Mohon tunggu...
Aulia Indra Ramadhani
Aulia Indra Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Malang

Tetap semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Regulasi Emosi, Sudahkah Regulasi Emosi Ditanamkan sejak Dini?

17 November 2022   18:55 Diperbarui: 17 November 2022   19:11 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Satu Persen 

Pernakah kalian merasa sulit banget mengontrol emosi? Gampang marah-marah sampai nada bicaranya tinggi atau sudah melakukan tindakan fisik, namun setelah kalian melakukan hal tersebut, kalian menyesali perbuatan tersebut?

Atau juga ketika sedih melanda kalian, kamu sulit untuk berinteraksi inginnya menyendiri terus, bahasa lainnya, butuh waktu. 

Diajak bicara jawabannya hanya geleng-geleng kalau tidak ya mengangguk, sampai-sampai teman-temanmu atau keluargamu menawarkan hal-hal yang kamu suka tapi malah kalian tolak, lalu kalian merasa menyesal dan semakin sedih karena sudah karena telah menolak tawaran-tawaran tersebut, dan berpikiran bahwa setelah kamu tolak orang-orang itu akan kecewa sama kalian.

Sebagian orang pasti pernah mengalami hal-hal di atas. Sulit untuk mengontrol ketika emosi-emosi itu hadir ke kalian. Sebagian orang menanggapi emosi itu dengan tindakan yang ujung-ujungnya kita akan menyesali atau berujung merugikan.

Barangkali kita ini jarang sekali bertanya kepada diri kita disaat emosi itu melanda kita, contohnya, kenapa kamu bisa sesedih ini sih?, kenapa kamu kok marah banget dengan situasi ini?. Kata lainnya intrapersonal. Intrapersonal yaitu kita berkomunikasi dengan diri kita.

Bertanya atau berkomunikasi dengan diri kita, otomatis nih kita membahas tentang regulasi emosi. Apa itu regulasi emosi? Mengapa saat penting bagi kita untuk meregulasi emosi?

Definisi Regulasi Emosi 

Regulasi emosi merupakan kemampuan yang kita miliki untuk bisa mengatur emosinya, sehingga kita ini tidak akan terlarut dengan emosi yang dirasakan. Ini melibatkatkan tindakan atau memikirkan apa yang harus dilakukan untuk mengurangi tanda-tanda kesedihan, ketakutan yang sangat berlebihan agar tidak terlalu larut dalam menyikapinya. 

Menurut Garnefski dan kawan-kawan regulasi emosi, diantaranya berbagai strategi yang digunakan individu untuk mengatur emosi mereka. Dengan kata lain, istilah Cognitive Emotion Regulation (CER) menunjukkan pikiran sadar individu mengatur emossi mereka dalam menanggapi situasi yang tidak sesuai dengan ekspetasi.

Memang sih emosi itu sifatnya mutlak artinya gak bisa kita kontrol dan tidak bisa kita ubah-ubah. Sehingga kita ini tidak bisa merequest emosi yang kita mau, contohnya ketika kamu harusnya sedih kamu request emosi senang, tidak bisa ya teman-teman, hehehe.

Contohnya lagi nih, ketika kamu sedang menonton film di bioskop dengan teman-temanmu, tiba-tiba kursimu itu merasa ditendang dengan penonton dibelakangmu kebetulan kakinya diangkat ke kursimu, disitu respon emosi akan otomatis yang timbul yaitu emosi marah atau kesal, atau bisa dua sekaligus. Jadi emosi itu sifatnya otomatis yang muncul ketika ada stimulus yang dialami. Pokoknya emosi ini kata kuncinya, "reaksi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun