Mohon tunggu...
Athika Utami
Athika Utami Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Amatir

Suka menulis dan masih terus belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Shifting Uncommon to Common Culture" pada Fenomena TikTok

11 Juli 2022   12:30 Diperbarui: 16 Juli 2022   01:15 1397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TikTok dapat dikaitkan dengan common culture yang bermakna 2 hal, yakni budaya yang dibagi oleh orang banyak dan terintegrasi (Foto: cottonbro via pexels)

TikTok muncul di Indonesia sekitar tahun 2017. Aplikasi ini memiliki banyak pengguna dari seluruh dunia saat itu, namun di Indonesia aplikasi TikTok seringkali dikaitkan dengan aplikasi yang digunakan oleh kelompok orang-orang alay. 

Sering dijumpai video-video orang yang berjoget-joget diiringi musik muncul dalam aplikasi tersebut. Yang paling terkenal saat itu adalah video tarian dengan kedua jari ditekuk-tekuk dengan lagu Aisyah Jatuh Cintah. Tarian yang dianggap absurd karena hanya menggoyangkan jari saja dan ekspresi wajah yang ‘aneh’. 

Pada saat itu juga sempat viral artis TikTok yang mengadakan acara fans meet and greet dengan memungut biaya pada fansnya. Representasi TikTok saat itu yang tidak terlalu bagus, ditambah dengan skandal yang dilakukan para artis TikTok membuat para netizen mencap aplikasi TikTok sebagai aplikasi sampah dengan konten yang tidak mendidik. 

Netizen juga banyak menghujat para aktris TikTok dan juga pengguna TikTok. Bowo alpenlibe adalah salah satu artis TikTok yang viral saat itu, yang terkena serangan hujatan netizen.

Bowo Alpenline
Bowo Alpenline

Namun, sejak tahun 2020, pandemi Covid-19 membuat masyarakat memiliki banyak waktu luang. Banyak masyarakat yang mencari kesibukan baru sekedar melampiaskan stres. 


Bagi masyarakat yang memiliki usaha, pandemi menurunkan penjualan mereka, dan akhirnya mereka harus mencari cara dan media baru untuk mempromosikan produk/jasa mereka. 

Sosial media menjadi tempat masyarakat menyalurkan waktunya, stres, bahkan menjadi cara baru mempromosikan barang/jasa yang mereka miliki. Konten pun semakin bervariasi. Hal ini berimbas juga ke TikTok.

TikTok tidak hanya diisi sebatas video-video joget alay. Konten-kontennya meluas menjadi video yang lebih kreatif dengan tema yang bermacam-macam, mulai dari kesehatan, pendidikan, kuliner, kesenian, lifehack, dan lain-lain. 

Bahkan sekarang beberapa sosial media latah mengikuti konsep TikTok. Seperti instagram dengan Reels dan YouTube dengan YouTube Shorts. Representasi TikTok saat ini sudah mulai lebih 'ramah', menjadi hiburan umum bagi semua kalangan. 

Sumber Foto : Kompas.com
Sumber Foto : Kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun