Dewasa ini, internet sudah menjadi kebutuhan primer bagi penggunanya, khususnya bagi kita yang dalam usia produktif, seperti pekerja kantoran dan konten kreator.
Dewasa ini, internet sudah menjadi kebutuhan primer bagi penggunanya, khususnya bagi kita yang dalam usia produktif, seperti pekerja kantoran dan konten kreator.
Mesjid Raya Medan, salah satu ikon pariwisata dan budaya di kota Medan. Gambar milik pribadi  ig: @perempuankopi
Memang benar, manfaat tak terbatas internet ini, sangat berguna dalam keseharian kita. Tanpa banyak menggunakan modal dan minim keahlian soal fotografi dan videografi, seseorang dapat membuat, menggugah foto dan video buatannya atau dilihatnya, tanpa mengedepankan logika kreatif dan perasaan penonton. Padahal tak jarang, gambar atau video tak baik, yang diunggah, hanya demi konten dan mendapatkan viewers, dan mungkin like (suka) di media sosial, hanya sekedar iseng berkomentar, yang bahkan tidak suka, yang tak jarang jadi silang pendapat.
Mengingat ada ratusan juta penduduk di Indonesia, demikian pariwisatanya yang memiliki ciri khas yang dapat memanjakan mata, sekaligus mendatangkan wisatawan, bukankah seharusnya pariwisata dan keindahan negeri ini, yang harus lebih sering kita unggah ke media sosial?
Memang banyak akun instagram, tiktok, dan You Tube, yang telah mengunggah dan membahas tentang pariwisata di Indonesia. Tentu dikerjakan secara profesional. Namun, kita yang amatir ini, bisa juga menguggah gambar maupun video keren dan unik di sekitar kita, yang berpotensi menambah pengujung ke daerah kita. Anggaplah barangkali ini hobi. Namun tak menutup kemungkinan, dapat menjadi pekerjaan juga, kan?
Graha Maria Annai Velangkanni di Medan, salah satu ikon pariwisata dan budaya di kota Medan. Gambar milik pribadi, di ig: @perempuankopi
Indonesia, memiliki kebudayaan yang banyak di tiap provinsinya. Masing-masing kita, tentu sudah dapat menggunakan internet, bukan?
Maka dari itu, kita seharusnya banyak membaca dan memulai untuk mengambil foto dan video yang jernih dan menarik, untuk diunggah ke media sosial. Hindari menguggah visual yang kurang, bahkan tak sedap dipandang.