Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Penulis Kompasiana yang Signifikan

8 Mei 2012   04:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:34 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Penulis Kompasiana Yang Signifikan

Pada postingan saya sebelum ini saya menulis tentang Perangai Pembaca. Tetapi rupanya di Kompasiana ini Pembaca dan Penulis sebagian besar sama. Maka ketika Pembaca digambarkan memiliki pengenalan masing-masing tersendiri terhadap para penulis disini, timbul pertanyaan ditanggapan sebenarnya saya itu siapa dan dikenal sebagai bagaimana.

Di suatu kalangan persaudaraan kami ada istilah popular sekarang ini : “signifikan dan relevan”, menarik, dikenal dengan mudah, (sifnifikan) dan memberi manfaat jasa dan actual (relevan). Memberi definisi itu agaknya mudah, menunjuk orang itu setengah susah, setengah mudah, tetapi yang tidak mudah itu “untuk menjadi”.

Dalam memahami artian lebih mendalam marilah sambil jalan kita temukan. Mengenai “menunjuk orang dan kwalifikasinya di Kompasiana” ada fenomena ini :Berawal dari Tulisan saya dengan topic tentang kwalitas penulis dihttp://sosbud.kompasiana.com/2010/07/14/pribadi-anda-tulisan-anda/. Dilanjutkan warning bagus dengan Engkong Ragile menulis pula di : http://media.kompasiana.com/new-media/2011/02/08/persetan-nama-besar-penulis-blog-kompasiana/ Ada penegasan, dari Pak Armand yang menulis bagus disini : http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/ 2011/8/03/ mengurai-tulisan-dan-personalitas/

Dan pengalaman menarik dengan gaya tulis “mendaftar nama orang” dalam tulisan Ma Sang Ji : http://edukasi.kompasiana.com/ 2011/09/09/inilah-35-penulis-paling-cerdas/ . Tulisan ini mendapat tanggapan dibawahnya banyak sekali yang sepertinya mengesankan banyak mereka mau melihat siapa dalam posisi mana. Tanggapan saya : http://fiksi.kompasiana.com/ prosa/2011/09/15/siluman-membawaku -dengan-kereta-kencana/.

Dan ada dua sekurangnya tanggapan berupa artikel dari penulis lain yang namanya terdaftar di tulisan Rekan Ma Sang Ji. Serasa kesan-kesan dari penunjukan dengan urutan ranking itu membuat tidak nyaman untuk yang bersangkutan. Itu kesan saya.

Sebenarnya membantu para pemula di Kompasiana bisa ditunjuk gaya tulis atau kecenderungan bahkan hoby penulis, seperti pemerhati sosial politik, pemerhati masalah social, pemerhati kehidupan luas, penulis fiksi yang bagus dll. Tetapi itu merupakan selera cenderung subyektip. Untuk memperoleh pengenalan kepada penulis cukup banyak cendelanya untuk dilongok. Kita bisa melihat pengakuan diri di profilenya. Dan yang paling tepat ya kita banyak baca tulisannya. Misalnya saya suka tulisan ibu-ibu RT, yang enteng berisi.(Sengaja tak saya sebut nama : banyak, kalau ketinggalan satu bisa susah) Saya suka baca ulasan politik rekan Della Anna, puisinya Meysha Lestari, Selsa, BowoBagus, dan rekan2 penulis fiksi di Desa Rangkat Group yang beranggota ratusan serta aktip menulis dan menjalin keakraban di Fb. Ada grup yang baru sekitar 4 bulan grup diskusi social kemasyarakatan. Saya suka homur-humor rekan-rekan Kenthir dan Engkong Ragile penulis sepuh Dian Kelana, pak Thamrin , pak Brata, Omjay, pak Ramli, para dosen pak Armand, pak Erry, Bunda Aridha, Pak Yulianto dan ada psikolog muda lagi. Belum lagi penulis-penulis muda. Para penulis sebayaPaknethole, mas Chris, Bang Kemal, pak Halim,jangan paksa saya sebut nama. Tetapi banyak saya sangat ingat dan kepada mereka saya sering cari dan buru tilisannya bila saya merasa lama tidak bertemu oleh pelbagai sebab.

Yang akhirnya masih harus dikatakan bagaimana “untuk menjadi”penulis yang signifikan dan relevan. Disini saya hanya akan menshare kan Catatan saja bukan “ilmu”, bukan kiat, bukan resep. Ilmu,coba cari buku ilmiah banyak, atau tanya para dosen dan psikolog yang sehari hari menghadapi siswa untuk diberi pembelajaran. Share saya ini :


  1. Menarik, jadilah pemilik “inner beauty” , watak yang mampu menarik, kepribadian yang konsisten, tidak lain pagi lain sore, pilihlah bidang minat atau bidang yang lebih focus, meski sering-sering membuat variasi. (penulis yang signifikan)
  2. Kembangkan kepekaan dan perluas kepedulian untuk dapat memperoleh bahan yang actual, dan berdasarkan pengalaman sesungguhnya dengan itu dapat memberi manfaat bagi lebih banyak pihak.(penulis yang relevan)
  3. Kembangkan ketrampilan dan carilah serba media penyampaian pesan yang mengena untuk setiap pembaca.(Penulis dan Tulisannya signifikan dan relevan)
  4. Karena ketiga hal tersebut diatas itu menyangkut kepribadian maka pelatihan juga harus menyentuh pemahaman, perasaan, praktek pengalaman nyata. (melalui pemahaman, pendalaman, error and trial)
  5. Dan sangat penting pendalaman dan evaluasi melalui Refleksi.

Maka akan terjadiAKSI, REFLEKSI,AKSI.

Sebab kita mampu ber-Refleksi hanya kalau pernah ber-Aksi, mengalami, merasakan, mencoba memahami, mengerti, tahu dan mau, pernah keliru.

Tulisan diata ini saya kembangkan jugasetelah membaca tulisan Rekan Arimbi Bimoseno di http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/ 2012/ 05/07/ meraih-kegembiraan-hati-yang-kekal/Dan dikuatkan oleh Rekan Kathedrarajawendisini : http://kompasiana.com/filsafat/2012/05/03/ jangan-berharap-kebahagiaan-dari-orang-lain/ .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun