Dave selaku suami Sarah merasa depresi dan sedih mengingat istri tercintanya akan mati dengan waktu yang sedikit, untuk itu Dave dan Carly selama sisa waktu yang ada selalu membuat Sarah bahagia. Momen inilah yang sering di lakukan salah keluarga didunia yang akan ditinggalkan seseorang yang dicintainya, jujur pada scene ini saya selaku penulis menangis tersedu-sedu karena merasakan kesedihan yang dialami Dave dan anaknya Carly mengingat sosok orang yang sering mewarnai rumah singkat waktu akan menghilang.
Berbagai kegiatan menyenangkan dilakukan oleh keluarga kecil itu bahkan mengundang adiknya Sarah untuk mendandani nya karena hari itu adalah ulang tahun pernikahan Sarah dan Dave. Momen indah inilah yang akan di ingat Dave agar tidak merasa istrinya akan meninggalkannya, seluruh orang yang pernah mengalami ini juga merasakn hal yang sama seperti Dave berpura-pura tidak tahu ketika seseorang yang dicintainya akan meninggal. Singkat cerita Sarah sudah berada di atas genteng rumah, yang mana Dave dan Carly dapat mengunjunginya menggunakan mesin besar dan tinggi. Pada scene ini Dave memberikan tas berukuran besar dan berat dan Carly memberikan perekam musik untuk ibunya agar tidak merasakan bosan di atas sana. Mereka berpelukan untuk yang terakhir kali. Ini mengartikan bahwa Sarah telah meninggal dunia dengan diperlihatkan Sarah yang semakin naik ke atas hingga ke luar dunia sana.
 Kemudian selang setelah kematian Sarah diperlihatkan Dave yang memasak untuk anaknya tetapi Carly tidak suka masakannya karena dirasa tidak enak dan tidak sama seperti buatan ibunya.Â
Dave kemudian menutupi kesedihannya dan meminta maaf kepada anaknya dengan membuat janji lain kali ia akan memasak dengan enak. Scene ini menunjukan kehilangan Sarah membuat rumah menjadi sunyi dan gelap, menyisakan kerinduan yang sulit diungkapkan. Tidak ada lagi masakan yang enak yang sudah tersedia di meja makan, dan omelannya yang membuat rumah menjadi menyenangkan. Bahkan rumah yang dulunya bersinar sekarang menjadi gelap dan sudah tak terawat, piring-piring kotor berserakan kemana-mana, ayah dan anak hanya membuat roti panggang dan kacang rebus setiap hari nya, tak ada lagi menu-menu variasi yang dibuat seorang Ibu dengan kasih sayang yang membuat makanan terasa makin nikmat.Â
Semua kenikmatan itu hilang karena tidak adanya seorang Ibu. Seakan sekarang hanya mimpi indah yang pernah ada, mimpi yang jika bisa dikendalikan lebih memilih untuk terjebak dalam mimpi indah tersebut. Sosok ibu yang cerewet namun tidak ada suaranya membuat hati rindu, tidak ada Ibu di rumah dalam waktu yang lama membuat dunia tak lagi dapat dilihat keindahannya.
Pesan yang disampaikan dalam film ini tidak hanya menggugah emosi, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya kehadiran dan kebersamaan dalam setiap langkah kehidupan. Dari adegan yang menguras air mata hingga momen kebersamaan yang penuh makna, "The Karman Line" bukan sekadar film, tetapi kisah yang merangkai emosi penonton, mengingatkan akan kekuatan cinta dalam menghadapi situasi sulit. Sekian apabila ada kekurangan dalam menulis review film ini mohon di maafkan, dan terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H