Mohon tunggu...
Aurelius Haseng
Aurelius Haseng Mohon Tunggu... Freelancer - AKU yang Aku tahu

Mencari sesuatu yang Ada sekaligus tidak ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

LEGAL PLUNDER WISATA SUPER PREMIUM

12 Januari 2021   15:25 Diperbarui: 13 Januari 2021   06:18 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: https://www.tripadvisor.com/LocationPhotoDirectLink-g1777483-d2160824-i31986065-Tree_Top-Labuan_Bajo_Flores_East_Nusa_Tenggara.html

Kali ini kami berkumpul di caf Tree Top. Lima orang jumlahnya. Laki-laki tulen dengan bau jantan. Artinya jelas: kami 100% menyukai perempuan. Lari dari kerumunan magnetik biologis manusia. Yang mungkin menurut orang pada umumnya sebagai kegilaan, tapi semua kami mengatakan: jalan lain kewarasan.

Ketika menginjakkan langkah pertama di pintu, hal aneh mengganggu pikiran saya oleh pernyataan sepontan Usman, "apakah kita jilat ludah sendiri? Kita ini, ada di salah satu tentakel Super Premium." Saya bisu. Di sebelah, Dodo bisik memaki, "...jing, diam-diam." Usman diam. Wajahnya seperti menyimpan kekesalan.

Andai Usman vokal menyuarakan kegelisahannya, tidak akan pernah lahir tulisan ini. Kekesalannya dikendurkan oleh pesona desain interior Tree Top yang adalah satu-satunya cafe dengan komponen kayu (terbanyak). Matanya berkeliling mengamati bangunan yang penuh dengan lukisan tangan.

Lanjutlah kami berlangkah, bersemangat menaiki lantai 2 Tree Top, hingga pengujung malam, menanti pengusiran dari penjaga cafe. Saya yang berpulang dari sini pun dihadiahi segelontor ide tentang Labuan Bajo undercover.  

Itu terjadi pada Sabtu (9/1/2021), malam Minggu. Masih beraroma pesta-pesta tahun baru. Malam ketika mata melihat penuh manusia. Keramaian berlipat ganda dibanding hari biasa. 

Kamu, jika jalan-jalan ke cafe, penuh dan ribut oleh pemusik. Lirik ke tenda di depan rumah, berhimpun orang-orang duduk berlingkar. Susuri kompleks perumahan, ada kesan adu musik antar rumah: mencakup karoke-an (ajang latihan vokal?).  

Bagi saya (si Ahmad, dkk?) sebagai homo socius, perjumpaan dan kebersamaan ini membantu saya menunjukkan siapa diri saya (self orientation), juga rekan-rekan saya. Saya dan rekan-rekan saya adalah subjek terlibat. Kami sedang mewujudkan (realization) diri kami sebagai subjek pembangunan. Subjek pariwisata Labuan Bajo.

Tapi jangan berprasangka, ada di sini bukanlah tindakan resistensi kami terhadap tradisi leluhur, yang mana, jika kebanyakan orang melingkari sopi atau tuak, kami sebaliknya mengerumuni bir bintang, bir prost, dan fried pottato sebagai pelicin kata-kata.

Alasan legal adalah karena minuman tradisional ini belum masuk BPOM dan dapatkan sertifikat halal. Kelakar usman menguatkan pula: ini sebagai pembenaran bahwa kami adalah warga taat hukum, tunduk pada legalitas.

Sesungguhnya bukan soal legalitas BPOM dan halal. Pemerintahnya yang cuek, apatis dengan rakyatnya yang tidak memberi apa-apa sebagai pelicin. Tradisi fee yang beranak pinak. Tidak heran, sopi dan tuak selalu beredar lewat jalur-jalur tikus dan penuh rintangan keamanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun