Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hening, Kesepian yang Dikehendaki...

20 Mei 2012   09:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:04 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke 46.yang jatuh pada tanggal 20 Mei 2012 ini merupakan hari doa dan kegiatan Gereja untuk memberikan pesan tahunan Gereja kepada jemaatnya dan kepada seluruh dunia tentang Komunikasi Sosial.(baca : plus kemajuan teknologi komunikasi) Sebab Paus Yohanes Paulus II menyatakan bahwa tanggung jawab dan tujuan positif dari Komunikasi Sosial tidak hanya ditanggung oleh seorang individu namun semua pihak dan lembaga termasuk Gereja. Antara lain melalui pesan-pesan yang disampaikan dalam kesempatan-kesempatan khusus bagi umum dan umatnya.

Istilah "Komunikasi Sosial", terlepas dari kegunaan umumnya, telah menjadi suatu istilah yang sering digunakan dalam dokumen-dokumen Gereja Katolik untuk media massa. Sebagai suatu istilah, "Komunikasi Sosial" memiliki keuntungan karena konotasinya yang luas, di mana seluruh komunikasi adalah bersifat sosial, namun belum tentu semua komunikasi itu bisa disebarluaskan kepada "massa". Kedua istilah tersebut akhirnya dipergunakan sebagai istilah yang sama.

Demi Pengertian Komunikasi Sosial dan Media Massa ini hari ini saya ingin berbagi sedikit gagasan yang saya pelajari dari pesan-pesan tentang komunikasi social kepada pecinta media massa, khususnya para pecinta kompasiana.

Orang takut akan kesepian. Maka orang suka yang hura-hura. Atau orang pergi mencari teman berbincang.

Katanya orang bahagia dalam kebersamaan. Orang berlanjut dengan kegembiraan, berbicara, membangun komunikasi, tertawa bersama, berbagi kata dan rasa. Dan orang lupa bahwa ternyata ada waktu ada proses dan perubahan. Kemudian orang menemukan bahwa orang lain itu lain dari dirinya. Sebaliknya kembali ditemukannya diri sendiri yang kesepian dalam kegaduhan. Disekitarnya menjadi bukan miliknya, bukan dirinya sendiri dan dirasakan lagi kesunyian yang menakutkan, atau kegalauan, kejenuhan, rasa muak dan maunya menolak dalam ketidak puasan.

Dalam olah-kerohanian pendoa dapat menemukan konsolasi tetapi dapat pula desolasi, seperti dapat dibaca lagi ditulisan saya disini : http://filsafat.kompasiana.com/2012/05/16/ fenomena-kemanusiaan-tindak-kekerasan-dan-doa/ Demikian pula seorang penulis dapat menemukan hasrat dan semangat menulis, tetapi dalam curhat ada penulis kehabisan inspirasi, kehilangan gairah, serasa serba tersendat, tiada kata indah dapat tertata seperti biasa.

Memang ada waktu, ada proses ada perubahan. Dalam membangun komunikasi dan kebersamaan diperlukan strategi sejak dini. Yaitu strategi keseimbangan dalam memberi dan menerima, dalam gaduhnya memberi dan keheningan menerima. Yea supaya terhindar dari galau kekecewaan dan akhirnya kembali kesepian.

Diperlukan keheningan, kesunyian dan kesepian yang dikehendaki. Dikehendaki disadari dan dinikmati untuk dapat :


  • Dalam keheningan Mendengar orang lain
  • Dalam keheningan Menangkap situasi
  • Dalam keheningan Mengerti kondisi
  • Dalam keheningan Memahami posisi dalam semua peristiwa
  • Dalam keheningan Memaknai substasi dan misteri
  • Dalam keheningan Menemukan Diri Sendiri yang sejati, Suara Hati yang murni
  • Dalam keheningan Menemukan Tuhan.


Agar dapat melanjutkan komunikasi yang segar sehat dan bermanfaat.

Komunikasi sehat merupakan aktualisasi diri yang bermutu dari pribadi yang bermutu dengan cara dan semangat saling berbagi. Dengan demikian kita menulis dengan kesadaran bahwa kita sedang berkomunikasi yang disertai makna saling berbagi.

Semoga ada manfaatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun