Mohon tunggu...
Aulia RahmaQ
Aulia RahmaQ Mohon Tunggu... Lainnya - aulia rahma

ini aulia sedang mencoba

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Legenda Pong Rumasek dan Perannya Sebagai Pelestari Ritual Ma' Nene

5 Desember 2020   00:01 Diperbarui: 5 Desember 2020   00:16 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Cerita rakyat sebagai sastra lisan memiliki banyak peranan dan fungsi dalam kehidupan. Tidak terkecuali dengan legenda Pong Rumasek dari Sulawesi Selatan. Legenda Pong Rumasek diyakini sebagai asal mula dari tradisi Ma' Nene di Tana Toraja. Tradisi Ma' Nene sendiri merupakan sebuah ritual yang masih setia dilakukan oleh warga setempat demi menghormati para leluhur yang telah tiada.

Legenda Pong Rumasek bercerita tentang seorang pemburu hewan bernama Pong Rumasek yang merupakan warga Tana Toraja ratusan tahun lalu. Diceritakan Pong sedang berburu di tengah hutan dan menemukan sesosok mayat tergeletak di tengah jalan. Pong merasa enggan melanjutkan perjalanan dengan membiarkan mayat tersebut sehingga ia membungkus mayat tersebut dengan baju yang dikenakannya barulah ia lanjut berjalan. Sejak saat itu, Pong tidak pernah lagi kesulitan mendapatkan hewan-hewan yang diburunya. Ladang tanamannya juga berbuah dengan cepat. Akhirnya Pong menyimpulkan bahwa memuliakan roh atau jasad orang yang sudah meninggal merupakan perbuatan baik dan akan mendatangkan kebaikan. Kemudian cerita ini menyebar dan kegiatan merawat mayat menjadi suatu tradisi bernama Ritual Ma' Nene.

Ritual Ma' Nene dilaksanakan setiap setahun sekali pada sekitar bulan Agustus sehabis panen besar. Ritual ini dimulai dengan musyawarah pembukaan liang kubur. Kemudian, pembukaan liang kubur untuk mengambil jenazah serta membersihkan liang kuburnya. Jenazah pun dibersihkan dan digantikan baju dan kainnya. Kemudian setelah liang kubur kembali ditutup, warga melakukan makan bersama sanak keluarga dan warga setempat dan ditutup dengan ibadah.

Ritual Ma' Nene dianggap sangat penting bagi masyarakat Baruppu di Tana Toraja. Tradisi yang sudah melekat ini membawa kepercayaan bahwa apabila ritual ini tidak dilaksanakan maka akan datang hal-hal buruk menimpa penduduk setempat, seperti penyakit atau bahkan mendatangkan gagal panen. Terdapat juga suatu kepercayaan bahwa jika salah satu dari sumi atau istri meninggal, pasangan yang ditinggalkan belum dianggap membujang kembali sebelum dilakukan ritual Ma' Nene terhadap pasangannya yang telah meninggal. Setelah ritual itu dilaksanakan, baru pasangan yang ditinggalkan boleh menikah kembali.

Tradisi yang senantiasa dilaksanakan setiap tahunnya ini menjadi bukti bahwa suatu legenda dapat menjadi kepercayaan yang membawa masyarakat setia melestarikan kekayaan tradisi Indonesia. Sampai sekarang, tradisi ini masih dilaksanakan demi menghormati jasad leluhur termasuk jasad Pong Rumasek.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun