Mohon tunggu...
Aulia Qurota Ayun
Aulia Qurota Ayun Mohon Tunggu... -

I can do it !! Penggemar film action (fast and furious 1-8) i can't wait jobs and shaw

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu yang Tergerus Teknologi

23 Januari 2019   21:26 Diperbarui: 23 Januari 2019   21:52 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi permainan jaman dahulu dan sekarang (aliefberri.blogspot.com)

Jaman dahulu banyak sekali permainana tradisional yang dimainkan aku dan saudaraku, apalagi jika hari libur banyak terlihat anak-anak bemain, tetapi dengan kemajuan terknologi permaianan tradisional tergerus akan kecanggihannya saaat ini  yang memikat anak jaman sekarang.

Dulu, sewaktu bermain bersama setiap weekend, hampir anak dari om dan tante berkumpul disalah satu rumah yang cukup luas dan masih terlihat kokoh ialah rumah kakek kami, kakek mempunyai anak 10 yang terbilang normal untuk orang jaman dulu yang memang mempunyai anak banyak ketimbang orang sekarang.

Dulu kebiasaan kami ketika kumpul yang pertama bermain, waktu kecil dulu bermain adalah hal yang paling wajib jika weekend atau libur sekolah, biasanya bermain petak umpet yang dimulai dengan hompimpah atau suit dan yang kalah dialah yang jaga.

Pernah suatu hari ketika sedang bermain petak umpet sebelum om aku yang bontot (anak terakhir kakek) menikah, kami terkena marah karena berisik dan kami langsung berhenti bermain dan terdiam duduk karena dialah om yang ditakuti tetapi sekarang dia sudah menikah dan mempunyai rumah sendiri.

Selain Petak umpet kami biasa memasak nasi goreng sendiri untuk makan siang atau membakar ampela ayam atau ati ayam sisa jualan warung kakek, hanya menggunakan kecap untuk membakar dan rasanya pun terbilang enak, mungkin karena lapar.

Dulu ketika bermain ada salah satu saodara saya yang dibuat ejekan atau dibully tapi hanya sekedar ejekan semata hanya untuk hiburan, Dika dulu anak yang kepala besar dan sering jatuh dan kepalanya benjud alhasil dia diberi julukan Cunong, tetapi semakin bertambahnya umur sekarang seorang Dika bertubuh tinggi dan berkulit putih layaknya orang cina, mungkin keturunan dari bapaknya yang putih dan seperti cina juga.

Bukan cuma dika  ada juga Lukman, Tia,Zaka,Zaki Nilam, Lukman dari dulu memang gagah, dulu layaknya anak seumuranya dia kayaknya anak paling gagah sendiri, jangan GR yah... tetapi semakin bertambahnya umur dia menjaga penampilannya, dia termasuk anak yang rajin,dan sekarang lukman sudah bertunangan dengan cewe yang dulu satu sekolah pas smp, cinta yang terpendam nih yee..hahaha...,

Tia adalah 3 tahun lebih tua dari aku, anak dari om dan tanteku yang ke empat, tapi ibunya sudah meninggal karena sakit yang di deritanya, dulu aku selalu berdua kalo main bareng, minta makan siang ke warung karena yang cewe hanya aku dan tia, dan dulu sewaktu pulang dari warung aku ikut pulang kerumah tia nginep karena malam minggu dan kadang bersama nilam juga, tetapi Tia sekarang sudah menikah san Alhamdulillah diberi anak yang cowo yang  sehat dan imut bernama ino, dia masih 2 bulan . Zaka dan Zaki dia kakak adik yang beda muka dan beda warna kulit, zaki adalah kakanya yang lebih ganteng dan putih dibanding zaka yang berkulit sawo matang dan manis, semanis buah srikaya hahaha..., mereka sudah menikah dan mempunyain anak yang cantik karena cewe,   cukup perkenalan dari saudaraku ya.

Anak jaman dulu bermain masih sangat tradisoanal dari berkemah memakai slendang sampai memasak pakai kompor kecilatau batu bata yang di buat seperti kompor, jangka, gobag sodor, menangkap belalang walaupun pas udah dapat banyak di buang, itu pun sudah dibilang bahagia sekali, anak jam dulu dikenal tidak mengenal waktu, pulang kerumah pun jika lapar dan ketika mendekati magrib, dulupun jika meminta uang kepada orang tua untuk jajan atau beli lot (tarikan yang berhadiah ikan atau mainan).

Tetapi lihat jaman sekarang atau jaman now anak-anakpun jika dilihat sudah lihai menggunkan gadget, jarang sekali anak sekarang bermain permainan seperti dulu, didesa pun sekarang hampir tidak melihat anak sekarang bermain, karena jaman yang mengubah segalanya, melihat anak jaman sekarang miris sekali, sayang sekali masa kecilnya hanya bermain gadged.

Disisi lain juga mengurangi sosialisasi terhadap anak seumurannya, kadang saya sendiri berpikir "kangen masa-masa dulu, kangen permainan dulu petak umpet dan yang lainnya, tapi sekarang sudah pada inger umur" sedih sih generasi penerus yang sudah terjerumus dengan teknologi, dari sisi lain memang positif dalam hal membantu mencari tugas sekolah, tetap kebanyak anak jaman sekarang digunakan untuk bermain game online yang amat sangat tidak berguna di usianya yang masih anak-anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun