Candi Muaro Jambi kini menghadapi ancaman serius akibat keberadaan industri batu bara yang mengelilinginya. Dalam beberapa tahun terakhir, tumpukan batu bara di sekitar kawasan cagar budaya ini semakin meningkat, mengakibatkan pelapukan bangunan candi yang semakin cepat. Aktivitas industri yang berdekatan dengan situs bersejarah ini bukan hanya merusak struktur fisik candi, tetapi juga mengancam pelestarian warisan budaya yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Debu batu bara yang beterbangan dan genangan air bercampur limbah batu bara saat hujan mempercepat kerusakan pada bata-bata candi. Beberapa pelestari budaya, seperti Borju, menyatakan bahwa jika kondisi ini dibiarkan, maka pengeroposan bangunan candi akan semakin parah. "Jarak timbunan batu bara dengan situs hanya terpaut puluhan meter, dan aktivitas alat berat di sekitarnya sangat membahayakan," ungkapnya.
Masyarakat sekitar pun terus menuntut pemerintah untuk segera menindaklanjuti janji-janji pembersihan kawasan dari industri penumpukan batu bara. Mereka khawatir bahwa jika tidak ada tindakan nyata, Candi Muaro Jambi yang merupakan salah satu situs bersejarah terbesar di Asia Tenggara ini akan kehilangan nilai dan keasliannya.
Pemerintah daerah dan pusat terkesan saling lempar tanggung jawab dalam menangani masalah ini. Sementara itu, suara penolakan dari masyarakat terus bergema, berharap agar langkah-langkah konkret dapat diambil untuk menyelamatkan Candi Muaro Jambi dari ancaman yang terus mengintai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI