Mohon tunggu...
Astrid Ananda
Astrid Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Astrid Ananda

Haii

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stop Bullying

25 Maret 2021   07:30 Diperbarui: 25 Maret 2021   07:36 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NAMA             : Astrid Ananda

NIM                 : N011201025

GB                  : 6

Contoh kasus

Benjamin Carson (kandidat presiden Amerika Serikat), saat di Sekolah Dasar sering dihina oleh teman-teman kelasnya karena kulit hitam, hanya terlihat putih saat ia membuka mulutnya terlihat giginya berwarna putih kekuningkuningan. Karena sering mendapat penghinaan, Carson pernah melakukan percobaan pembunuhan terhadap teman yang menghinanya, namun tidak membawa korban. Perisiwa tersebut menjadi head line berita di seluruh benua Amerika, bermacam-macam spekulasi hingga memunculkan rasisme (konflik warga kulit hitan dan kulit putih), singkat cerita Carson tidak naik kelas, namun ibunya Sonya dan seorang gurunya dengan sabar membimbingnya, setelah peristiwa tersebut, ia menjalani proses pendidikan yang baik dan mencapai prestasi gemilang, akhirnya di usia 27 tahun Carson tercatat sebagai seorang dokter ahli bedah menjadi keahliannya dan berhasil untuk pertama kali memisahkan bayi kembar di bagian belakang.

berikan tanggapan terkait kasus tersebut, dan bagaimana mengkondisikan diri sebagai mahasiswa jika berada diposisi sebagai carson yang terus terusan di bully

Tanggapan mengenai kasus Benjamin Carson

Pembullyan memang merupakan suatu tindakan yang dapat membuat orang yang menjadi korbannya tidak percaya diri hingga mengalami gangguan mental. Pembullyan juga sangat dilarang untuk dilakukan karena melanggar HAM dan menyalahi kodrat korbannya yang memang terlahir seperti itu.

Ketika menjadi salah satu korban pembullyan, Carson seharusnya melaporkan kasus tersebut kepada guru atau pihak sekolahnya. Seharusnya, ketika pihak sekolah telah mengetahui kasus pembullyan tersebut sudah mengambil langkah tegas untuk menindaki pembullyan tersebut. Walaupun pihak yang melakukan pembullyan tersebut memiliki pengaruh terhadap sekolah.

Ketika menjadi korban, kita tidak boleh memendamnya dan tidak menceritakannya kepada yang lain. Hal itu akan membuat diri semakin tersiksa. Ada baiknya mencari teman yang dapat bertukar cerita. Namun, jika tidak memungkinkan, jejaring sosial pun bisa menjadi solusi untuk menceritakan apa yang terjadi sebenarnya. Selain itu, mungkin memang sulit untuk mengabaikan perkataan kasar dari rasisme yang dilakukan oleh pembully, namun dengan cara mengabaikan perkataan tersebut dan menyimpan rasa syukur yang besar kepada tuhan karena telah dilahirkan dan tetap hidup bisa menjadi salah satu cara untuk tetap tegar menghadapi rasisme.

Di sisi lain, sosok Benjamin Carson bisa dikatakan ia adalah seseorang yang sangat kuat dan hebat. Karena walaupun ia telah menjadi korban pembullyan dan rasisme hingga berita tentang dia ingin membunuh pelaku pembullyan terhadap dirinya menyebar di seluruh benua Amerika, Ia tetap melanjutkan pendidikannya hingga ia menjadi dokter yang sangat berbakat dan hebat. Terkadang hal-hal yang membuat kita jatuh akan menjadi motivasi untuk bangkit menjadi lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun