Bekasi, 3 Maret 2025Â -- Hujan deras yang mengguyur Jabodetabek selama beberapa hari terakhir menyebabkan banjir parah di beberapa wilayah Bekasi. Ditambah dengan air kiriman dari Bogor yang meluap dari Sungai Cikeas dan Kali Bekasi menyebabkan banyak rumah yang terendam, akses jalan terputus, dan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Menurut data dari BPBD Bekasi, ketinggian air di beberapa titik mencapai lebih dari 3 meter, membuat banyak rumah tenggelam hingga hanya atapnya yang terlihat. Kecamatan Jatiasih menjadi salah satu wilayah terdampak terparah, dengan lebih dari 10.000 keluarga terkena dampaknya. Selain itu, banjir juga merendam rumah sakit, mall, jalan tol, hingga menyebabkan gangguan operasional KRL dan TransJakarta.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyebut bahwa banjir besar ini seperti rutinitas lima tahunan, mengingat kejadian serupa pernah terjadi pada 2016 dan 2020. Namun, banyak warga mempertanyakan mengapa selama hampir 10 tahun belum ada solusi penanganan yang benar-benar efektif.
Menurut penjelasan resmi, ada beberapa faktor utama yang memperparah banjir kali ini:
Meluapnya Sungai Bekasi akibat limpahan air dari Kali Cikeas dan Cileungsi.
Pembangunan tanggul yang belum selesai.
Banjir kiriman dari Bogor yang mempercepat luapan air.
Pesatnya pembangunan di Bekasi yang mengurangi daerah resapan air.
-
Sistem drainase yang belum mampu menangani volume air besar.
Di media sosial, warganet ramai membahas musibah ini. Banyak yang mengeluhkan keterlambatan penanganan banjir, sementara yang lain menyindir fenomena "air kiriman" dari Bogor. "Kalau ada air kiriman dari Bogor lagi, abis dah ini Bekasi," tulis akun @muibsu di Twitter.
Sementara itu, seorang pengguna TikTok mengunggah video banjir di jalan protokol Bekasi dengan caption, "Bekasi lagi berubah jadi Kota Venice, cuma bedanya disini gondolannya perahu evakuasi."
