Mohon tunggu...
Assyifa Rahma
Assyifa Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Andalas

berenang, vlog

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Modernisasi Dan Toleransi Antar Umat Beragama

2 Juli 2025   22:56 Diperbarui: 3 Juli 2025   09:39 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh: Mahasiswa Universitas Andalas,

kelas 16 MKWU Bahasa Indonesia

1. Amanda Diani Nabila (2410831001)
2. Assyifa Rahma (2410833029)
3. Fathia Rizki Ramadhani (2410833031)
4. Hasyana Siti Al-Qesya (2410833023)
5. Jocelyn Clairine Halim (2410833013)
6. M Akbar Ansyarullah (2410833033)

Dosen Pengampu: Dr. Aslinda,M.Hum

Di era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi yang pesat, modernisasi menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari oleh masyarakat Indonesia. Modernisasi membawa dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam konteks kehidupan beragama. Perubahan ini tidak hanya mencakup aspek material dan teknologi, tetapi juga menyentuh nilai, pola pikir, dan interaksi sosial antarumat beragama.
Indonesia dikenal sebagai negara dengan keragaman budaya, etnis, dan agama yang sangat tinggi. Keberagaman ini menjadi kekuatan bangsa, tetapi juga dapat menjadi sumber konflik jika tidak diiringi dengan sikap toleransi. Toleransi antarumat beragama menjadi nilai dasar dalam menjaga persatuan dan kedamaian di tengah masyarakat yang pluralistik. Namun, di tengah arus modernisasi, nilai-nilai tradisional seperti toleransi kerap tergerus oleh individualisme, penyebaran hoaks, dan polarisasi sosial, terutama melalui media sosial.
Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Andalas dengan metode kuantitatif melalui kuesioner kepada para mahasiswa, menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pandangan yang positif terhadap peran modernisasi dalam memperkuat toleransi. Sebanyak 57,1% responden menyatakan setuju dan 42,9% sangat setuju bahwa modernisasi berkontribusi dalam meningkatkan toleransi antarumat beragama.
Selain itu, media sosial sebagai produk modernisasi juga dinilai berperan penting. Sebanyak 60,7% responden setuju dan 35,7% sangat setuju bahwa media sosial dapat memperkuat toleransi, meskipun ada 3,6% yang tidak setuju. Dalam hal interaksi sehari-hari dengan pemeluk agama lain, 39,3% responden menyatakan 'kadang-kadang', 35,7% 'sering', dan 21,4% 'sangat sering'.
Dukungan terhadap dialog lintas agama juga tinggi, dengan 71,4% menyatakan mendukung dan 17,9% sangat mendukung. Sementara itu, pendidikan agama di sekolah juga dianggap cukup mendorong sikap toleran, dengan 67,9% responden setuju. Menariknya, 74,1% responden percaya bahwa modernisasi mendorong masyarakat untuk lebih menghargai perbedaan agama dan kepercayaan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa nilai-nilai agama masih dianggap relevan dalam masyarakat modern. Sebanyak 60,7% responden menyatakan relevan, 28,6% sangat relevan, dan hanya 10,7% yang merasa kurang relevan. Peran pemerintah juga mendapat penilaian positif, dengan 67,9% menilai cukup baik dalam memfasilitasi toleransi.
Meski begitu, masih terdapat tantangan besar seperti maraknya rasisme dan penyebaran hoaks yang mengarah pada intoleransi. Hal ini menunjukkan bahwa modernisasi perlu diiringi dengan penguatan pendidikan karakter, literasi digital, dan dialog yang inklusif antarumat beragama. Lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah memiliki peran strategis dalam menjaga dan menumbuhkan nilai-nilai toleransi tersebut.
Sebagai kesimpulan, modernisasi dan toleransi bukanlah dua hal yang saling bertentangan. Justru, keduanya dapat berjalan beriringan jika diarahkan secara tepat. Modernisasi dapat menjadi alat untuk memperluas pemahaman, membangun dialog lintas agama, serta memperkuat kehidupan sosial yang damai dan berkeadaban. Perlu kerja sama dari semua pihak untuk mewujudkan masyarakat modern yang inklusif, harmonis, dan toleran terhadap perbedaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun