Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Keindahan dari Kebebasan Memilih

9 April 2023   13:24 Diperbarui: 9 April 2023   13:29 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bukan sekedar dan karena kita menghadapi tahun politis Pemilu 2024, tetapi ada hasrat berbagi merasakan timbunan pengalaman merenungi bulan Ramadhan dan Masa Prapaskah tahun ini.

Keindahan adalah hal yang bernilai dipadang mata dihayati dan kalau mau, menambah kebahagiaan hidup. Kebebasan adalah kondisi seseorang sedang dalam tanpa beban tanpa paksaan tanpa hambatan untuk perbuatannya. Memilih adalah suatu perbuatan seseorang melaksanakan keputusan yang memastikan menghadapi dua atau lebih kemungkinan yang bisa diambil, dibela atau dipihaki. Mengambil keputusan dan Memilih adalah perbuatan manusiawi atas dasar harkatnya martabatnya yang khas diatara mahkluk Ciptaan Tuhan

Akan saya sampaikan lima Jendela Keindahan dan akan saya coba rangkaikan sedikit cara atau jalan melihat keindahan itu. Nilai yang bila mau dapat membahagiakan.

Lima Jendela Keindahan Untuk Dipilih:

1/ Kepahlawanan adalah Perjuangan mencapai Cita harapan. Perjuangan para Pahlawan dapat menjadi suatu jendela meninjau keindahan itu. Bagi saya ketika masa muda: heroisme selalu sangat aspiratip. Begitu pulalah bagi generasi muda saat masa perjuangan kemerdekaan, dan saat ini dengan pelaksanaan perjuangan yang berbeda. Itu sisi positip. Ada sisi lain yang mungkin kurang menarik ialah Pengorbanan. Saya terkesan dari buku Biografi Buya Hamka, karya tulis putranya yang pada suatu saat perjalanan ke Jakarta, berpamitan dengan anak dan isterinya, yang segera harus ditinggalkan demi perjuangan. Itu sisi pengorbanan dari perjuangan. Dua hal yang indah, dan keduanya dapat dipilih.

2/ Tulus Ikhlas . Dilain tempat Buya Hamka juga menyebut  : Pengertian ikhlas menurut Hamka bermakna 'bersih dan tidak ada campuran'. Ibarat emas, ikhlas adalah emas yang tulen, tidak ada campuran perak sedikit pun. 'Pekerjaan' yang bersih pada sesuatu itu berarti ikhlas. Demikian mulia nya makna itu.Hati yang bersih. Tulus Itu yang semula hanya saya pahami sebagai kerelaan berkorban seperti yang dia (Hamka) lakukan melepas anak dan isteri untuk berjuang melawan Belanda. Ternyata ada nilai kembaran yang indah.Bersih Hati dan Kerelaan

3/ Belas Kasih.: Manurut Paus Yohannes Paulus II dalam surat gembala th 1980 "Dives in Misericordia" (*)disebutkan : "Belas kasih yang benar bukanlah rasa kasihan, melainkan praktik kasih sejati yang punya dasar yang kuat, yakni penghormatan terhadap martabat manusia. Orang yang berbelas kasih adalah orang yang memiliki kasih sejati kepada pihak orang lain,  yang memiliki martabat yang sama, yakni sebagai citra Allah. Orang yang memiliki belas kasih yang sejati mampu membalas kejahatan dengan kebaikan. Sebelum itu sebagai aktivis sosial dan bahkan lebih dahulu aktivis politik, biasa berbagi fasiltas atau barang kebutuhan hanya berdasar rasa kasihan, dan lebih jelek lagi demi personal branding, atau kepentingan politik semata. Disini dua hal dan  mestinya dipilih yang pertama. 'Belas kasih kemanusiaan' atau 'rasa kasihan' dan suatu kepentingan branding?.

4/ "Menulis dan Membaca" suatu perbuatan/kegiatan yang pasti sudah tidak asing bagi pembaca artikel ini. Saya sangat perhitungkan tentu mayoritas Pembaca adalah Penulis. Namun dalam kesibukannya tidak semua penulis sempat menghayati, bahkan perhatianpun mungkin tidak sempat terhadap keindahan memilih. Semua serba dengan sendirinya dikerjakan.  Tetapi bila mau melihat akan tampak bagaimana indah dapat memilih. Bukankah sangat sering menemukan dilema materi pilihan, dilema motivasi penulisan dengan beberapa kepentingan. Misalnya menulis bukan berarti menggurui. Menulis dengan motivasi menerima respon apa saja dari pembaca sebab respond itu adalah ilmu baru. Menulis adalah menemani pembaca. Menulis itu sendiri indah.

5/ Beribadah dan Pertobatan, jalan pecucian diri atau arah demi Allah. Seorang Nadia menegaskan pesan dalam Kultum di Banjarnegara (**) demikian : "kesucian hati tulus dalam beribadah atau beramal itu untuk menuju kepada Allah". Seorang Kardinal Uskup Ign.Suharyo, dalam pesan memasuki Masa Prapaskah (***) mengatakan bahwa Sakramen (atau Laku Suci) Pertobatan itu bukan sekedar Pengakuan Dosa tetapi pertobatan itu ibadah kembali jalan arah menuju Allah.

Pembaca yang budiman, kita merasakan betapa sukses dan bahagia ketika pikiran kita yang berupa keinginan harapan ataupun kemauan,yang sudah dipertimbangkan dipilih itu menjadi kenyataan. Dan semua itu berdasarkan pilihan yang tepat.

Pilihan tepat itu biasanya disadarkan pada pemahaman dan didorong oleh motivasi yang kuat. Motivasi yang kuat biasa di dapat dari pelatihan dan pembiasaan yang terus menerus disadari. Beruntung bagi para penulis yang bersemangat dan juga pembicara pembawa pesan keagamaan guru yang profesional, dan mereka yang terbiasa harus penuh pertimbangan dan harus memilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun