Tiktok adalah sebuah aplikasi platfrom media sosial berbasis short video yang akan memungkinkan pengguna nya untuk menonton, membuat, mengedit dan mengupload berbagai konten kreatif dengan menggunakan efek audiovisual, sehingga dapat menarik perhatian penonton atau viewer. Aplikasi Tiktok diperkirakan muncul pada tahun 2016 dengan nama Douyin yang kemudian dikembangkan oleh perusahaan teknologi yang didirikan oleh Zhang Yiming, pada saat itu penggunaan aplikasi Tiktok hanya digunakan di China. Sesuai dengan perkembangan teknologi dan media masa, saat ini penggunaan aplikasi Tiktok telah memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang akan membantu pengguna dalam meningkatkan fungsionalitas aplikasi. Di indonesia sendiri penggunaan aplikasi Tiktok mulai dikenal pada tahun 2017, dan pada tahun 2024 Indonesia tercatat menjadi negara dengan pengguna Tiktok terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Pemanfaatan dalam penggunaan aplikasi Tiktok sangatlah beragam, terkhusus sebagai media untuk penyebaran berita dan informasi mengenai isu terkini baik dalam maupun luar negri. Saat ini, sangat banyak dan beragam mengenai informasi yang dimuat di aplikasi Tiktok seperti informasi politik, hiburan, iklan, selebritis dan lainnya. Hal ini menjadi suatu hal yang seharusnya menjadi perhatian lebih, dikarenakan banyaknya informasi yang masuk dan diterima oleh pengguna menimbulkan problematik salah satunya adalah ketidakvalidan informasi. Meskipun aplikasi Tiktok dapat menjadi sumber informasi yang cepat dan mudah diakses, namun pengguna harus paham mengenai konsekuensi atau bahaya yang ditimbulkan ketika terjadi penyalahgunaan pada sumber informasi yang tidak akurat. Hal ini tentunya menjadi suatu permasalahan yang krusial, mengingat dampak dari ketidakvalidan informasi dapat mengakibatkan misinformasi dan disinformasi sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas sumber informasi yang didapat. Salah satu permasalahan yang sering dijumpai pada penggunaan media sosial seperti Tiktok adalah berita hoax dimana hoax merupakan informasi, kabar, atau berita yang disebarluaskan tidak berdasarkan fakta melainkan berisikan ketidakbenaran dan ketidakpastian. Hal ini menyebabkan ketidakvalidan suatu sumber informasi dikarenakan terdapat berita hoax yang merajalela. Tingkat kasus penyebaran berita hoax   saat ini sudah sering dijumpai, hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan atau kualitas pengguna pada aplikasi yang memuat berita hoax berbeda-beda. Menurut GoodStats tingkat pendidikan pengguna X lebih unggul dibanding media sosial lain, bahkan Tiktok menempati urutan paling bawah. Mengapa hal itu terjadi dan apa kaitannya? Salah satu fungsi dari kepemahaman ilmu adalah agar dapat memahami, memilah, serta memilih susatu informasi yang valid serta aktual sehingga terbebas dari berita hoax atau bohong. Pengguna Tiktok adalah yang paling mudah terkena berita hoax dikarenakan pengguna Tiktok lebih sering mengkonsumsi konten yang "instan" hal ini bisa disebabkan karena pengguna Tiktok cenderung lebih gemar skip berita tanpa menyimak sampai akhir. Kecenderungan ini juga dapat mengakibatkan pola pikir pengguna dalam menyerap informasi yang ada, dan efeknya adalah critical thingking tidak berjalan semestinya menjadikan pengguna Tiktok mudah untuk dibohongi berita yang belum tentu benar adanya. Berita hoax sendiri sering muncul ketika isu-isu update sedang memanas, contohnya isu politik di Indonesia. Beberapa waktu belakang Indonesia telah menylenggarakan Pilkada 2024, event ini menjadi bahan segar untuk penyebaran berita hoax dan ketidakvalidan sumber informasi terkait pilkada. Contoh penyebaran informasi tidak valid seperti real count pilkada Jakarta, yang sempat ramai di media sosial.
Awal dari berita ini adalah dari media sosial X yang kemudian tersebar di seluruh media sosial salah satunya adalah Tiktok. Berita ini tentunya menjadi perdebatan di kalangan pendukung cakub dan cawagub DKI Jakarta mengenai kebenaran atas tersebarnya berita tersebut. Sangat disayangkan respon dari pengguna X dengan Tiktok sedikit berbanding terbalik, para penerima berita dari Tiktok justru sebagian masih percaya, bahkan membenarkan berita ini. Hal inilah yang menjadi bukti nyata dimana dampak dari penggunaan aplikasi Tiktok terhadap kevalidan informasi, sehingga pengguna perlu meningkatkan literasi digital untuk menyaring informasi secara kritis dan menghindari berita hoax. Dalam hal ini perlu upaya lebih dari pemerintah, masyarakat dan para pengguna aplikasi Tiktok untuk lebih bijak dalam memilih serta memilah informasi yang valid dan aktual, serta peran edukasi pendidikan yang sangat diperlukan guna memberikan pemahaman lebih mengenai bahaya dari ketidakvalidan informasi berita yang dapat menyebabkan berita hoax. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI