murung Raya terletak pada dua hal. Pertama, secara praktis, hasil kajian dapat memberikan gambaran nyata mengenai kondisi ekonomi masyarakat setempat yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam pembangunan daerah. Kedua, secara akademis, kegiatan ini menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menerapkan teori yang diperoleh di kelas dengan realitas lapangan, sehingga memperkuat pemahaman dan keterampilan dalam melakukan observasi serta analisis sosial ekonomi (Sukendar, 2013).
Oleh karena itu, artikel ini disusun untuk mendeskripsikan aktivitas ekonomi masyarakat di Kelurahan Murung Raya. Dengan penyusunan laporan ini, diharapkan pembaca dapat memahami pentingnya aktivitas ekonomi masyarakat dalam menunjang kehidupan sehari-hari, sekaligus melihat sejauh mana aktivitas tersebut berkontribusi terhadap pembangunan sosial dan ekonomi di wilayah setempat.
- Hasil dan Pembahasan
Hasil melalui kuesioner menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi masyarakat responden masih didominasi oleh usaha berskala kecil dengan karakteristik yang sederhana, seperti berdagang di warung atau mengelola produksi rumah tangga. Kondisi ini mencerminkan realitas umum di banyak daerah, di mana masyarakat lebih mengandalkan sektor informal sebagai penopang utama pendapatan. Usaha yang berbasis rumah tangga ini memang relatif mudah dijalankan karena tidak membutuhkan modal besar dan dapat melibatkan tenaga kerja keluarga, tetapi kelemahannya terletak pada keterbatasan kemampuan untuk berkembang menjadi usaha yang lebih maju.
Faktor modal terbukti menjadi kendala utama, sesuai dengan teori geografi ekonomi yang menyebutkan bahwa akses terhadap modal sangat menentukan skala dan daya saing sebuah usaha. Responden juga menegaskan bahwa tenaga kerja yang terbatas---biasanya hanya dari anggota keluarga---membuat produktivitas usaha sulit ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan konsep "subsisten ekonomi rumah tangga" yang lebih berfungsi untuk mempertahankan kebutuhan sehari-hari ketimbang mengembangkan akumulasi modal. Kondisi ini diperparah dengan keterbatasan akses pasar, yang menyebabkan jangkauan konsumen terbatas hanya pada lingkungan sekitar.
Dari sisi dukungan eksternal, kehadiran pemerintah dalam bentuk pelatihan maupun program pemberdayaan dinilai cukup bermanfaat. Namun, temuan di lapangan memperlihatkan bahwa bantuan tersebut belum merata dan masih bersifat parsial. Hal ini menunjukkan perlunya kebijakan yang lebih terarah agar pelatihan, modal, dan pendampingan usaha dapat menjangkau lebih banyak masyarakat. Jika dukungan ini diperluas, maka usaha kecil masyarakat berpotensi tumbuh menjadi unit ekonomi produktif yang lebih mandiri.
Aspek lain yang menarik adalah pemanfaatan teknologi. Hanya sebagian kecil responden yang mulai menggunakan media sosial atau internet untuk memasarkan produk, sementara sebagian besar masih bertahan dengan cara konvensional. Ini menandakan adanya kesenjangan digital yang cukup nyata. Padahal, menurut teori perkembangan ekonomi modern, adopsi teknologi dapat membuka akses pasar yang lebih luas, menekan biaya distribusi, dan meningkatkan daya saing. Oleh karena itu, peningkatan literasi digital masyarakat menjadi kebutuhan mendesak agar usaha kecil dapat beradaptasi dengan dinamika ekonomi saat ini.
Dari keseluruhan hasil kuesioner, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki keinginan untuk mengembangkan usaha di masa depan. Keinginan ini menunjukkan adanya potensi besar yang sebenarnya bisa digerakkan, namun masih terbentur pada keterbatasan sumber daya. Jika potensi ini tidak didukung, maka usaha masyarakat hanya akan stagnan pada level ekonomi subsisten. Sebaliknya, jika dukungan diberikan dalam bentuk pelatihan berkelanjutan, fasilitasi pemasaran, bantuan modal, serta dorongan penggunaan teknologi, maka usaha kecil ini dapat berkembang menjadi bagian penting dari perekonomian lokal bahkan regional.
- Hasil Dokumentasi
1. Bapak Jani (68 Tahun)