Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Beda Pendapat, Kritik, Koreksi Diri

29 Mei 2012   09:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:38 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mengikuti berita, setelah melihat siaran TV, masih terus menyimak perkembangan kasus kasus hukum social politik ekonomi, apa yang anda peroleh bagi diri sendiri ?

Pada saat polemik terjadi pikiran, hati, kadang emosi, bertahan dan berjuang untuk kebenaran kita sendiri. Disana ada saling melontar opini. Opini yang berbeda dengan pendapat lain.

Perbedaan pendapat semakin tajam apabila masing-masing mengkaitkan argumennya mengenai kasus yang di”sengketa” kan itu dengan harga diri, kepercayaan atau nilai yang dihayati secara eksistensial. Perbedaan pendapat dirasakan sebagai pedang-pedang yang ditusukkan kedada masing-masing.

Penghayatan terhadap adanya perbedaan pendapat, saling melempar cercaan, seperti mau bilang pakai saja pendapatku, kau keliru. Itu memang menjadi lebih seru dan heboh ketika terkait dengan subyek selebritis, tokoh / figure politik, lembaga public atau intansi pemerintah. Seperti Ketua KPK, Presiden, Ketua Lembaga Tertinggi Negara, Kepolisian. ABRI, Pimpinan Parpol.

Tetapi bagi Kompasianer……..tulisan sendiri…. pendapat sendiri – opini grup-posisi dan agama kompasianer………pasti sesuatu banget……..

Pengalaman menerima kritik dan mencoba koreksi diri “seharusnya” menjadi sepasang pengalaman yang berharga patut disyukuri.

Permasalahan Dasarnya : Ada Yang Hadapi Kritik dan Ada Yang Perlu Koreksi Diri.Lalu sejauh mana, oleh yang mana……

Untuk itu singkat penulis berbagi :

I.Membaca sebuah artikel di :http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/ introspeksi-diri-akhlak-yang-terlupa.html. dapat ditemukan sari nasehat agar kita bersikap :




    • terbuka
    • bersahabat dgn orang saleh
    • muhasabah.

Muhasabah sangat strategis sebagai telah penulis tegaskan dalam Komunikasi Sosial bahwa semua diharap menjaga keseimbangan antara “KATA”dengan “HENING”.Hening memberi makna dan manfaat luar biasa dalam membangun komunikasi social. Penulis sampaikan di http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/05/20/ hening-kesepian-yang-dikehendaki/

II. Kita juga perlu belajar dengan cara-cara pendekatan yang praktis, operasional, dan mudah. Pinjam istilah Ilmu Ekonomi Keuangan dan Pasar kita boleh berfikir tentangPola Koreksi Sederhana dalam Analisa Teknis.

Demikian kompleksnya situasi ekonomi untuk dievaluasi agar memperoleh sekuritas kebijakan. Akan tetapi dinamika pasar sangat sering menuntut kecepatan bertindak. Analisa Teknis harus memberi masukan tentang identifikasi bentuk pasar, gaya invest, volume dst, berdasarkan assumsi-assumsi, kecenderungan-kecenderungan pasar. Untuk itu ada Pola Koreksi Sederhana atas dasar statistic, salah satu unsur alat ukur data yang strategis.

Pembelajaran untuk mencari cara pendekatan praktis ini mungkin tidak pas untuk dibandingkan seakan sebagai metaphoranya proses kritik/koreksi ini tetapi penulis mengambil “pelajaran” saja dari pemikiran ekonomi keuangan ini.

III. Bersikap sedikit picik, penulis buka Google dan tulis telusuri: “Hadapi kritik” ,beberapa halaman diikuti tidak banyak artikel, lebih banyak berita basi. Dari sana penulis mengutip lima butir saja :

1. Objektif dalam menilai seluruhunsur dan aspek yang dibahas.
2. Jangan menunjukkan reaksi kemarahan terhadap kritik.
3. Memahami menyakini potensi terbaik Anda
4. Jangan lemah dan was-was, tetapi waspada dan jeli.
5. Bicarakan saja jika memang kritik tidak masuk akal.

IV. Pembelajaranyang penulis peroleh : 4 pasang kata kunci ini:

* abstraksi : Abstraksi ilmiah: untuk dapat menangkap substansi dan essensi permasalahan “lepaskan” dan tanggalkan pelbagai hal yang membalut dan sebagai tambahan. Abstraksi emosional yaitu bersikap “mengambil jarak sementara” terhadap semua yang terlibat coba dibayangkan kita tidak terlibat disana. Semoga dengan demikian dicapai obyektivitas.

*  komunikasi dan transaksi-nilai ituadalah hakekatperistiwa yang kita bahas. Inilah contoh membuat abstraksi. Saling melempar kritik dan mau mengoreksi itu sebenarnya adalah sebuah komunikasi dan tukar menukar nilai. Nah Bagaimana dalam transaksi ini kita bisa beruntung. ? Jangan menolak menerima masukan nilai-nilai.

* koreksi-diridan bermegah diri. Jangan mempertentangkan koreksi diri dengan kemegahan dan kebanggaan yang tak terkalahkan. Sebaliknya bila perlu harus dipahami bahwa koreksi diri itu adalah titik kemenangan mengalahkan kepicikan kita sendiri. Berbanggalah bisa menemukan diri dalam pertambahan nilai.

* temukan diri kembali dalam konteks. Setelah perjuangan dalam komunikasi transaksional nilai kita harus sungguh berdamai dalam diri sendiri terkait dengan segenap unsur lingkungan kita. Pengendapan dan penemuan diri dalam damai dan kebahagiaan yang dinamis itu semoga menjadi hasil perjumpaan kita ini pula.

(N.B. Bisa periksa ulang untuk : Analisa teknik di

http://www.higbank.com/index.php?option=com_content&view=article&id=120&Itemid=9&lang=id

dan tentang Pola Koreksi Sederhana di :

http://www.higbank.com/index.php?option=com_content&view=article&id=122&Itemid=120&lang=id)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun