Jakarta sebagai kota besar sepertinya tidak bersahabat bagi mereka yang miskin, coba hitung sejak dipimpin Ahok orang pinggiran selalu tertindas penggusuran terus dilakukan dengan alasan para warga mendirikan bangunan ditanah milik negara. Â Kalau kita telusuri mereka itu sudah mendirikan rumah mereka perpuluh-puluh tahun namun mengapa baru sekarang Pemprov DKI menggusur rumah mereka ?
Memang sih, warga yang terkena dampak gusuran nantinya akan direlokasi ke rusunawa, tapi apa rusunawa yang ada saat ini jumlahnya mencukupi untuk menampung semua warga yang terkena dampak gusuran. Beberapa warga mengaku tak ingin menempati rusunawa, berbagai alasan muncul kenapa mereka tak ingin tinggal dirusunawa, mereka mengaku tidak dapat membuka usah bila tinggal rusunawa, alasan lain adalah jauh dari tempat mereka bekerja.
Hari ini, penggusuran kembali dilakukan Pemprov DKI, korbannya adalah warga Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan. Seperti tempat-tempat lainnya yang telah terlebih dulu digusur, aksi pengusuran ini mendapat perlawanan dari warga. Kericuhan antara warga Rawajati dengan jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sempat mewarnai ‎pembongkaran puluhan bangunan di kawasan Rawajati, Jakarta Selatan. Sungguh ironis apabila setiap penggusuran selalu menimbulkan penolakan dan perlawanan dari warga.
Mengapa Ahok terus melakukan penggusuran terhadap rumah-rumah warga yang Ia klaim berdiri di tanah milik negara? Salah dimana mereka ?
Ahok akan menjadikan Singapura sebagai salah satu acuan pembenahan di Jakarta. Ia beralasan beberapa tahun silam Singapura memiliki masalah yang sama dengan Jakarta, namun akhirnya pemerintah dan masyarakat di negeri singa itu dapat mengatasinya.
Apakah orang pinggiran di Jakarta akan selalu terpinggir ?