Ngaringan, Grobogan- Dalam rangka mendukung program pemerintah menurunkan angka stunting, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) dari Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, menghadirkan inovasi berupa Buku Menu MPASI (Makanan Pendamping ASI) Lokal. Buku tersebut diperkenalkan dalam kegiatan edukasi gizi yang dilaksanakan di lima Integritas Layanan Primer (ILP) Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, pada 4, 6, 8, 12, dan 14 Agustus 2025.
Masa pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI), yakni ketika anak berusia 6--24 bulan, merupakan fase krusial dalam tumbuh kembang. Pada periode ini, ASI tidak lagi cukup memenuhi kebutuhan gizi sehingga anak memerlukan tambahan makanan yang bervariasi, bergizi seimbang, dan aman. Kualitas MPASI akan sangat menentukan status gizi anak, bahkan berkaitan langsung dengan risiko terjadinya stunting.
Kegiatan ini merupakan bagian dari GIAT 12 SKM LPPM UNNES yang melibatkan kader posyandu dan ibu balita sebagai peserta utama. Melalui kegiatan ini, mahasiswa UNNES memberikan edukasi tentang prinsip dasar MPASI sesuai rekomendasi gizi seimbang. Materi yang disampaikan antara lain:
- Jenis makanan yang harus diberikan, meliputi sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran, dan buah.
- Tekstur makanan sesuai usia, mulai dari lumat, cincang, hingga makanan keluarga agar anak beradaptasi dengan baik.
- Variasi menu, agar anak tidak bosan dan lebih banyak menerima zat gizi dari berbagai sumber.
Sebagai bentuk dukungan nyata, mahasiswa KKN UNNES memperkenalkan Buku Menu MPASI Lokal yang disusun khusus berdasarkan ketersediaan bahan pangan di sekitar masyarakat. Buku ini memuat resep MPASI bergizi dengan bahan sederhana, seperti tahu, telur, ikan, jagung, dan kentang .
Selain resep, buku ini juga dilengkapi dengan informasi mengenai standar MP- ASI, dan kandungan gizi setiap bahan. Dengan demikian, buku ini diharapkan bisa menjadi panduan praktis baik bagi kader posyandu maupun ibu balita.
Mahasiswa KKN UNNES menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga solusi nyata dalam bentuk buku resep yang bisa digunakan jangka panjang. Dengan cara ini, mereka berharap kader dan ibu balita memiliki bekal dalam menyusun menu sehat yang dapat mencegah risiko stunting.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI