Mohon tunggu...
athalarania
athalarania Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya

Saya adalah Mahasiswa Universitas Airlangga dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Program Studi Akuakultur.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hastag ''Racun TikTok'' Meningkatkan Sikap Konsumtif Millenial di Masa Pandemi

6 Juni 2022   20:37 Diperbarui: 6 Juni 2022   20:42 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Masa Pandemi menjadi tantangan bagi masyarakat di dunia. Dengan adanya pandemi ini, memaksa semua orang untuk tetap berada di rumah dan terus menerapkan protokol kesehatan. Selama masa pandemi ini juga, kehidupan manusia banyak mengalami perubahan. Semua di lakukan dari rumah secara daring. Hal tersebuut menjadikan penggunaan teknologi semakin meningkat khususnya media sosial. Salah satu media sosial yang sedang booming yaitu tiktok.

Tiktok adalah aplikasi pembuatan video kreatif yang berasa dari Tiongkok, China. Di Indonesia viralnya tiktok dimulai pada tahun 2018 dan terpilih menjadi aplikasi terbaik di Google play Store. Indonesia memiliki jumlah pengguna tiktok terbesar keempat di dunia. Konten video yang diposting di tiktok dapat menyampaikan informasi secara singkat dan menarik, maka banyak pengusaha yang menjadikan tiktok sebagai media iklan lalu muncullah istilah "Racun Tiktok".

"Racun TikTok" adalah trend yang menampilkan konten-konten yang berisi media informatif mengenai suatu produk, seperti unboxing atau review yang menarik sehingga membuat rasa penasaran dan ketertarikan siapapun yang menontonnya, kemudian melakukan pembelian. Konten yang menggunakan hastag #racuntiktok telah mendapat 2 milyar tayangan. 

Hal ini menyebabkan pengguna tiktok yang sebagian besar kaum milenial terpengaruhi oleh trend  "Racun Tiktok" dan menciptakan perilaku konsumtif, bahkan sering kali mereka membeli suatu produk yang tidak benar-benar dibutuhkan, hanya karena ingin mengikuti trend dan kegoda dengan review yang menarik. Kebanyakan para millenial sering membeli barang berupa skincare, fashion, cemilan, dll. Dampak dari konten racun tiktok yang ada membuat gaya hidup konsumtif.

Trend racun tiktok membawa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya yaitu memudahkan pemilik bisnis online dalam melakukan promosi jualannya dan membantu para konsumen yang ingin melihat review produk. Karena review menjadi tolak ukur untuk menentukan kualitas barang atau produk melalui ulasan yan ditulis orang lain. Sedangkan dampak negatifnya yaitu meningkatnya perilaku konsumtif terutama bagi millenial. Mereka cenderung membeli barang yang tidak mereka butuhkan hanya demi memenuhi rasa penarasan terhadap suatu produk yang sedang trend.

Menurut saya , membeli suatu produk di tiktok tidak ada salahnya, namun harus lebih bijak dan disesuaikan dengan kebutuhan, karena mengikuti trend  tidak ada habisnya. Terutama di masa pandemic seperti sekarang ini, mencari uang susah sehingga harus hemat dan tidak boleh terlalu konsumsif. Lebih mengutamakan kebutuhan daripada keinginan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun