Mohon tunggu...
Atep Afia Hidayat
Atep Afia Hidayat Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati sumberdaya manusia dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Money

Kondisi Pengusaha Kecil

19 Juni 2011   03:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:23 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Oleh : Atep Afia Hidayat - Globalisasi telah merambah semua segi kehidupan, terlebih dalam bidang ekonomi. Sebenarnya globalisasi perekonomian sudah muncul sejak berabad-abad yang lampau, terutama dengan mulai ditemukannya berbagai alat transportasi. Sudah sejak lama suku-suku di Indonesia, Philipina, Thailand, Cina, Vietnam, Kepulauan Pasifik Selatan, India, Arab, Iran (Persia), bahkan hingga ke Mandagaskar, saling berinteraksi dalam perdagangan. Ternyata yang terlibat dalam kontak bisnis tersebut tidak hanya pengusaha besar atau yang belakangan ini terkenal dengan sebutan konglomerat, pengusaha kecilpun memberikan andil yang cukup besar. Sebagian komoditi bisnis yang dipasarkan langsung pengusaha besar, tak lain berasal dari produk pengusaha kecil. Ya, kondisi saat ini pun tak begitu berbeda, dimana pengusaha kecil, baik itu industri kecil, pengrajin, petani, nelayan, mengumpulkan produknya, lantas para pengusaha besar berupaya memasarkannya. Untuk menembus pasar global memang dibutuhkan kekompakan. Berbagai potensi yang kecil-kecil jika digabungkan akan menjadi lebih besar dan kuat. Hanya masalahnya, mampukah para pengusaha kecil tersebut mengantisipasi kondisi pasar global? Globalisasi perekonomian diwarnai dengan terbentuknya pasar global. Sedangkan proses yang mengawali tumbuhnya pasar global ialah terbentuknya blok-blok perdagangan seperti, Uni Eropa, Amerika Utara, Asean, dan sebagainya. Terbentuknya pasar tunggal Eropa, paling tidak menciptakan peluang yang lebih besar bagi pengusaha di negara kita untuk memasarkan aneka produknya. Namun dibalik semua itu, ternyata kompetisi dalam menembus pasar semakin ketat. Aneka produk yang kita hasilkan juga dihasilkan beberapa negara lainnya, umpamanya dalam memasarkan kelapa sawit serta olahannya, terjadi kompetisi dengan Malaysia. Untuk memasarkan hasil industri kecil dan kerajinan, jelas pesaingnya lebih banyak, mengingat hampir semua negara sedang berkembang mampu menghasilkan produk tersebut. Menghadapi kondisi seperti itu, jelas pengusaha kecil perlu disiapkan sedini mungkin. Sudah selayaknya perusahaan besar (melalui corporate social responsibility – CSR), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah atau dinas instansi terkait meningkatkan bantuannya, baik menyangkut desain, pemahaman selera konsumen, strategi pemasaran, teknologi produksi, pengelolaan usaha, serta bantuan modal dan pelatihan. Kontribusi sektor usaha kecil terhadap perekonomian nasional cukup besar, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja. Distribusi usaha skala kecil memang menjangkau seluruh pelosok tanah air. Baik di pedesaan atau perkotaan keberadaan sektor usaha kecil dan pengusaha kecil tidak bisa dipandang sebelah mata, sudah selayaknya tetap diprioritaskan dalam penanganannya. Idealnya upaya kearah pemerataan diselaraskan dengan upaya pencapaian pertumbuhan. Tingkat kesejahteraan yang terus tumbuh dan merata, jelas akan memperkuat bargaining position bangsa Indonesia dalam kancah pergaulan global. Untuk memperkuat posisi usaha kecil, para pengusaha kecilnya harus terlebih dahulu dibina, dikenalkan pada sistem produksi berteknologi, strategi memanfaatkan aneka peluang, serta efisiensi usaha. Kebanyakan pengusaha kecil belum menjalankan roda usahanya secara efisien, cenderung hanya mengandalkan feeling dan pengalaman. Namun tak dapat dipungkiri, banyak juga pengusaha kecil yang mampu melompat jauh ke muka, kelasnya naik menjadi pengusaha menengah, bahkan ada juga yang lantas bertitel konglomerat. Nah, bagaimana cara agar makin banyak pengusaha kecil yang mampu naik kelas, bisa mengembangkan usahanya, serta memperluas pasarnya hingga menembus pasar global. Sudah selayaknya setiap perguruan tinggi meningkatkan perhatiannya terhadap keberadaan pengusaha kecil. Perguruan tinggi merupakan ujung tombak dalam upaya memodernisasi kehidupan masyarakat, selain itu pengabdian pada masyarakat merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Jika pembinaan terhadap pengusaha kecil telah berlangsung secara kontinyu, tentu ada nilai tambah yang diperoleh, setidaknya bisa meningkatkan daya saing dalam mengantisipasi pasar global. Pengusaha kecil memang modal usaha dan skala usahanya kecil, namun hendaknya wawasannya jagan dibiarkan tetap kecil. Kenyataannya, masih banyak pengusaha kecil yang tidak mengetahui prosedur pengajuan bantuan modal dan kredit. Hal tersebut tentu saja merupakan kendala untuk pengembangan usaha. Bagaimanapun suntikan modal amat diperlukan untuk memperluas dan memperkuat usaha. Salah satu jalan yang dapat ditempuh, yaitu dengan cara mengajukan kredit. Di sisi lainnya, banyak juga pengusaha kecil yang tahu benar dengan prosedur pengajuan kredit, namun dihadapkan pada hambatan berupa faktor “x”, terutama yang bersumber pada intern perbankan. Dalam hal ini pencairan kredit bagi pengusaha kecil terkadang lebih rumit dan lebih lama. Hal tersebut mudah dipahami, mengingat keuntungan atau laba yang diberikan pengusaha kecil memang kecil. Pola pikir seperti itu sudah selayaknya di tinggalkan jauh-jauh, bagaimanapun bank merupakan agent of development, selain berupaya meraih lama optimal selayaknyalah membantu pemerintah dalam mewujudkan pemerataan. Toh pengusaha kecil yang berhasil tentu akan menjadi mitra perbankan yang potensial. Makin banyak pengusaha kecil yang berhasil, tentu saja laba bank makin meningkat. Globalisasi perekonomian tak bisa ditunda atau ditawar. Dampak terhadap perekonomian nasional amat nyata, sudah jelas harus diantisipasi, dicari celah-celah peluangnya. Jika kita jeli melihat peluang, mampu menangkapnya, lantas mendayagunakannya, maka pertumbuhan ekonomi nasional bisa dipacu. (Atep Afia). Sumber Gambar: http://www.ondigital.co.za/wp-content/uploads/2011/04/Small-Business-Social-Media-Marketing.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun