Mohon tunggu...
A.RN
A.RN Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Deklarasi Balfour, Yerusalem, dan Harapan Selama 2000 Tahun

7 November 2017   19:51 Diperbarui: 20 September 2019   05:22 4040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isi Deklarasi Balfour. Sumber: Tirto.id

- - - - - - -

Israel mengklaim bahwa kemenangannya mengambil kontrol Yerusalem atas perang enam hari memiliki arti bahwa Yerusalem merupakan kota yang satu dan tidak dapat terbagi. 

Di sisi lain, sampai saat ini Palestina terus mengupayakan untuk "meminta bagian" kota tersebut di sebelah Timur yang didominasi oleh warga Arab Palestina itu sendiri.

Meski begitu, Israel justru memberi perhatian pembangunan di Yerusalem Timur dengan memberi pasokan listrik, sanitasi, kebutuhan pangan, dan membangun jalan agar tidak timpang dengan keadaan Yerusalem Barat yang sudah berkembang pesat serta berkontrol penuh atas keamanan di wilayah itu.

Israel juga membangun pemukiman Yahudi yang membuat Palestina sudah tidak punya alasan untuk mengklaim Yerusalem Timur sebagai wilayah mereka. 

Bagi Israel, memberikan hak dan kuasa kepada Palestina atas Yerusalem sama saja dengan mengkhianati sebuah harapan sebagaimana yang mereka lantunkan dalam lagu kebangsaan.


Yerusalem Barat, Israel. Sumber foto: instagram @jerusalem_of_the_day
Yerusalem Barat, Israel. Sumber foto: instagram @jerusalem_of_the_day
Sampai saat ini, harapan itu masih ada. Sebuah harapan untuk membina kembali kiblat mereka agar dapat beribadah secara afdol sesuai dengan hukum Perjanjian Lama. 

Yang artinya akan tetap ada konflik untuk mendapatkan itu. Selama masih ada harapan, saat itulah masih ada konflik di Yerusalem. Entah seperti apa jadinya nanti, yang pasti kedua belah pihak mengharapkan perdamaian dan keadilan menurut versi masing-masing.

Sumber inspirasi penulisan: 1 | 2 | 3 | 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun