Mohon tunggu...
Rahmayu Attri Murni
Rahmayu Attri Murni Mohon Tunggu... Guru - belajar dan terus belajar

Jangan hanya memandang dari salah satu sisi, agar pandanganmu tidak tersempitkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Ratus Ribu

23 Maret 2019   12:22 Diperbarui: 23 Maret 2019   12:39 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin sulit aja hidup ini kurasakan, sekarang baru tanggal 20 , tapi dah berasa tanggal 30, hidup masih sepuluh hari lagi, rokok dikantongku sudah kosong, dompetku juga udah kosong, atm sudah ga ada isi, pikiran begitu kusut, mau minta uang sama istri malu, minjam sama bendahara kantor katanya kas kosong, apa yang mesti kulakukan? Pulang kantor aku benar -- benar capek, kerjaan seabrek, pikiran juga seabrek, lengkap sudah kelelahanku.

Sampai di rumah kulihat istriku ga ada, kutanya anakku yang tua, katanya ibunya pergi arisan, biasalah ibu -- ibu komplekku selalu arisan sekali sebulan, kemudian kelangsung kedapur kulihat tudung ternyata sang istri sudah masak, karena seharian dikantor aku belum makan maka langsung aja aku makan, masakan istri sangat sederhana, mungkin karena possisi mengirit juga agar bulanan bisa tercukupi, ada dadar telur goring ikan kering campur terong dan tumis kangkung, cukuplah kurasa.

Bagiku masakan istri adalah segala -- galanya, tak ada yang mengalahi walau restoran mahal sekalipun, bukan karena kutak punya uang bilang begitu, ini fakta, ada uangpun kata istriku ga usah, masakanku lebih enak, lebih baik uang ayah titip sama ibu, ntar biar ibu masakin makanan yang sama dengan rasa yang jauh lebih enak. Begitulah istriku.

Lanjut kumakan masakan istriku, bayanganku memang tak meleset, selain lapar masakannya memang enak, seusai makan mau merokok kulihat rokok habis, aduh... gimana ini, biasanya aku paling ga bisa usai makan ga merokok, mulut berasa asam banget, dasar pcandu rokok. Akhirnya aku bertemu permen di toples meja tamu, kuambil permen, mungkin bisa menggantiin rokok untuk menghilangkan asam mulutku, ga ada rotan akarpun jadi... ku makan lah permen itu, lumayanlah bisa menghilangkan asam mulutku.

Aku duduk diteras sambil menunggu istriku pulang dan menemani anakku main, aku sangat jarang menemani ia main, karena aku sangat sibuk, sering keluar kota dan kadang tak pulang, kalau lagi dirumah pastilah anakku selalu mengajak aku main, dia tak tau apakah ayahnya sedang lelah atau sedang banyak fikiran, baginya ia harus main.

Karena hari semakin sore, anak -- anakku kusuruh mandi, dan aku sendiri juga mandi, karena anakku mau bermanja -- manja denganku maka ia minta dimandiin, padahal biasanya pasti kalau mandi minta sama ibu, gau tau tuh hari ini maunya sama ayah, alhamdulilah disaat aku lagi susah mikirin ekonomi rumah tanggaku, dia datag sebagai penghibur membuat aku sedikit lupa dengan masalah yang sedang kuhadapi. Kami terus bercanda dan bercanda, alangkah bahagianya aku, terima kasi Tuhan kau telah berikan aku anak yang baik, istri yang baik, dibalik kesulitanku kau sisipkan kebahgiaan yang begitu besar.

Sholat Magrib kami lakukan berjamaah, hari ini saya memang tidak kemesjid karena diluar hujan begitu deras, sehinga aku memilih berjamah sama anak lelakiku dan istriku tercinta, usai sholat ku diajak makan oleh istri, kubilang " ayah tadi udah duluan, pulang dari kantor ayah langsung makan, lapar " kataku sambil tersenyum, aku memang dikantor tidak makan siang tadi aku berusaha menahan lapar, karena didompetku hanya tersisa uang Rp 20.000 takut kalau nanti motorku dijalan macet, kan ketahuan banget aku ga ada uangnya, tapi semua itu tak kuceritakan pada istri, aku tak mau nanti dia jadi beban fikiran.

Memikirkan dapur saja dari uang bulanan yang kuberikan sudah susah payah dia mengaturnya, padahal sudah disubsidi juga oleh gajinya dia, walau dia tak pernah cerita selalu mengsubsidi, tapi aku bisa menghitung sebesar apa pengeluaran kami, apalagi kami berdua perantau disini, tak ada sanak saudara, otomatis istriku harus pandai -   pandai juga menjaga pergaulan dilingkungan, mencari sanak saudara disini, belum lagi setiap minggu selalu aja ada acara pesta pernikahan, tak mungkinlah kalau kita tak hadir dan tak beri sumbangan di pesta tersebut.

Karena lelahku yang berkepanjangan selesai sholat isya aku ketiduran, dompet kutarok diatas meja samping tempat tidur kami, aku tertidur dengan sangat lelapnya, karena kepikiran tak punya uang dalam tidur aku bermimpi aku didatangi seorang bidadari cantik, tetapi bukan wajah istriku, dia datang dengan raut yang kasihan melihatku, dia bertanya kenapa aku begitu gelisah entah apa yang membuatku jujur pada bidadari itu aku ceritakan pada dia bahwa saat ini aku benar -- benar tidak punya uang.

Aku tak punya keberanian juga meminta pada istri karena aku sangat malu mengungkapkan itu, bidadari itu tersenyum dan bemberiku uang 2 lembar setarus ribu, dalam kondisi yang memang sangat susah uang dua ratus ribu sangatlah berarti bagiku, aku sangat girang dan melompat -- lompat, belum sempat aku mengucapkan terima kasih sang bidadari menghilang dan tak tau pergi kemana, aku berteriak -- teriak memanggilnya sambil mengucapkan banyak terima kasih tapi bayangan itu tidak kelihatan lagi, ku berlari mencari kemana sampai aku tersandung batu, keplak... aku tersungkur dank u terbangun sakit sekali ternyata aku terjatuh dari tempat tidurku kelantai... Ya Allah Cuma mimpi pikirku,.

Pas kulihat hari sudah siang ternyata aku ketiduran, istri dan anakku sudah tidak ada lagi dirumah, ini memang hari liburku, makanya mungkin istri tak mau menggangguku, aku langsung kekamar mandi, mandi dan bersih -- bersih badanku, saatnya aku berleye -- leye dirumah, usai mandi dan pasang celana kuampil dompetku, kulihat disana ada uang dua ratus dua puluh ribu rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun