Mohon tunggu...
aulia aisyahzuha
aulia aisyahzuha Mohon Tunggu... Jurnalis - good muslimah

good muslimah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Diplomasi di Massa Khilafah Ali Bin Abi Thalib

23 Oktober 2019   09:08 Diperbarui: 23 Oktober 2019   09:17 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ali menjadi khalifah di usia tiga puluh tahun. Ali diangkat oleh kaum muslim Madinah untuk menggantikan Ustman dan meredamkan kekacauan yang terjadi di Madinah setelah terjadi pembunuhan Ustman. 

Dari dahulu Ali memiliki kontribusi yang besar dalam usaha konsolidasi Islam. Andaikan bukan karena sikap ko-operatifnya, negara Islam yang baru tumbuh itu akan dilanda perang saudara sejak awal lahirnya. Ali sepenuhnya sadar atas kepercayaan yang diberikan Rasulullah. Dan dia dianggap salah seorang yang paling pantas untuk mengganti Rasulullah. 

Namun dia tidak menampilkan diri untuk menjadi kandidat khalifah. Dia menolak tawaran yang diajukan Abbas, paman Nabi dan Abu Sufyan yang secara sukarela menyatakan dukungan dan kesetiaannya kepada Ali untuk menjadi khalifah. 

Sehingga dia dianggap sebagai seorang negarawan yang ulung ketika dengan setia mendukung Abu Bakar, Umar dan Utsman. Dia selalu menolak untuk melahirkan pemberontakan dan ajakan untuk mendirikan kelompok atas nama dirinya.

Sebagai seorang khalifah Ali meneruskan cita-cita para pendahulunya Abu Bakar dan Umar. Dia Ingin mengikuti prinsip-prinsip baitulmal dengan menggembalikan fungsinya sebagai perbendaharaan negara. semua tanah yang diambil oleh Bani Umayyah pada massa Ustman dikembalikan lagi menjadi milik negara. Ia juga bertekad mengganti semua gubernur yang tidak disenangi rakyat.

Kasus pertama yang harus diselesaikan pada massa jabatan nya adalah mengungkap kasus pembunuhan Utsman. Dalam tahap proses tersebut Ali menstabilkan keadaan pemerintahan yang ada terlebih dahulu sehingga keadaan masyarakat dapat berjalan seperti semula dengan baik, tentram dan aman. 

Tuduhan atas kematian Ustman membuat kedilemaan terhadap Ali, dimana pembunuh Utsman tidak mungkin untuk ditangkap karena saksi mata dalam peristiwa tragis tersebut tidak memenuhi syarat sebagai tuduhan. Ketika pembunuh Utsman tidak bisa diidentifikasi, maka proses legal formal pun tidak bisa dijalankan, dan tak ada seorang pun bisa dikecam akibat kematian itu.

Dalam menggambil keputusan Ali selalu berusaha untuk menggambi jalan damai dari pada perang untuk menyelesaikan suatu masalah. seperti kisah perang Jamal dan perang Shiffin. 

Dalam perang Jamal Ali tidak mengadakan tindakan balasan atas pemberontakan atau penyerangan yang terjadi di basrah. Dia tidak memiliki perselisihan apapun dengan orang-orang yang menuntut keadilan atas kematian Utsman. Pada dasarnya Ali setuju dengan apa yang menjadi tuntutan mereka, namun dia belum melihat sebuah cara yang tepat untuk dapat cepat-cepat dilaksanakan. 

Tidak ada alasan yang kuat untuk menghabisi suatu suku hanya karena alasan, bahwa salah seorang di antara mereka ada yang melakukan tindakan kriminal. untuk menhindari pertumpahan darah Ali juga melakukan negoisasi dan perundingan dengan cara mengirimkan utusan nya kepada Aisyah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun