Mohon tunggu...
asyraf malik
asyraf malik Mohon Tunggu... Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam

Fokus utama penulisan mengenai teori pengetahuan (epistemologi).

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bahasa Kian Bergerak Dan Kebenaran Tetap Bertahan

8 Oktober 2025   18:50 Diperbarui: 8 Oktober 2025   18:50 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suicide & https://en.wikipedia.org/wiki/Suicide

Kita telah mengetahui bahwa pengetahuan ada dua; pegetahuan yang benar dan pengetahuan yang salah. Kemudian, terbitlah sebuah pertanyaan "apa dasarnya sebuah pengetahuan disebut benar? Dan Pengetahuan disebut salah? Ilmuwan klasik memberikan jawaban "bahwa pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang berkorespondensi objeknya dengan realitas eksternal, sedangakan pengetahuan yang salah adalah pengetahuan yang  tidak berkorespondensi objeknya pada realitas eksternal."

Tetapi, dari definisi yang diberikan oleh ilmuwan klasik nampaknya terbantahkan oleh ilmuwan modren. Bahwa banyak pengetahuan yang tidak dapat diketahui benar dan salahnya. Mereka akhirnya mengatakan "Definisi itu mesti diubah. Kita tidak mengatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah objeknya berkorespondensi dengan realitas eksternal dan prihalnya itu sendiri, tetapi kita mesti mengatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang pada suatu masa dapat diterima oleh berbagai pikiran. Setiap pengetahuan yang pada suatu masa diakui kebenarannya oleh para ilmuwan, itulah pengetahuan yang benar; dan setiap pengetahuan yang tidak diakui oleh para ilmuwan, maka itulah pengetahuan yang salah."  Maka dari penjelasan tersebut dapat disaksikan bahwa kebenaran pengetahuan pada suatu masa adalah benar, kemudian pada masa selanjutnya pengetahuan tersebut adalah salah.

Saya akan memudahkan para pembaca untuk penjelasan di atas. Kita mengetahui bahwa para ilmuwan yang hidup pada masa Ptolomeus menyepakati bahwa bumi adalah pusat dan matahari memutari bumi. Maka selama 2000 tahun lebih teori Ptolemeus itu menjadi realitas dan kebenaran. Kemudian setelahnya ada teori Copernicus, di mana setelahnya 300 tahun kemudian para ilmuwan menyepakati kebenaran teori Copernicus, di mana matahari adalah pusat dan bumi memutari matahari. Sehingga teori Copernicus dianggap sebagai kebenaran bahkan sampai sekarang ini. Pada Definisi kedua tersebut yang disepakati oleh ilmuwan klasik ataupun ilmuwan modren tidak bisa dikatakan sebagai "pada masa itu teori Ptolemeus adalah benar", kemudian dikatakan lagi bahwa "pada masa sekarang teori Copernicus adalah benar." Agar lebih mudah saya akan menyebut teori Ptolemeus dengan teori pertama dan teori Copernicus dengan teori kedua.

Nampaknya kebenaran pada teori pertama tidak bisa disebut sebagai kebenaran pada masanya, kemudian teori kedua juga tidak bisa disebut sebagai kebenaran pada masanya. Maksud saya adalah seolah kita menghadirkan dua kebenaran pada kenyataan yang terjadi, padahal kenyataan yang terjadi adalah satu, maka kebenarannya hanya satu. Murthada Muthahhari mengatakan "Tidak, berdasarkan definisi yang dibuat oleh para ilmuwan klasik-jika sekarang mereka ini ada orang yang mampu membuktikan bahwa matahari adalah pusat dan bumi memutarinya-maka mesti dikatakan bahwa "pada masa 2000 tahun itu teori ilmuwan adalah salah, yang mereka katakan bukanlah kebenaran, melainkan kesalahan." Maka, kita akan menjumpai bahwa kebenaran pada teori pertama adalah kesalahan dan teori kedua adalah kebenaran. Sebab, kenyataan yang terjadi hanya satu, maka kebenaran hanya satu. Jika anda mengatakan bahwa kebenaran teori pertama pada masanya adalah kebenaran, memang ia. Tetapi teori pertama ketika dihadapkan dengan kenyataan yang tejadi "bahwa bumi adalah pusat dan matahari memutarinya" adalah kebenaran, maka ketika kita telah menyadari apa yang sebenarnya menjadi kenyataan bahwa bumi bukan pusat semesta. Maka kita tidak bisa mengatakan bahwa teori pertama adalah kebenaran. Kemudian pada teori pertama jika dianggap kebenaran apakah teori pertama tersebut mempengaruhi relaitas yang terjadi? Faktanya tidak. Jelas, kenyataan yang terjadi harusnya sesuai dengan kebenaran yang kita miliki. Maka teori kedua itu benar karena kenyataannya memang seperti itu.

Teman-teman mungkin akan mengatakan "itukan hanya soal penafsiran saja." Seolah kebenaran itu menjadi beragam, dan relatif. Tetapi jika kita menyandarkan keberagaman itu pada kenyataan yang terjadi, maka akan dijumpai satu saja, sehingga kebenaran yang dihasilkan adalah satu. Bahwa kebenaran yang dibahas ini adalah kebenaran yang sesuai dengan realitas eksternal.

Maka, realitas adalah satu, maka kebenarannya adalah satu, sebab teori pertama dan teori kedua tidak bisa disebut sebagai kebenaran, sebab kontradiktif. Bentuk kontradiktifnya adalah Jika kita melihat kebenaran bahwa bumi adalah pusat semesta, kenyataan yang terjadi bumi bukan pusat semesta. Apakah kita akan memilih pernyataan atau kenyataan? Jelas kita akan memilih kenyataan. Sebab, akan bingung jika kita banyak dihadapkan dengan kebenaran adalah ini (satu), kebenaran adalah itu (dua). Murthada Muthahhari menegaskan bahwa "setiap manusia berdasarkan esensi penciptaannya adalah realis, berpandangan riil, mencari realitas dan kebenaran, serta cenderung untuk mengetahui nilai berbagai arti ini dalam menunjukkan sebuah realitas." Inilah yang saya sebut bahwa kebenaran tidak dapat berubah karena banyak istilah.

Referensi:

Murtadha Muthahhari, Teori Pengetahuan: Catatan Kritis atas berbagai isu Epistemologi.

Karya Murtadha Muthahhari diterjemahkan dari Mas'ale-ye Syenokh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun