Bayangkan seorang siswa kelas tiga SD yang matanya berbinar melihat seekor kupu-kupu "keluar" dari kepompong di depan matanya. Bukan di alam, melainkan dalam sebuah diorama tiga dimensi buatan tangan. Itulah momen ajaib ketika sains benar-benar bisa disentuh.
Karya sederhana namun bermakna ini diberi nama "Papilio Metamorphosis", sebuah media pembelajaran diorama metamorfosis kupu-kupu yang dirancang untuk membantu siswa memahami proses perubahan hidup hewan tersebut --- dari telur, larva, pupa, hingga menjadi kupu-kupu dewasa.
Diorama ini dibuat oleh Aura Febri Az Zahra Saparuddin dan telah diakui serta digunakan di SD Negeri 1 Sawangan, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, di bawah kepemimpinan Ibu Mamiek Sukapti, S.Pd.SD.
Dari Ide Hingga Inovasi
Inspirasi pembuatan diorama ini muncul dari kebutuhan sederhana: bagaimana membuat pelajaran IPA terasa nyata dan menyenangkan bagi anak-anak sekolah dasar. Buku teks memang menjelaskan metamorfosis, tetapi bagi siswa kelas rendah, membayangkan perubahan biologis yang abstrak itu tidak mudah.
Dari sinilah muncul gagasan menghadirkan alat bantu belajar visual dan interaktif. Diorama dibuat dengan warna cerah, karakter kupu-kupu lucu, serta label tulisan yang membantu siswa mengenali setiap tahap metamorfosis. Bahkan, bentuknya dibuat timbul agar siswa bisa menyentuh dan mengamati langsung bagian-bagian yang berubah.
Ketika Sains Menjadi Pengalaman
Hasilnya luar biasa. Saat diorama digunakan di kelas, siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran. Mereka berdiskusi, menunjuk tahap-tahap perubahan kupu-kupu, dan mulai berani menjelaskan prosesnya dengan kata-kata mereka sendiri.
"Semoga dengan adanya media ini bisa membantu siswa memahami konsep pembelajaran metamorfosis kupu-kupu," ungkap Ibu Mamiek Sukapti dalam Surat Pengakuan Karya tertanggal 4 Oktober 2025.
Ia juga menegaskan bahwa media ini akan terus diterapkan di sekolah karena terbukti mempermudah pemahaman siswa terhadap materi IPA.
Belajar Lewat Imajinasi dan Sentuhan
Lebih dari sekadar tugas kuliah atau produk teknologi tepat guna, karya ini menunjukkan bagaimana pendidikan bisa berpadu dengan kreativitas. Diorama kupu-kupu ini bukan hanya alat peraga, tapi juga jembatan antara imajinasi anak dengan konsep ilmiah.