Hari ini saya merasa kurang enak badan, kepala terasa pusing, dan di kos tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan. Karena tidak tahu harus berbuat apa, saya hanya bermain HP terus. Lama-lama saya merasa bosan dan butuh udara segar, jadi saya memutuskan untuk keluar sebentar dan pergi ke alun-alun kota untuk menenangkan pikiran.
Sesampainya di alun-alun, saya melihat beberapa orang duduk santai di bangku-bangku yang tersedia. Ada satu kursi kosong, jadi saya duduk di sana sambil menikmati suasana. Beberapa menit kemudian, seorang Abang yang duduk di bangku sebelah menyapa saya dengan ramah dan berkata, "Dek, mau kue?" Saya terkejut karena tidak mengenalnya, dan secara spontan saya menolak tawarannya.
Padahal, dari cara bicaranya dan ekspresi wajahnya, saya bisa merasakan bahwa niat Abang itu benar-benar tulus dan ikhlas. Ia tidak memaksa, hanya menawarkan dengan sopan dan senyum yang hangat. Setelah beberapa saat, saya memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Sebelum benar-benar pergi, saya sempat menyapa Abang tersebut sebagai bentuk penghargaan atas kebaikannya.
Ketika saya sudah berada di atas motor dan hendak meninggalkan alun-alun, saya melihat Abang itu kembali memandang saya. Saya pun menundukkan kepala sebagai tanda hormat dan terima kasih. Dalam hati saya merasa tersentuh dan berkata, "Abang ini benar-benar orang yang baik hatinya." Meskipun kami tidak saling mengenal, sikapnya menunjukkan bahwa kebaikan bisa datang dari siapa saja, bahkan dari orang asing yang hanya kita temui sekali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI