Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Pesan Puasa dan Pelanggaran

17 April 2021   16:29 Diperbarui: 17 April 2021   16:33 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ada berita-berita yang sangat menarik di awal bulan Ramadhan di era Covid-19 ini. Akan semakin mantap seandainya Pembaca tulisan ini sempat membaca sendiri berita itu dari sumber berita yang manapun. Tetapi disini hanya harus dikutip saja , demikian :

Berita pertama ini hal yang sangat wajar menanggapi kebiasaan masyarakat kita pada bulan Puasa menyongsong Hari Raya Lebaran. Cuma kali ini di era Covid19, kutipan berita dimaksud ini : Kakorlantas Polri Irjen Istiono mengancam akan memenjarakan travel gelap yang masih nekat mengangkut penumpang di tengah pelarangan mudik lebaran 2021.Nantinya, kata Istiono, pihak yang bertanggung jawab atas operasional travel gelap tersebut baru dibebaskan usai lebaran 2021 mendatang. (TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA)- 

Sebuah tantangan berpuasa juga baik berpuasa dalam hal pelanggaran. Peraturan yang dilanggar membuahkan rejeki, ketika ditaati peraturan memberi peluang berpuasa.

Berita kedua sebuah "pertunjukan" tingkat tinggi yang kemudian memberikan gambaran situasi nasional yang sangat terus aktual sebab membuka budaya bangsa yang kiranya harus terus diproses dn berproses maju.

Inilah kutipan berita itu : "Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo menyampaikan permohonan maaf kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Sebab, masih banyak polisi bermasalah dan berurusan dengan Propam. Dari data Propam Polri, banyak polisi melakukan pelanggaran disiplin, kode etik, profesi Polri (KEPP), dan pidana.

"Permohonan maaf kepada Bapak Kapolri terhadap pelaksanaan tugas yang belum maksimal dari Div Propam, sehingga terjadi peningkatan secara kualitas dan kuantitas dalam pelaksanaan kegiatan pelanggaran anggota," kata Sambo di Mabes Polri, Selasa (13/4). Mantan Dirtipidum Bareskrim Polri ini menerangkan, pada 2020 tercatat ada 3.304 pelanggaran disiplin, 2.081 pelanggaran KEPP, dan 1.024 pelanggaran pidana.

Angka itu meningkat dibanding dengan pelanggaran yang didapati pada 2019.Pada 2019 untuk pelanggaran disiplin ada 2.503 kasus, pelanggaran KEPP 1.21 kasus, dan 627 kasus untuk pelanggaran pidana. "Untuk 2021 ini, ada 536 pelanggaran disiplin, 279 pelanggaran KEPP, dan 147 pelanggaran pidana," kata Sambo. (cuy/jpnn)"

Permohonan maaf itu serasi dengan jiwa Ramadhan, dosa-dosa itu tantangannya, untuk yang berpuasa dan siapapun yang mau bertindak bertobat. Dari berita itu terkait dosa-dosa yang tersimpan dari th 2019,2020 dan 2021.

Berita ketiga cukup menarik menyangkut hal yang menyimpang dari rasa kemanusiaan tetapi memang dilakukan oleh manusia juga, dengan segala peluangnya yang tersedia. Selain materi peristiwanya, pelakunya juga sangat fenomenal. Inilah berita itu :

Seorang oknum guru berinisial NS (26) di salah satu sekolah di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, ditangkap polisi lantaran mencabuli empat murid laki-lakinya. "Ada tindak pidana pencabulan dengan tersangka NS (26) di Tarakan berprofesi sebagai tenaga pendidik ada korban empat orang," kata Kapolres Tarakan AKBP Fillol Praja Arthadira di Tarakan, dikutip dari Antara, Selasa (13/4).

Menurut Fillol, kasus ini terungkap usai adanya laporan dari salah satu korban. Aksi pencabulan itu sudah dilakukan NS selama 2 tahun.Fillol mengatakan, setiap menjalankan aksinya, tersangka meminta dipijat muridnya dengan waktu yang cukup lama, yakni 1 sampai 2 jam. Hal ini dilakukan agar korbannya itu kelelahan dan tertidur. (https://www.msn.com/id-id/berita/other/oknum-guru-di-tarakan-cabuli-4-murid-laki-laki/ar-BB1fC7NJ?ocid=msedgdhp)

Peristiwa semacam terpapar dalam tiga berita itu apakah menjadi perhatian Pemerintah dan Lembaga Tinggi Negara, iya, tetapi tidak seheboh kedatangan dia yang pulang dari negeri Arab tempoh hari. Padahal ini bulan yang istimewa.

Kalau tulisan ini punya segi kekonyolan tertentu, karena terkandung dugaan bahwa DPR-RI yaitu yang berintikan parpol, yang mereka sendiri masih sibuk selain dengan kepentingan juga permasalahan. Hingga DPR-RI ,ketua, atau politisinya biasanya peka terhadap informasi kritis memilih duduk manis. Inilah kekonyolan itu :

Berita Keempat : Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui Kedeputian Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat mendatangi Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di Jakarta, Rabu (14/4/2021).Tujuan kunjungan adalah mendorong komitmen PDIP dan PPP untuk menerapkan Sistem Integritas Partai Politik

Sistem Integrasi Par Pol (SIPP) dilandaskan pada kajian  KPK dan LIPI pada 2016 sampai 2017, di mana ada temuan lima masalah utama penyebab rendahnya integritas partai, yakni belum ada standar etika partai dan politisi, sistem rekrutmen yang belum berstandar, sistem kaderisasi yang belum berjenjang dan belum terlembaga, masih rendahnya pengelolaan dan pelaporan pendanaan partai, dan belum terbangunnya demokrasi internal partai.

Di dalam SIPP terdapat lima komponen utama, ditambah 19 variabel dan 48 indikator, yang tercakup dalam Tools of Assessment (ToA). Dorong Integritas Partai, KPK Datangi Kantor PDIP dan PPP (msn.com)

Berita Kelima, Kisah dusunku, bukan sekedar berita tetapi pengalaman mengalami Ramadhan bulan Puasa sebagai peluang puasa untuk pertobatan masyarakat . Suasana berbeda dengan nyamannya dusunku. Bukan berita, hanya kisah kecil di bulan Puasa ini. Aku sempatkan berkunjung kepada tokoh dusun yang dibilang mempunyai pengikut untuk silaturahmi dan minta pendapat tentang Bulan Puasa, Covid-19,dan situasi dusun kami sendiri.

Lontaran yang lepas pertama tama tentang Covid-19, notabene Protokol Kesehatan. Setiap ada pembicara didepan forum baik di masjid maupun lainnya pasti mengingatkan tentang masker, jaga jarak, kerumunan dan kebersihan. Tetapi didusun kami dapat diatasi semua kendala kerumunan itu dengan membagi dalam 3 tempat selain masjit untuk berkerumun sambil jaga jarak. Bahkan seorang tokoh petani berjiwa sederhana berpandangan sangat progresip berfikir positip agar minimal kelompoknya tidak takut amat pada Covid asalkan jaga kesehatan dalam hidup bertani, bekerja disawah dan dirumah dengan kebersihan dan makanan nabati yang sehat.

Dalam pertemuan itu terbaca perumusan sederhana tentang pesan pemaknaan Bulan Puasa : Berpuasa, Membaca Al Qur'an, Mengendalikan lidah (omongan), Bersodakoh. Paham pesan Membaca Al-Qur'an meliputi: mempunyai, membaca, upaya pahami, mengamalkan. Sementara berpuasa, selain pengendalian ucapan juga pengamalan untuk bersodakoh. Untuk melaksanakan kewajiban ini mereka merasa nyaman kendati di era Covid19 ini.

Sejauh penulis ini bisa menangkap kiranya benar tidak salah bahwa Ramadhan sungguh layak sebagai Bulan Puasa dari Pelanggaran segala aturan dan untuk suatu Pertobatan demi kesempurnaan ibadah. Demikian juga peribadatan dapat mengubah pemeluk, situasi dan masyarakatnya menjadi lebih baik.

Penulis bersyukur kepada Allah atas anugerah hidup didusun, negara, bangsa Indonesia ini yang bisa bekerja, beribadah, dan hidup bersama dalam rasa aman nyaman dan bahagia. Semoga segera tersingkir semua kendala dan kejahatan yang merusak rasa aman dan nyaman untuk bahagia bersama segenap warga..

Tolong mohon dimaafkan bila ada salah kata salah makna, sebaliknya terimalah salam hormatku untuk Pembaca Yth, yang budiman. Selamat beribadah Puasa.

Ganjuran, April 17, 2021, Emmanuel Asokodatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun