Mohon tunggu...
Antonius Manan
Antonius Manan Mohon Tunggu... Guru - Penulis, Guru Penggerak, Ketua Lembaga Adat wilayah Pakala Tana Toraja, Pemerhati Sosial Budaya.

Jadikan setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gen para Dewa, Menelusuri Jejak Genetik Suku Toraja dari Langit

31 Maret 2024   21:16 Diperbarui: 31 Maret 2024   21:31 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.detik.com/sulsel/budaya/d-6512516/15-ukiran-toraja-penuh-makna-serta-artinya

Ukiran Pa'doti Langi'

Halo sangsiuluran solanasang, umbanakua kareba ? Mengawali penulisan ini, saya berterima kasih kepada Pemred Kompasiana yang sudah menerima saya untuk bisa bergabung dalam komunitas penulisan ini yang merupakan impianku dari awal dan akhirnya..... Salam hormat saya Anton dari Tana Toraja.

Pernahkah pembaca yang budiman menonton film Hercules yang menggambarkan kehidupan para dewa yang mengambil posisi dalam kehidupan manusia baik sebagai pahlawan, penguasa, pejabat, masyarakat biasa hingga berposisi sebagai gelandangan dalam kasta yang paling rendah seperti yang diperankan oleh Ken Arok atau Sri Rangah Rajasa Sang Amurwabhumi yang  merupakan raja pertama sekaligus pendiri kerajaan Singosari. Lengkap diceritakan dalam kitab kuno Pararaton bahwa ia adalah titisan dewa Brahma yang diutus untuk menata kehidupan khususnya di Jawa kala itu yang porak poranda akibat ambisi dan keserakahan manusia.

 Back to Toraja yang oleh para pujangga dikiaskan sebagai kepingan surga, tanah yang diturunkan dari dunia kahyangan, ah indah sekali rupanya. Namun benarkah seperti yang diceritakan selama ini tentang asal muasal penduduk pertama suku Toraja berasal dari dunia atas alias alam kahyangan, surga dan sederet istilah lain yang mengimajinasikan alam para Dewa yang sementara memerintah dulu sekarang hingga keabadian ? Apakah hal ini berarti orang Toraja secara genealogi tercipta sendiri pada suatu masa dan dimensi waktu yang berbeda dengan penciptaan manusia pertama Adam dan Hawa dalam kitab agama Samawi ? Ataukah sudah ada manusia lain selain tokoh Adam diciptakan ? Sebagai manusia asli Toraja saya sangat bangga dengan penjelasan yang saya terima selama ini dari para penutur kisah, saya sudah terlanjur memiliki kebanggan sebagai turunan dewa minimal memiliki gen dewa, it's wonderful.

Cogito Ergo Sum,, demikian kutipan dari Descartes sang FIlsuf terkenal dari Perancis yang artinya  aku berpikir maka aku ada, kutipan ini menghentakkan saya pada kenyataan empirisme bahwa saya masih hidup dalam dunia realita yang diatur oleh hukum kekekalan energi dan berpijak pada rasionalitas berpikir. Baiklah saya mencoba memutar jarum jam ke masa Toraja purba. Ayo kita mulai....Kehidupan diawali disebuah tempat yang bernama langit, jauh dari hiruk pikuk manusia dan segala dinamikanya yang memang belum eksis pada saat itu. Pada waktu itu Tuhan menciptakan leluhur semua makhluk hidup termasuk manusia di sebuah alat yang bernama Sauan Sibarrung (alat yang biasa digunakan para empu pembuat pedang, parang, tombak dan perkakas besi lainnnya). Maka terciptalah Pong Mula Tau di langit dan masih dilangit salahsatu keturunan Pong Mula Tau yaitu Buralangi' yang turun dari langit ke bumi yang selanjutnya menjadi leluhur orang Toraja hingga kini. Pada periode selanjutnya dalam sejarah maka turunlah juga Avatar ke bumi yaitu Tomanurun dilangi' yaitu Puang Tamboro Langi'.


Marilah kita menggunakan hikmat dalam menyingkapi misteri kehidupan terlebih dunia metafisika dengan menggunakan pendekatan rohani bahwa pada hakekatnya dunia terbagi atas dua dimensi yaitu nyata dan gaib dan keduanya tak terpisahkan seperti dua sisi mata uang logam yang oleh hampir semua kitab suci mengaminkan bahwa dunia Maya lebih duluan diciptakan bersama dengan penghuninya kemudian menyusul dunia nyata beserta masyarakatnya. Diluar "cocoklogi" Pada kisah penciptaan versi Aluk Todolo (agama leluhur orang Toraja yang saat ini disebut Hindu alukta atau parandangan) manusia menempati posisi makhluk yang mulia dimana manusia ditempa dari emas murni.
Selanjutnya manusia diberi tanggung jawab untuk mengelola alam dan menjaga harmonisasi lingkungan dimanusia tinggal namun tak kalah pentingnya bahwa manusia dibekali sifat memimpin dengan karakter dan syarat kepemimpinan yang jelas yaitu berpedoman pada Tallu bakaa (Tiga bakul) yang bermakna manarang (pintar) sugi' ( Kaya) barani (Berani) Serta aturan atau sanksi yang ketat jika terjadi pelanggaran terhadap tugas yang diemban. Hal ini jelas tertuang dalam pedoman hidup orang Toraja atau tradisi sakral aluk sanda Pitu dan aluk sanda saratu', Lalu bagaimana keterkaitan antara ukiran Pa'doti langi' dengan genealogi suku Toraja dari kahyangan ? Pertama Tama kita mengartikan ukiran Pa'doti langi' yang mana ukiran ini bermakna leluhur orang Toraja berasal dari Langit, ukiran ini dipakai pada rumah tongkonan juga pada pembungkus mayat untuk kalangan bangsawan Toraja.
Sehingga terdapat kepercayaan orang Toraja bahwa leluhur mereka berasal dari dunia atas yang jika di transliterasikan dalam bahasa sastra Toraja mereka ini disebut Tomanurun di Langi', Tolosson ri bintoen. Terdapat nilai karakter yang menyertai makna kiasan dalam ungkapan tersebut yaitu seorang pemimpin yang berwibawa dan di dengarkan masyarakatnya karena terdapat sifat yang lebih daripada orang sejamannya, perkataannya mengandung magis dan pantang untuk dibantah, kehadirannya menjadi problem solving dari keadaan yang terjadi saat itu. Ia diangkat pemimpin secara sukarela oleh masyarakat dan dapat mengayomi rakyatnya. Kemampuan supranatural yang dimiliki para tomanurun di Langi' adalah tidak dapat dicernah dengan pendekatan rasional. Itulah kepercayaan asli suku Toraja yang hingga kini tetap terpelihara dan dilestarikan sebagai bentuk kearifan lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun