Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesan Kemerdekaan

1 Agustus 2018   10:32 Diperbarui: 1 Agustus 2018   10:46 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah bebarapa lama melalui permenungan panjang saya mendapatkannya dari mana (saya lupa) suatu teori ini bahwa pada semua masalah, perselisihan, permusuhan  bahkan kejahatan selalu ada didalamnya unsur-unsur dan/atau sebabnya adalah Keterbatasan dan Kebebasan Kehendak manusia.

 "Teori musibah/kejahatan" ini dalam praksis kehidupan selalu saya pakai sebagai upaya pendekatan banyak masalah sehari hari. Melalui analisis sederhana segera kita temukan Keterbatasan sebagai masalah, sebagai hambatan dan lain sebagainya.

 Adalah sebuah kemungkinan keterbatasan yang menjadi hambatan dipandang sebagai satu tantangan. Tantangan itu menjadi motivasi dan daya dorong untuk perbuatan, usaha dan perjuangan.

Tantangan untuk kebebasan kehendak manusiawi itu secara spektakuler menyeluruh dan seutuhnya sepenuhnya diperagakan, disejarahkan serta dipesankan oleh para Perintis, Pejuang Kemerdekaan. 

Pemimpin dan Penguasa Aristokrat Bangsa di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Flores, berpengalaman memimpin keluarga besarnya, trah, suku bangsanya. 

Kedatangan para pedagang bersenjata, dan mau mengambil kekuasaannya merupakan keterbatasan baru, masalah baru, tantangan baru. Keterbatasan kekuasaan dan keterbatasan kepentingan. Itu merupakan motivasi kuat untuk Sultan Agung dari Mataram membawa pasukannya sampai ke Batavia.

Berbeda warna, berbeda motivasi, para mahasiwa, para guru desa dari daerah-daerah mereka banyak sadar dan merasa bangsa bangsa didunia memiliki kebebasan menata banganya sendiri masing-masing.

Dari mulut ke mulut komunikasi terjalin dan relasi terbangun. Pesan yang kuat untuk sebuah dasar awal dari Kemerdekaan Bangsa. Sumpah Pemuda oleh pemuda-pemuda dari segenap daerah menyatakan kesadaran berbangsa, dengan satu bahasa dalam satu kawasan kepulauan Indonesia. Itu 28 Okober 1928.

Tekad Sumpah itu dilanjutkan, diikuti gerakan dimana mana, diperjuangkan secara nyata  Para Perintis Kemerdekaan yang telah siap bergerak pada akhir penjajahan Jepang didesak lagi oleh kaum muda untuk segera berteriak merdeka.

Bom petaka besar di Hiroshima Nagasaki merupakan faktor X yang membuat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sungguh men-sejarah pada tanggal 17 Agustus 1945 

Sementara para pelakunya sejarah itu masih harus melihat keterbatasan keterbatasan yang sudah menjadi tantangan bagi mereka semua. Dipindahkannya Ibukota pusat pemerintahan Jakarta ke Yogyakarta merupakan salah satu tonggak sejarah yang membuat Pesan Kemerdekaan justru merakyat. Bukan saja kumandang itu di Batavia dan sekitarnya, tetapi api semangat perjuangan membumi di nusantara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun