Di era globalisasi, kita sebagai warga negara Indonesia wajib melestarikan dan menggunakan produk-produk dalam negeri. Salah satu produk yang sangat populer dipakai di Indonesia adalah Batik. Batik merupakan hasil kesenian yang berkolaborasi dengan pakaian, yang menuangkan unsur seni tradisional kedalam pakaian yang dapat dipakai sehari-hari. Dalam beberapa catatan, batik berkembang pada zaman kesultanan Mataram, lalu berlanjut pada zaman Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Batik tertua berasal dari Ponorogo, dahulu bernama Wengker, sebelum abad ke - 7. Kerajaan-kerajaan yang menguasai Jawa Tengah belajar membuat batik dari Ponorogo. (Deddy Setiawan, 2023)
Selain batik, banyak produk-produk karya anak bangsa yang wajib menjadi perhatian kita sebagai warga negara untuk dilestarikan. Berbagai produk lokal seperti kerajinan, kuliner, hingga teknologi tradisional menjadi bagian dari karakter bangsa yang wajib kita banggakan. Dengan menggunakan dan mempromosikan produk dalam negeri kepada khalayak luas, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga mendukung perekonomian lokal serta kesejahteraan para pengrajin dan pelaku usaha lokal. Di era digital, promosi produk dalam negeri dapat dilakukan dengan mudah. Kita dapat menjangkau berbagai pihak dari berbagai tempat hanya dengan menggunakan platform tertentu seperti media sosial, periklanan dan berbagai platform lainnya.Â
Dalam menggunakan produk dalam negeri, kita sudah mencerminkan sikap nasionalisme dan patriotisme yang nyata. Nasionalisme tidak hanya tentang bangga terhadap budaya dan sejarah Indonesia, tetapi juga melestarikan dan berkontribusi secara langsung terhadap keberlanjutan ekonomi dalam negeri. Selain itu, patriotisme dapat dilaksanakan dengan mendukung perkembangan produk-produk karya anak bangsa dengan memilih dan menggunakan barang-barang buatan Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melakukan hal tersebut, apresiasi terhadap kerajinan dan produk lokal akan meningkat, dan kita akan menjadi bagian dari keberlanjutan perkembangan produk dalam negeri.Â
Berdasarkan berbagai penelitian, angka penggunaan produk dalam negeri semakin berkurang. Salah satu alasan utama dari fenomena tersebut adalah masuknya barang impor ke Indonesia. Â Membanjirnya barang impor juga menjadi tantangan bagi pelaku industri pada 2025. Banjirnya barang impor disebabkan antara lain harganya yang murah, diminati konsumen, kurangnya perlindungan industri dalam negeri, dan perkembangan e-commerce yang memudahkan konsumen membeli produk dari luar negeri. (Dian Cahyaningrum, 2025) Masuknya barang impor membuat pasar produk dalam negeri semakin melemah. Pemasaran berskala masif membuat masyarakat lebih tertarik pada produk buatan luar negeri, dan produk lokal semakin sedikit beredar di marketplace langsung maupun online.Â
Selain karena masuknya barang impor, penurunan kualitas barang dalam negeri juga menjadi tantangan. Semakin hari, semakin banyak produk lokal yang tidak kuat bersaing karena banyak faktor. Biaya produksi tinggi, bahan baku yang relatif mahal, tenaga kerja yang semakin berkurang menjadi alasan utama penurunan kualitas produk lokal. Banyak pengrajin produk dalam negeri yang kesulitan bersaing karena gempuran teknologi dan globalisasi. Metode pemasaran yang tergolong tradisional membuat peminatnya semakin berkurang, dan diprediksi akan punah di kemudian hari jika tidak beralih ke industri digital.Â
Untuk mengatasi berbagai masalah yang sudah dipaparkan, kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan produk dalam negeri harus ditingkatkan. Selain itu, pengembangan kualitas produk dalam negeri juga wajib diperhatikan. Di tengah arus globalisasi yang semakin kuat, apresiasi terhadap produk dalam negeri harus semakin diperkuat. Hal ini mencerminkan sikap nasionalisme dan patriotisme yang tinggi. Dengan menggunakan produk dalam negeri, kita menjadi penyumbang kesejahteraan para pengrajin lokal. Harapannya, produk asli Indonesia dapat bersaing di kancah global, dan menjadi produk unggulan bagi seluruh kalangan masyarakat dunia.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI