Mohon tunggu...
asurya
asurya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kampanye Hitam Pilkada Depok , Siapa dalangnya?

21 November 2015   20:09 Diperbarui: 21 November 2015   20:15 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlahan tapi pasti , siapa pelaku kampanye hitam di pilkada depok yang sebenarnya mulai terkuak. Terungkapnya rahasia ini bisa kita lihat ketika debat pilkada depok yang dilaksanakan pada hari kamis 19 november 2015 di stasiun JAK tv. Meski sebenarnya mudah sekali untuk menginventarisir siapa pelaku kampanye hitam seperti spanduk 1 kelurahan 1 gereja yang sempat menggegerkan kemarin. Sangat mudah sekali !

Mari kita runut pola black campaign dan playing victim yang terjadi....

Ada puluhan hujatan yang diarahkan ke sosok idris pradi khususnya ke sosok idris abdul shomad yang kebetulan incumbent sebagai wakil walikota. Awalnya , saya kira ini wajar terjadi di masa pilkada saat pilkada namun mulai terasa berlebihan ketika serangan membabi buta dan masuk ke wilayah yang tidak etis yaitu ranah pribadi atau "Ad hominem" misalkan mengkaitkan diri sosok idris abdul shomad dengan PKI/komunis , wahabi anti tahlilan dan yang paling parah serangan yang dilakukan oleh akun Ahmed S atau Ahmad Sapuani yang mempermasalahkan makam orang tua idris abdul shomad yang berumput dan mengolok-olok sebagai wahabi dan tidak pernah mengurusi makam orang tuanya.

 

Hujatan ini sangat memalukan dan sudah memasuki ranah hukum serta pencemaran nama baik. Untungnya idris abdul shomad tidak mau mempermasalahkan hal ini.

Hujatan dan black campaign/kampanye hitam yang dilakukan oleh para relawan dimas babai sudah sangat kentara dan cenderung kasar serta brutal. Bahkan serangan juga ditelurkan oleh akun fanpage salah satu calon meski tidak langsung tapi sudah bisa kita tebak arahnya kemana.

 

Bagaimana dengan pola playing victim ?

Keributan kampanye SARA pertama diawali ketika tim relawan dimas babai yang mempermasalahkan komentar seseorang yang di identifikasikan sebagai salah satu tokoh relawan idris pradi dalam hal lain yang tidak ada kaitannya dengan kampanye. Lalu komentar tersebut di screenshot dan di bully rame-rame padahal sebenarnya komentar tersebut adalah hal biasa.

"Membuat rame" komentar ini terus digulirkan , bahkan hingga ke pengiriman orang ke rumah tokoh tsb dengan berbagai ancaman dan pelaporan ke polres namun ditolak oleh polres karena tidak kuat. Tiba tiba dimas babai mengadakan jumpa pers dan mempermasalahkan diri mereka diserang dengan cara SARA. Saat itu banyak orang terkaget-kaget kenapa dimas babai begitu reaktif bahkan membuat jumpa pers segala dengan memposisikan dirinya di dzolimi.

Sebenarnya jumpa pers tersebut terhitung rancu bahkan polres sendiri sudah menolak tapi kenapa tetap dipaksakan dengan jumpa pers? Disini aroma konspirasi pembentukan opini tercium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun