Mohon tunggu...
atenriabeng
atenriabeng Mohon Tunggu... mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Seni

Penghargaan Terhadap Budaya Lokal: Upacara Adat Pernikahan (Mappetuada)

7 Januari 2025   12:29 Diperbarui: 7 Januari 2025   22:27 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Budaya lokal adalah salah satu kekayaan yang menjadi ciri khas sebuah bangsa. Upacara adat pernikahan Mappetuada dari suku Bugis, Sulawesi Selatan merupakan tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini. Namun, seiring dalam perkembangan zaman, pernikahan ala tradisi mulai berkurang karena masyarakat lebih memilih konsep barat yang sederhana. Oleh karena itu penghargaan terhadap budaya lokal seperti upacara adat ini perlu terus ditanamkan agar generasi muda memahami dan menjaga tradisi leluhur.

Indonesian dikenal dengan negara yang kaya akan keragaman budaya. Setiap daerah memiliki tradisi dan adat istiadat yang unik, salah satunya adalah upacara pernikahan adat yang berbeda di setiap daerah. Dalam budaya suku Bugis di Sulawesi Selatan, terdapat upacara adat yang di sebut Mappetuada yang merupakan proses penting sebelum pernikahan resmi di langsungkan.

Tetapi, di zaman sekarang budaya seperti ini mulai jarang dilihat. Banyak yang lebih memilih konsep pernikahan modern yang cepat dan praktis. Jika hal ini terus berlangsung, budaya lokal dapat terancam punah. Padahal, budaya tersebut sangat penting untuk memperkuat identitas dan jati diri bangsa kita.

Apa sih itu Mappetuada?

Mappetuada merupakan salah satu tradisi dalam pernikahan adat Bugis yang dilakukan sebelum akad nikah. Dalam tradisi ini, kedua keluarga mempelai berkumpul untuk membicarakan berbagai hal penting, seperti besaran mahar, waktu pelaksanaan pernikahan, serta syarat-syarat lainnya yang harus dipenuhi.

Dalam proses Mappetuada, terdapat simbol-simbol adat yang digunakan, salah satunya adalah sirih pinang. Sirih pinang ini melambangkan penghormatan dan ikatan antara kedua keluarga. Oleh karena itu, tradisi ini bukan sekadar formalitas, melainkan mengandung nilai moral dan sosial yang sangat penting dalam mempererat hubungan antar keluarga dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat.

Kenapa Tradisi ini Mulai Hilang?

Masalah utama yang menyebabkan Mappetuada semakin jarang dilakukan adalah pengaruh modernisasi. Banyak orang kini lebih memilih pernikahan modern yang dianggap lebih praktis. Misalnya, daripada mengikuti adat, banyak yang lebih memilih melaksanakan pernikahan di gedung dengan konsep yang sedang tren.

Selain itu, banyak anak muda yang kurang memahami budaya lokal. Mereka cenderung menganggap tradisi seperti Mappetuada itu ribet, ketinggalan zaman, atau sudah tidak relevan lagi. Padahal, jika kita pahami maknanya, tradisi tersebut memiliki banyak nilai positif yang sebenarnya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana cara kita menghargai budaya lokal?

Cara kita menghargai budaya lokal sebenarnya tidak sulit. Kita bisa mulai dengan belajar tentang tradisi yang ada di daerah kita masing-masing. Cari tahu mengapa tradisi tersebut penting dan nilai-nilai apa saja yang terkandung di dalamnya. Dengan memahami hal tersebut, kita bisa lebih menghargai dan melestarikan budaya lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun