Mohon tunggu...
Aulia Zahra
Aulia Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Manajemen UIN MALIKI MALANG

Fashionable, berwawasan, terpenting mandiri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ilmu Sebuah Pengalaman

23 April 2021   02:08 Diperbarui: 23 April 2021   02:22 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo teman-teman semuanya.

Bagaimana nih kabarnya? Tentu sehat-sehat ya. Jagalah kesehatan, jangan lupa untuk selalu berpikir positif, dan bersyukur atas nikmat apapun yang kamu rasakan saat ini. Oh ya.. jangan lupa pratekkan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) di kehidupan sehari-hari.

Kehidupan memang tidak ada yang tahu. Setiap kejadian, peristiwa yang datang hilir berganti membuat kita tidak menyadari betapa banyak yang kita lewati hingga saat ini. Peristiwa yang datang tak jarang untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Tak hanya nilai-nilai kehidupan, masalah, keberkahan hidup, rejeki semua itu datang untuk mengajarkan kepada kita semua untuk lebih dewasa dari hari ke hari. Kejadian tersebut biasa kita sebut sebagai pengalaman.

Teman-teman semua siapa si disini yang tidak mempunyai pengalaman. Pengalaman selalu mengajarkan dan menyadarkan kita dalam kehidupan. Orang bijak berkata, bahwa pengalaman adalah guru yang baik. Guru identik dengan sosok yang mengajarkan kita mengenai ilmu agar kita mempunyai wawasan dan pengetahuan. Begitu pula dengan pengalaman, pengalaman identik dengan kejadian yang terjadi dikehidupan setiap manusia yang mengajarkan untuk selalu bersyukur dan selalu memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi.

Saya sendiri merupakan individu yang sangat menghargai setiap pengalaman yang terjadi di kehidupan saya. Baik pengalaman yang baik maupun pengalaman yang buruk. Menurut saya pengalaman bukan hanya semata menjadi kenangan, tetapi juga menjadi pembelajaran yang sangat berarti untuk membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik memasuki kehidupan yang akan datang. Saya yakin teman-teman pembaca memiliki ribuan pengalaman yang unik dan berharga. Berharga baik bagi diri sendiri maupun orang sekitarnya.

Di sini saya akan sedikit share mengenai pengalaman hidup dan sedikit pesan yang bisa teman-teman ambil hikmahnya. Salah satu pengalaman saya yang sangat berharga yaitu sering berpindah provinsi mengikuti orang tua mutasi kerja. 

Berkat hal itu, saya mempunyai keberkahan memiliki banyak kenalan dari daerah yang berbeda. Kalau saya mengingat kembali, tak disangka saya sudah menginjakkan kaki dari provinsi sabang hingga merauke. Tetapi, pengalaman yang saya tidak bisa lupakan adalah tinggal di Provinsi Papua, tepatnya Sorong, Papua Barat. Salah satu wilayah dengan pemandangan sunset yang sangat indah mengelilingi seluruh wilayah Sorong.

Masyarakat umum pasti berpikir atau mungkin teman-teman pembaca pasti ada terbesit pemikiran bahwa Papua itu mengerikan. Masyarakat Papua yang masyarakat ketahui hanyalah mereka identik dengan orang-orang yang seram, keras dan lain sebagainya. Hal-hal buruk menjadi identik pemikiran masyarakat yang hanya melihat dari luarnya saja, tetapi faktanya itu semua sama sekali tidak benar. 

Saya pun tidak bisa memaksakan pemikiran orang lain, setiap orang bebas dengan pemikiran dan menyuarakan suara mereka. Tetapi kembali lagi teman-teman, jangan selalu cepat menilai sesuatu hal, apapun itu dari luarnya. Apalagi kita hanya mendengar dari perkataan orang lain dan kita sendiri tidak mengerti dan tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Jujur kehidupan di Papua adalah kehidupan yang sangat sangat saya rindukan. Kenyataannya disana sangatlah aman, nyaman dan juga asri. Saya sudah tinggal di Sorong selama 5 tahun lebih  lamanya. Saya bersekolah SMP hingga SMA kelas 2 di Sorong. Saya pun tidak menduga bahwa saya akan sekolah di Papua.

Pengalaman saya banyak sekali disana. Hal-hal baru yang saya ketahui dan pelajari, mengenal teman-teman dari berbagai daerah Indonesia Timur, menikmati sunset setiap sorenya, mengunjungi setiap pantai yang bersih, indah, sejuk setiap sabtu minggu bersama teman-teman, dan lain sebagainya. Pengalaman baik memang terasa menyenangkan jika diingat kembali, tetapi pengalaman buruk bisa memberikan goresan yang sangat mendalam bagi kehidupan.

Banyak sekali yang bisa saya pelajari ketika tinggal di Sorong. Tinggal di Sorong memanglah pengalaman yang tak dapat tergantikan, apalagi diisi dengan kenangan-kenangan manis pahit akan membuat siapapun merasa ingin kembali.

Ada hal yang saya pelajari dan tentu sampai sekarang sangat merubah pribadi saya. Saya mempelajari dari masyarakat Papua bahwa sifat ramah dan sopan harus tetap dimiliki oleh setiap orang. Sifat dan karakter yang mereka punyai, membuat saya terkadang malu akan pribadi yang saya miliki. Hal yang sangat saya kagumi dari mereka adalah mereka sangatlah baik kepada siapapun, tidak memandang ras ataupun suku, tidak memandang warna kulit, mereka sangat ramah terhadap setiap orang. Mungkin para pembaca tidak mempercayainya, tetapi sekali lagi itulah kenyataanya.

Terkadang saya merasa malu, terhadap masyarakat wilayah jawa yang masih saja memandang mereka sebelah mata. Seperti peristiwa pada tahun 2019, dimana kala itu sekelompok mahasiswa Papua yang berada di Jawa Timur dikatai dengan sebutan yang tak lazim. Padahal kita semua sama, tidak ada yang membedakan. 

Mahasiswa Papua di Jawa Timur merasa risih,tidak aman dengan sebutan yang dilontarkan masyarakat Jawa Timur. Hal itu membuat saya merasa sangat sedih. Kenyataannya teman-teman semua, saya sebagai orang pendatang yang sudah 5 tahun tinggal di Papua, saya merasa sangat aman, tenang karena mereka sangat baik terhadap masyarakat pendatang. Selama saya tinggal disana, saya tidak pernah melihat mereka menjelek-jelekkan ras dan suku apalagi sampai melontarkan sebutan yang tak lazim. Mereka sangat ramah, sangat menghargai keberadaan masyarakat pendatang.

Saat saya duduk di bangku SMP,setiap selesai sekolah saat menunggu bel pulang selalu diberi pesan-pesan singkat oleh guru-guru kami. Pesan yang paling saya ingat yaitu :

"Janganlah kalian merusak nama baik Papua hanya karena sikap dan karakter yang kalian miliki. Jangan sesekali kalian menjelek-jelekkan suku. Agama apapun yang ada di Papua, suku apapun semuanya sama baik jawa, ambon, buton, papua semuanya sama di mata Tuhan. Kita semua bagai debu ditangannya. Saling melengkapi, ramahlah satu sama lain, maka hidup kalian lebih tentram. Jagalah omongan, mulutmu harimaumu."pesan guruku.

Bisa dilihat teman-teman. Mungkin dari pesan-pesan tersebutlah tak hanya saya saja, mereka pun selalu menjaga sikap dan ramah terhadap sesama. Hal itulah yang membuat selalu merasa kagum terhadap masyarakat asli Papua. Walaupun kenyataanya diluar sana di luar wilayah Papua masih banyak pelajar atau mahasiswa Papua yang masih merasa tidak aman, tetapi mereka tidak ingin membalasnya ke suku lain terutama Jawa yang berada di wilayahnya. Justru mereka melindungi kami, sehingga para pendatang merasa aman berada di Papua. Jika ingin membalas mungkin mudah saja bagi mereka apalagi di daerahnya sendiri.

Oleh karena itu, para pembaca semuanya. Stop men-judge dan menjelekkan suku Papua. Jangan menyeletukkan sesuatu yang kita sendiri tidak pernah tahu kenyataannya. Jangan hanya mereka berkulit hitam, dan kalian berikan sebutan atau hal lain yang tidak mengenakkan. Hiduplah tentram, saling melengkapi satu sama lain. Baik putih, hitam, kuning langsat semuanya sama. Yang jahat hanyalah karakter dari diri seseorang. Semoga dari pengalaman yang saya ceritakan dapat diambil hikmahnya. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun