Mohon tunggu...
aulya rachmah putri
aulya rachmah putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Memiliki minat pada bidang sosial serta segala sesuatu yang berhubungan dengan perempuan, self love, dan kesehatan mental.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ekonomi Eropa Kian Redup, 2023 Terancam Resesi?

8 Oktober 2022   08:32 Diperbarui: 8 Oktober 2022   08:45 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: pasardana.id

Beberapa negara di kawasan Eropa saat ini diketahui sedang terancam akan mengalami krisis energi. Ketatnya persaingan pasar minyak dunia mengakibatkan stok bahan bakar pada musim panas tahun ini menipis. Bahkan, krisis ini dapat dikatakan lebih besar daripada krisis minyak yang terjadi pada tahun 1970-an.

Krisis ini merupakan dampak dari sanksi yang dijatuhkan terhadap rusia dikarenakan serangan yang dilakukannya ke Ukraina. Dampak ini tidak hanya dirasakan oleh negara-negara di kawasan Eropa, melainkan juga seluruh negara di dunia. Stok yang menipis, mengakibatkan harga bahan energi mengalami eskalasi sehingga dikhawatirkan akan memunculkan krisis yang lain yakni ekonomi.

Sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia merupakan pembatasan minyak sebesar 90%  yang diberikan Rusia kepada Negara-negara kawasan Eropa. Kekhawatiran bertambah saat Rusia memutuskan untuk menutup pipa sepenuhnya tanpa adanya musyawaraha taupun pemebritahuan. Akibat hal ini, Eropa kemudian masuk ke dalam krisis energi dan menetapkan harga gas yang meroket ke rekor paling tinggi.

Jerman yang merupakan salah satu jantung perekonomian kawasan Eropa pun mengalami krisis ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina. Melonjaknya harga energi, hambatan pada pasokan, ditambah dengan pandemi, membuat Jerman beresiko mengalami kontraksi ekonomi.

Pada awal bulan Agustus, IMF menyatakan bahwa ekonomi Jerman hanya tumbuh 1,2%, Italia 3%, Spanyol 4%, dan Prancis 2,3%. Negara-negara ini yang kemudian diperkirakan akan mengalami pelemahan ekonomi di kawasan Eropa. Namun, Jerman adalah negara yang akan paling terlihat dikarenakan ketergantungannya terhadap energi asal Rusia yang kini malah dibatasi.

Rusia yang memotong aliran gas alam Eropa sepenuhnya yang sebelumnya melimpah ruah dan digunakan untuk menjalankan pergerakan ekonomi Eropa mulai dari pabrik hingga pembangkit listrik, memungkinkan kekhawatiran ekonomi ini akan terus berlangsung.

Hal-hal yang menyebabkan Eropa mengalami krisis energi ini kemudian mendorong para pemimpin negara kawasan Eropa untuk bertindak dengan memangkas total pengiriman gas. Mereka juga menduga bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, memanfaatkan energi ini guna pengaruh politik terhadap negara Barat atas perang yang terjadi di Ukraina.

Meroketnya inflasi yang difaktori oleh naiknya harga gas alam yang kemudian  menekan daya beli masyarakat dan membuat beban besar bagi bisnis. Perusahaaan-perusahaan yang membutuhkan daya energi tinggi seperti perusahaan pakan pun mengkhawatirkan bisnisnya akan bertahan atau tidak akibat tingginya biaya produksi.

Pada awal Oktober 2022, tercatat bahwa nilai tukar mata uang euro anjlok dibawah dollar Amerika Serikat menjadi USD 0,98 per 1 euro atau sekitar Rp. 14.997. kepercayaan investor yang sudah menurun akibat berbagai masalah perekonomian di Eropa membuat Eropa terancam mengalami resesi global.

Menurut pernyataan Analis Economist Intelligence Unit (EIU) dari The Guardian, bahwa Eropa diperkirakan akan mengalami resesi dalam waktu dekat, tepatnya pada musim dingin tahun 2022-2023. Hal ini dampak dari kurangnya pasokan energi serta inflasi ekonomi yang terus menerus mengalami eskalasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun