Mohon tunggu...
Atha Govinda
Atha Govinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Penting Tingkat Pemahaman Etika Bisnis dalam Memperoleh Profit di Era Revolusi Industri 4.0

14 November 2023   21:57 Diperbarui: 14 November 2023   22:12 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Etika bisnis merupakan suatu ilmu untuk memahami benar, salah, baik, dan buruk yang harus dipahami oleh individu atau lembaga perusahaan untuk mencapai tujuan dalam menjalankan bisnis serta agar dapat diterima oleh masyarakat sekitarnya. Peran etika bisnis memiliki kedudukan penting, keberhasilan suatu perusahan tidak hanya berlandaskan moral dan juga manajemen yang baik saja, tetapi juga harus memiliki etika bisnis yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran etika bisnis yang diterapkan oleh Ardavt Konveksi di Ponorogo. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif fenomenologi untuk mendapatakan informasi ataupun data-data dengan akurat dan relevan dalam mengetahui Penerapan Etika Bisnis di era revolusi industry 4.0 pada Ardavt Konveksi dengan menggunakan teknik wawancara terhadap pemilik usaha Ardavt Konveksi. Hasil penelitian melalui wawancara menunjukkan bahwa usaha Ardavt Konveksi ini sudah menerapkan prinsip etika bisnis dalam menjalankan usahanya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan prinsip etika bisnis di Ardavt Konveksi mampu memberikan kontribusi berupa strategi dalam mempertahankan pelanggan dan usaha yang sedang dijalani.

Industri 4.0 memiliki potensi manfaat yang besar. Kondisi bisnis yang penuh persaingan di era industri 4.0 dewasa ini, berbisnis secara etis sekaligus mencari laba maksimal sepertinya tidak mungkin dilakukan. Banyak pelaku bisnis yang meninggalkan etika yaitu melakukan perbuatan-perbuatan menyimpang dari nilai dan norma moral yang diterima umum dalam masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui cara menyelaraskan antara etika bisnis dan orientasi profit di era 4.0.

Revolusi industri 4.0 merupakan salah satu pendukung untuk membuat harga semakin efisiensi, peningkatan produksi, menurunkan biaya dan lebih mengefektivitas logistik maupun rantai pasokan dalam dunia bisnis. Sistem ini juga sering diaplikasikan sebagai kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Fase yang terjadi dengan perubahan teknologi otomatis akan menuntut perubahan cara beraktivitas dari manusia. Hal utama dari revolusi industri 4.0 adalah menyatukan cara proses pada mesin mesin, tata laksana bekerja, dan sistem bekerja yang cerdas di sepanjang rantai dan proses produksi. Hal agar tujuan organisasi untuk mengontrol satu sama lain secara indefenden. Pesatnya perkembangan teknologi saai ini juga mendorong perubahan pada masyarakat luas, dan terjadinya peningkatan demand yang mengakibatkan berubahnya dan timbulnya peluang bisnis serta inovasi pekerjaan baru (Andreja -2017). Ini menunjukkan bahwa revolusi industri 4,0 merupakan bukti nyata bahwa perkembangan informasi dan teknologi sudah sangat berkembang dan semakin canggih.

Strategi yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi industri 4.0: Pertama, strategi supply chain, strategi ini perusahaan didorong oleh data dan informasi. Teknologi cloud untuk menyimpan data dalam jumlah besar dengan akses yang mudah untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi. Untuk melihat dan mengelola data secara real time, integrasi teknologi cloud tidak hanya menjadi keunggulan utama dalam Industri 4.0, tetapi juga merupakan komponen penting dari manajemen rantai pasokan masa depan. Kedua, melalui Internet of Things yaitu mengandalkan komunikasi antara mesin dan sistem. Kemampuan sistem ini tidak hanya mendorong produktivitas dan akurasi yang lebih besar, tetapi juga memberikan visibilitas yang lebih besar ke dalam perusahaan secara keseluruhan. Ketiga, melakukan integrasi analitik yang canggih, untuk mengoptimalkan program dan proses produksi perusahaan dalam mempertahankan produktivitas dan efisiensi yang tinggi, dan analitik yang canggih didorong oleh data saat mengambil keputusan berdasarkan informasi yang direncanakan dan strategi program produksi (Desra, 2019). Strategi selanjutnya adalah meningkatkan kustomisasi dimana perusahaan tidak hanya memiliki satu produk saja yang bisa sukses dan bertahan di kondisi saat ini.

Era revolusi ini menimbulkan semakin banyaknya jenis peluang pekerjaan dan jenis karir yang bisa dilakukan dari rumah saja tanpa harus datang ke kantor. Sehingga era digital ini wajib dimanfaatkan semaksimalnya karena telah banyak potensi bagi masyarakat dalam mendapat penghasilan. Selain ciptakan lapangan kerja teknologi digital ini juga membuat flasibel waktu atau ritme kerja sesuai kemampuan dan kebutuhan masing- masing personil
(Infografis-2021).

Tenaga kerja digital harus menjalankan semua proses kegiatan bisnis dan jenis aktivitas kerja dalam konteks digital melalui pemahaman dan pemanfaatan sarana digitalisasi. Sehingga kompetensi menjadi sifat dasar yang wajib dimiliki oleh setiap orang dan bahkan menjadi bagian yang melekat untuk dorongan menggapai prestasi dan dapat melaksanakan tugas secara efektif. Jika ada yang tidak sesuai atau sama antar personil, maka inilah yang menjadi pembangding satu dengan yang lainnya saat akan dilakukan pengembangan karir. Secara tidak langsung personil yang memiliki keunggulan lebih akan lebih mudah beradaptasi dan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan peluang pekerjaan secara digitalisasi. Sangatlah penting dalam penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan atau keahlian, nilai-nilai dan sikap personil yang mengacu pada performance atau kinerja seseorang yang dapat direfleksikan menjadi kebiasaan baik berpikir maupun bertindak sesuai dengan profesi yang di milikinya. Peningkatan kinerja bagi organisasi memiliki perspektif yang berbeda, sehingga upaya perbaikan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki harus ditetapkan kompetensinya, adanya keseimbangan jumlah tenaga kerja dengan beban kerja, memiliki sarana yang handal, perbaikan sistem manajemen, memperhatikan seluruh staf serta menciptakan iklim kerja yang kondusif (Spencer dan Spencer 2001).

kesimpulan

Perkembangan teknologi yang sangat pesat dapat merubah tatanan kehidupan kita, namun peran manusia tidak akan pernah dapat tergantikan oleh teknologi tersebut. Namun demikian, manusia harus tetap bisa menjaga keberadaannya melalui kompetensi yang memadai baik hard skill maupun soft skill. Teknologi digitalisasi era revolusi 4.0 sangatlah perlu untuk diatur agar tidak melanggar kode etis secara etika moral. Perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia dan kesejahteraan manusia harus dikedepankan dengan nilai etika yang benar dalam kegiatan bisnis perusahaan. Berkolaborasi secara alamiah merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga peran etika dalam era industri 4.0.


Perusahaan dapat bertahan di era revolusi 4.0 jika perusahaan dapat bertindak dengan cepat sebagai leading dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk memanfaatkannya menjadi suatu peluang bisnis digitalisasi. Pemngenbangan industri 4.0 juga mendatangkan risiko yang lebih tinggi bagi pelaku bisnis atau usaha, sehingga apapun solusi yang ditetapkan harus memperhitungkan risiko yang akan muncul. Kepedulian terhadap lingkungan juga merupakan salah satu strategi perusahaan sehingga fleksibel menjadi pertimbangan bagi pelaku usaha karena perlu menyeimbangkan antara mengikuti lingkungan dan fokus pada kompetensi yang dimiliki perusahaan. Strategi kolaborasi leading dan fleksibel yang dimiliki dapat dilakukan dengan teknologi cloud melalui internet of things, integrasi analitis yang canggih, kustomisasi produk, peningkatan komunikasi serta digitalisasi produk dan layanan.

Berdasarkan uraian diatas maka perusahaan memiliki peran tinggi dalam meningkatkan kompetensi personilnya dalam faktor mendukung lingkungan kerja baru dan intensitas perusahaan dalam penggunaan digital seperti menyediakan fasilitas yang mendukung delivery melalui teknologi. Perusahaan harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi tapi tetap mempertimbangkan etika bisnis yang sesuai. Jika perusahaan melakukan binisnya dengan tetap menerapkan etika bisnis yang baik, mudah beradaptasi dengan teknologi baru maka secara tidak langsung menuntut pegembangan kompetensi personil. Adapun pengaruh etika bisnis dan era revolusi terhadap kompetensi sumber daya manusia adalah bahwa perusahaan dituntut meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawainya demi untuk menjaga keberlangsungan usahanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun