Mohon tunggu...
asurya
asurya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kampanye Hitam Pilkada Depok , Siapa dalangnya?

21 November 2015   20:09 Diperbarui: 21 November 2015   20:15 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus ini adalah pondasi pertama munculnya "skema terdzolimi" , meski santer digembar gemborkan di media sosial namun tim idris pradi dengan cerdas dan santun tidak menanggapi dan mengusung tema "Kampanye Santun". Ternyata skema kampanye santun ini terbukti ampuh dimana sandiwara terdzolimi tidak menyebabkan efek apapun meski bisa menjadi konten kampanye darat.

Skema kedua adalah spanduk "1 kelurahan 1 gereja" , spanduk ini sengaja diangkat hari sabtu-minggu memanfaatkan hari minggu sebagai hari gereja dan diharapkan akan matang pada hari senin sebagai hari awal aktifitas. Memang skema ini cukup ampuh dan sempat viral di berbagai tempat/kanal komunitas namun ternyata umurnya hanya 2 hari.

Celakanya arah pergerakan viral ini tidak mengarah ke target yang menguntungkan bahkan cenderung orang percaya bahwa hal tsb adalah program dimas babai sendiri. Tentu saja ini sangat merugikan dimas babai sendiri mengingat kabar yang beredar kawan kawan nasrani depok tidak simpatik dan protes cara-cara tersebut digunakan bahkan muncul keinginan mereka untuk mendeklarasikan diri sebagai pendukung idris pradi.

Pola pemunculan skema isu sama seperti sebelumnya. Diawali dengan foto spanduk antah berantah yang diangkat oleh salah satu media online nasional lalu digoreng oleh para relawan yang gahar bahkan keluar ucapan tudingan dari babai bahwa yang melakukan adalah tim idris pradi. Tudingan babai langsung ke corong idris pradi sebenarnya bisa jadi sebuah masalah karena bukti yang tidak kuat namun sepertinya idris pradi memilih tidak mempermasalahkan karena memang tidak ada tindak lanjut dari tudingan tersebut.

Dan yang lebih konyol adalah babai mengatakan akan melaporkan hal ini ke polres yang sampai sekarang tidak pernah terjadi. Dengan tidak adanya tindak lanjut pelaporan justru membuktikan bahwa skema yang dibuat adalah cukup ke wilayah penggiringan opini dan ini bisa kita lihat dari , lagi lagi dimas babai melakukan jumpa pers untuk menyatakan dirinya terdzolimi.

Sebenarnya main tuding dan tunjuk nama serta jumpa pers ini tidak patut secara etika dilakukan oleh dimas babai karena tidak ada bukti kuat bahkan sampai skrg tidak ada laporan ke polres. Dimas babai terlihat memanfaatkan isu ini untuk memperoleh simpati dari masyarakat umum namun mereka lupa bahwa sebagian besar warga depok adalah warga berpendidikan tinggi dan skema seperti ini dengan mudah dibaca arahnya akan kemana.

Terlebih sebelumnya tiba tiba beredar spanduk Nurmahmudi yang mengisyaratkan akan maju ke pilkada DKI dan sudah dikonfirmasi oleh NMI bahwa beliau tidak memasang hal tsb. Dan uniknya yang menyebarkan isu ini justru akun akun yang getol berkampanye program dimas babai. Saya kira disini sudah terlihat jelas arahnya dan siapa yang bermain.

Pembusukan Debat Pilkada

Acara debat pilkada depok di jak tv menjelaskan segalanya , babai dan dimas membantai pasangan idris pradi dengan kata-kata tajam dan menyakitkan hati serta jauh dari kesantunan. Dimas terkesan sombong dan sok menggurui sedangkan babai terlihat pandai bersilat lidah tapi kata katanya menyakitkan hati. Namun mereka lupa bahwa sebenarnya mereka sedang menghantam semua orang khususnya jajaran muspika yang hadir di acara tersebut.

Mencela pemerintahan daerah kota depok adalah mencela semua pejabat publik yang ada dan kebetulan hadir menonton mereka berdebat. Disana ada nurmahmudi selaku pejabat sah walikota , ada kapolres , dandim dan pejabat lainnya. Bagaimana rasanya kota yang mereka ayomi di busuk-busukkan? Bagaimana rasanya kota yang mereka pikirkan selama 24 jam sehari , 30 hari sebulan dianggap tidak manusiawi? Bahkan saya tidak bisa membayangkan perasaan semua pejabat kepemerintahan serta seluruh PNS bahkan level terendah sekalipun ketika jerih payah keringat mereka tidak dianggap?

Saat menyaksikan debat tersebut di televisi , sempat dalam hati membatin kenapa dimas babai tidak ada bedanya dengan para relawannya yang gahar melontarkan hujatan? Tidak bisakah budaya santun dikedepankan dalam sebuah debat yang ditonton banyak orang? Debat memang ruang terbuka untuk menunjukkan kualitas diri namun dengan cara mencela , menghina bahkan merendahkan pribadi orang lain (Adhominem) adalah suatu langkah kampanye yang tidak cerdas. Bukankah anda sedang menawarkan diri sebagai calon pemimpin kami?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun