Mohon tunggu...
aulivia
aulivia Mohon Tunggu... Mahasiswi Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa dari universitas airlangga, saya berkuliah 100% menggunakan biaya dari beasiswa yaitu yang berasal dari beasiswa LPDP/BPI. Semasa saya bersekolah saya merupakan salah satu siswa yang cukup aktif dan harapan saya keaktifan tersebut terus berkembang diperkuliahan juga nantinya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

BIOGRAFI-Ahmad Soebardjo

8 September 2025   06:55 Diperbarui: 8 September 2025   12:01 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Ahmad Soebardjo (sumber: https://share.google/images/oEyIn2ujgSKz5iRB8)

          Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo adalah salah satu tokoh nasional yang sangat penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Ia bukan hanya seorang diplomat ulung, tetapi juga pejuang dan perumus dasar negara yang penuh kebijaksanaan. Achmad Soebardjo lahir pada tanggal 23 Maret 1896 di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat. Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dalam keluarga yang memiliki latar belakang bangsawan Aceh dari pihak ayah dan keturunan Jawa-Bugis dari pihak ibu. Pendidikan Achmad Soebardjo terbilang tinggi untuk zamannya; ia mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School, kemudian Hogere Burger School, dan menuntaskan pendidikan tingginya di Universitas Leiden, Belanda, di mana ia meraih gelar Meester in de Rechten (setara sarjana hukum). Selama di Belanda, ia aktif dalam pergerakan pelajar dan pergaulan nasionalis, bertemu dengan tokoh-tokoh penting seperti Mohammad Hatta dan Tan Malaka serta terlibat dalam organisasi Perhimpunan Indonesia (Indische Vereeniging). Selama masa studinya di Belanda, Achmad Soebardjo semakin menekuni perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui berbagai forum internasional. Ia ikut serta dalam Kongres Anti-Imperialisme yang diselenggarakan di Brussel pada tahun 1927 di mana ia memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia di arena global. Hal ini menunjukkan bahwa langkah diplomasi menjadi salah satu kekuatan utama yang dimiliki Soebardjo dalam membela tanah airnya dari penjajahan.

Kiprahnya semakin penting ketika menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada masa itu, Jepang masih menguasai Indonesia dan sempat membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) sebagai langkah persiapan kemerdekaan. Achmad Soebardjo termasuk anggota BPUPKI yang bertugas merumuskan dasar negara. Dalam proses itu, muncul konflik terutama perbedaan pendapat tentang peran agama dalam negara yang hampir memecah belah anggota. Untuk mengatasi potensi perpecahan tersebut, dibuatlah Panitia Sembilan pada Juni 1945, yang bertujuan merumuskan naskah dasar negara yang bisa diterima semua pihak. Achmad Soebardjo menjadi salah satu anggota penting Panitia Sembilan bersama tokoh-tokoh seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Wahid Hasyim, dan lainnya. Dalam Panitia ini, kemampuan diplomasi dan karakter Soebardjo yang tenang serta bijak sangat menonjol. Ia berperan aktif dalam merumuskan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter yang menjadi kompromi antara pandangan nasionalis dan Islam terkait dasar negara. Piagam itu memuat lima sila dasar yang kemudian menjadi dasar Pancasila bangsa Indonesia. Kompromi yang dihasilkan oleh Panitia Sembilan ini menjadi fondasi utama dalam membangun negara Indonesia yang plural dan bersatu.

Peran penting lainnya dari Achmad Soebardjo adalah dalam peristiwa menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta diculik oleh golongan pemuda ke Rengasdengklok agar tidak dipengaruhi oleh Jepang yang masih ada di Indonesia. Achmad Soebardjo dipercaya untuk menjemput keduanya kembali ke Jakarta dan meyakinkan para pemuda bahwa kemerdekaan Indonesia akan segera diproklamasikan dengan tepat waktu. Ia bahkan memberikan jaminan taruhan nyawa bahwa proklamasi akan berlangsung pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah Soekarno dan Hatta kembali, mereka bersama Achmad Soebardjo menyusun teks proklamasi di rumah Laksamana Muda Maeda. Teks yang disusun oleh ketiganya ini kemudian diketik dan dibacakan oleh Soekarno keesokan harinya sebagai deklarasi kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, Achmad Soebardjo diangkat menjadi Menteri Luar Negeri pertama Republik Indonesia pada kabinet presidensial yang dipimpin oleh Soekarno. Dalam jabatannya ini, ia berperan aktif memperjuangkan pengakuan kemerdekaan Indonesia di tingkat internasional. Kepiawaiannya dalam diplomasi membantunya membangun hubungan luar negeri Indonesia yang kokoh demi mendukung kedaulatan negara muda ini. Meski masa jabatannya sebagai Menteri Luar Negeri pertama ini tidak lama, pada tahun 1951-1952 Soebardjo kembali menjabat di posisi yang sama. Pada tahun-tahun berikutnya, ia juga menjadi Duta Besar Indonesia di Swiss dan terus berkontribusi dalam dunia diplomasi dan pendidikan, termasuk sebagai profesor dalam bidang sejarah perlembagaan dan diplomasi di Fakultas Kesusastraan Universitas Indonesia. Kepribadian Achmad Soebardjo mencerminkan sosok pemimpin yang teguh, diplomatis, dan penuh kebijaksanaan. Ia tidak hanya dikenal karena intellect dan latar belakang pendidikan hukumnya yang mumpuni, tetapi juga karena kemampuan meredakan konflik dan membangun konsensus demi kepentingan bersama bangsa. Sebagai anggota Panitia Sembilan, Soebardjo memainkan peran kunci dalam memenangkan kesepakatan rumusan dasar negara yang harmonis dan mampu menghimpun seluruh elemen bangsa.

          Achmad Soebardjo meninggal dunia pada tanggal 15 Desember 1978 di Jakarta pada usia 82 tahun. Setelah wafat, pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional sebagai penghormatan atas jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun