Mohon tunggu...
Aulia Putriningtias
Aulia Putriningtias Mohon Tunggu... Mahasiswa - call me lily!

I'm a college student who majoring at Communication Science.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pindah Kehidupan di Media Sosial: Buruk atau Baik?

15 April 2021   15:19 Diperbarui: 15 April 2021   15:20 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi COVID-19 yang belum juga mereda membuat masyarakat Indonesia harus mulai membiasakan diri dengan kehidupan baru. Kehidupan baru yang bergantung dengan jaringan internet dan juga alat komunikasi untuk menghubungkan satu dengan lainnya. Namun, transisi kehidupan ini, khususnya pengguna media sosial, menjadi candu bagi masyarakat terhadap media. Apakah kabar baik?

Media sosial atau yang biasa disebut dengan medsos adalah situs-situs yang dapat menghubungkan satu individu dengan individu lain untuk berinteraksi tanpa mengenal ruang dan waktu. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (2010) mengartikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content". Dengan adanya media sosial, masyarakat sangat terbantu untuk tetap berinteraksi, khususnya saat pandemi. Namun, karena waktu dan ruang yang tidak terbatas, media sosial menjadi candu bagi pengguna mereka, khususnya saat pandemi sedang berlangsung. Pandemi sendiri mengharuskan masyarakat untuk tetap di rumah mereka agar terhindar dari paparan virus COVID-19.

Media sosial telah membawa masyarakat merasakan untuk ikut serta "hidup" di dalamnya. Menurut Soerjono Soekanto (2009:259), perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Dengan adanya media sosial, masyarakat dengan mudahnya berinteraksi tanpa adanya batasan. Namun, kecanduan dalam bermain media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan lainnya menimbulkan keresahan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Memiliki waktu luang yang banyak di masa pandemi, membuat masyarakat gencar untuk terus bermain medsos demi melampiaskan rasa rindu untuk berinteraksi secara langsung. Efek dari candu bermain media sosial tersebut berakibat kepada kesehatan, baik fisik maupun mental seseorang.

Karena keleluasaan tanpa batas ruang dan waktu, seseorang bisa menjadi orang lain dalam bermain media sosial. Identitas yang menempel dalam diri menjadi tidak terlihat, menggantikan identitas baru karena dampak dari konten-konten yang seringkali dilihat. Akibatnya, seringkali seseorang memunculkan konsep diri yang negatif. Sikap pesimistis, hiperkritis, responsif terhadap pujian, juga insecurity menjadi hal yang sering muncul dalam bermain media sosial. Lalu, tidak ada pagar pembatas dalam media sosial juga berdampak terhadap konten-konten yang ada, yakni tersebarnya konten negatif yang dapat menggaggu kesehatan mental seseorang itu sendiri. Namun, tidak semua hal di dalam media sosial itu negatif. Dengan jejaring yang sangat luas dan dapat mengakses ke mana saja, media sosial dipercaya sebagai sumber utama dalam mencari informasi terkini. Mencari dan belajar hal-hal baru pun bisa didapatkan di berbagai platform media sosial. Tidak hanya itu, seseorang dapat mencari teman ataupun relasi dari berbagai wilayah dengan mudah hanya dengan menggunakan media sosial.

Kehidupan di media sosial tidak selamanya buruk, lho! Namun, harus diperhatikan dalam penggunaan waktu dalam menggunakan media sosial itu sendiri. Kecanduan dalam bermain media sosial itu nyata dan kita sebagai masyarakat yang sedang berpindah kehidupan, harus menyesuaikan diri dan juga tahu diri dalam memakai media sosial. Waktu bermain yang cukup dalam menggunakan media sosial akan mendatangkan dampak positif, sebaliknya jika terlalu lama terpapar maka segala dampak negatif akan berdatangan dan akan menggoyangkan konsep diri positif yang sudah dibangun oleh diri kita. Jika dampak negatif lebih banyak daripada dampak positif, akan dapat merugikan diri sendiri bahkan sampai orang lain.

Jadi, kamu termasuk seseorang yang candu dalam bermedia sosial atau tidak di dalam masa pandemi ini? Ada banyak sisi positif maupun negatif dalam bermain media sosial. Jadi, gunakanlah waktu bermedia sosial dengan sebaik mungkin, terutama saat pandemi berlangsung. Agar tetap terhindar dari dampak negatif yang ada di dalam media sosial itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun