Bagi sebagian orang, dapat membeli apa yang diinginkan merupakan sebuah impian. Dan benar saja, ketika semua kemudahan dan kemewahan tersebut mendatangi diriku dengan cara yang tidak masuk akal, rasanya seperti terlahir kembali dalam versi anak sultan. Â
Meskipun tidak tinggal di kota besar, kehidupan ku tidak bisa dibilang mudah. Ibuku hanya bekerja sebagai wanita kurir di sebuah perusahaan jasa pengiriman barang yang saat ini sedang dibanjiri banyak pesanan karena orang-orang dipaksa untuk di rumah saja, dan pada akhirnya memilih jalur aman dengan berbelanja online.Â
Bapak ku membuka toko tanaman hias di depan jalan kampung yang sungguh sangat tidak strategis. Mungkin hal tersebut yang pada akhirnya membuat usaha bapak sepi pembeli dan tidak kunjung berkembang.
Keadaan ekonomi keluargaku dapat dikatakan cukup menyedihkan, hidup dengan lima orang anak yang seluruhnya masih tinggal dalam satu atap, ditambah lagi seluruhnya pengangguran, membuat beban keluarga sepenuhnya ditanggung oleh kedua orang tuaku. Semakin dewasa rasa-rasanya beban hidup dan permasalahan semakin betah menghinggapi hidupku. Sempat aku berpikir untuk meninggalkan rumah, namun ku urungkan karena tidak tahu harus kabur dan menetap ke mana.
Aku merupakan salah satu K-popers Indonesia dengan Kim seo-jin sebagai bias ku. Namaku cukup dikenal karena tergabung dalam fandom BTS di daerah ku. Aku belum mempunyai banyak barang-barang koleksi dan masih terus mengumpulkannya dengan susah payah lantaran kedua orang tuaku yang terlalu sering menolak ketika aku meminta modal untuk membeli barang-barang incaran ku. Tidak jarang terjadi perdebatan antara aku dan kedua orang tuaku ketika aku memaksa mereka untuk memenuhi keinginanku.
Dan disinilah aku, berdiri di depan barang-barang branded khusus BTS yang tidak sanggup kubeli lantaran terlalu mahal. Sudah beberapa kali aku dan mamber fandom BTS yang lain berkunjung ke toko ini. Namun bedanya, mereka membeli sebagai koleksi sedangkan aku hanya melihat dan mengagumi. Andai saja kedua orang tuaku adalah pasangan suami istri pemilik perusahaan besar dan sukses, pasti semua barang BTS yang ada di dunia ini sudah menjadi milikku. Andai saja aku terlahir sebagai anak orang kaya.
Aku menyingkir dari kerumunan para fandom dengan perasaan insecure yang  sudah muncul sejak berada di depan pintu masuk toko. Kedua kakiku membawa ku menyusuri sudut-sudut toko dengan mata yang tidak berhenti mengagumi setiap barang yang ada di sana. Hingga langkahku terhenti di depan sebuah kotak kayu berkilau berwarna silver mirip kotak bekal yang biasa Ibu berikan setiap aku pergi sekolah. Di bagian atasnya terukir jelas tulisan BTS dengan warna keemasan dan taburan glitter. Rasa penasara seketika menghinggapi diriku, memaksaku untuk menyentuhnya. Kutoleh kanan kiri, aman. Tidak ada satupun manusia berkeliaran di dekat tempatku berdiri. Akhirnya dengan perasaan tidak karuan, kusentuh kotak kayu tersebut dan berusaha membukannya.
Tutupnya keras, gagal kubuka. Tidak kehilangan akal aku berusaha membuka dengan berbagai macam cara. Hingga tanpa sengaja, kecerobohan membuat kepalaku terbentur pinggiran etalase kaca. Aku merasakan darah segar mengalir dari sela-sela rambutku. Pandanganku kabur, lemas. Hal terakhir yang bisa kuingat, seseorang berteriak memanggili namaku disusul banyak suara yang menjerit dan seketika semuanya gelap.
                                                                   ****
Minggu lalu aku baru saja kembali setelah satu bulan berada di Korea Selatan bersama Ayah. Beliau mengurus bisnis properti bersama rekan-rekannya, sedangkan aku menyusuri indahnya kota-kota di negara itu ditemani asisten pribadi Ayah. Oh iya, kebetulan sekali ketika aku berkunjung ke sana, BTS sedang menggelar konser yang diadakan di olympic stadium, Korea Selatan.Â
Yang paling membuatku senang, kesuksesan Ayah membuatku begitu mudah mendapatkan tempat VIP dan kesempatan bertemu langsung dengan mamber BTS. Tidak hanya sampai di situ, aku juga memborong banyak pernak-pernik BTS dengan harga yang tidak bisa dibilang murah. Sekarang kamar pribadi ku dipenuhi koleksi barang-barang yang dulu hanya mampu ku tatap lewat layar gawai. Jadi begini rasanya menjadi anak seorang pengusaha kaya yang bergelimang banyak harta?.