Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Bahagia Hari Ini, Setiap Hari

7 Juli 2020   13:28 Diperbarui: 7 Juli 2020   13:30 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seorang Mutiara Andalas SJ.,imam katholik penulis buku kecil "Yust for you" mengajarkan melalui cerita super pendek. Ketika kepada kelompok ditanyakan Apa syaratnya anda itu merasa bahagia, serempak dijawab : "Uang".Ketika ditanya Berapa banyak harus tersisa direkening bank anda(?), tak ada jawaban.(?) Dalam Kelompok tidak ada kesamaan. Penanya /moderator menyimpulkan bahagia itu relatf, dan bahagia itu tidak tergantung pada uang, tetapi tergantung bagaimana uang itu diatur. Jadi harus diusahaan lewat usaha sarananya. (Mutiara Andalas SJ, Yust for You, Kanisius Yogyakarta 2013,halaman 139-140)

Masih ada cerita lain di Facebook; sering saya baca pesan Selamat Pagi plus ... "jangan lupa bahagia!" Lah bahagia dikesankan seperti hp saja bisa ketinggalan dimeja. Ataukah pemesan itu punya mindset bahwa bahagia itu sesuatu yang perlu menjadi pilihan untuk mencapai sesuatu yang lain yang lebih mulia.

Dalam pemahaman tentang "bahagia" yang masih samar samar ini, kiranya sudah bisa dipertanyakan : Bagi anda bahagia itu harus diusahakan, dikejar, diperjuangkan atau hanya harus dinanti dengan penuh percaya dan harapan akan datang pada waktunya.?

Untuk menjawab pertanyaan bagaimana menyikapi perihal bahagia memang bisa dikemukakan tentang Mindset. Menyebut mindset meski kenyataan tidak semua itu selalu radikal, tetapi agar jelas saya bayangkan saja mindset ini seakan milik orang radikal. Dan orang yang radikal pada mindsetnya biasanya subyektif Pertama, mindset dari type orang pietistik,dan orang ritualistik, kedua, mindset dari orang aktivisme ketiga, type orang idealistik, keempat, dari orang type spiritualistik. 

Kebahagiaan mereka adalah kepuasan mereka bisa melaksanakan kesatu, kesolehan dan terlaksananya perilaku menurut pendirian mereka itu.Kedua bahagia mereka adalah kepuasan mereka atas terlaksanyan program kegiatan mereka. Ketiga, kebahagiaan mereka terletak pada kepuasan menemukan kebenaran rasional mereka. Keempat kebahagiaan mereka terletak pada kepuasan penghayatan mereka yang subyektif sesuai jiwanya.

Saya percaya Pembaca yang budiman, bukan pribadi radikalis, dan akan selalu berpadangan obyektif. Maka belajar dari beberapa cerita pendek tersebut dimuka, dan juga belajar dari jawaban pilihan para radikalis mindset masing-masing kita bisa mencatat : bahwa bahagia itu relatif, bahagia itu dinamis, bahagia itu bisa mengendap didalam hati, bahagia itu harus selalu aktual bisa dirasakan sekarang, hari ini disini.

Untuk itu dibutuhkan mindset yang lebih dinamis, terbuka, siap untuk bertransformasi tanpa kehilangan eksistensi diri pribadi. Untuk itu diperlukan secara berkala, menemukan keheningan guna menemukan jati diri sendiri, dan refleksi, berwawan batin mengevaluasi jalan hidup ini. Terbuka, Siap melihat kebelakang kedepan kesamping dan keatas. 

Kebahagiaan bagi anda bisa jadi berupa perjuangan yang gigih bersama suka cita dan damai dihati sanubari. Anda akan menemukannya dan pasti beda dengan yang saya temukan.

Tolong terima permintaan maaf atas salah kata dalam permenungan ini, dan terimalah salam hormat saya.

Ganjuran, Juli,07,2020  Emmanuel Astokodatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun