Mohon tunggu...
Asrof Fahrurrozi
Asrof Fahrurrozi Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Fotografer

setiap kejadian harus dijurnalkan dalam bentuk apapun dan salah satunya lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berakal Namun Tidak Beretika

7 November 2020   16:36 Diperbarui: 7 November 2020   16:38 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum membahas jauh tentang "Berakal Namun Tidak Beretika" lebih jauh, alangkah baiknya membahas tentang definisi etika itu sendiri. Dan di sekitar kita sangat terjadi beberapa orang mempunyai akal tetapi tidak beretika. Apalagi kurang kesadaran masyarakat akan pengertian etika itu seberapa pentingnya dalam kehidupan. Menurut kalian seberapa penting sih etika itu dalam kehidupan?

Etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk. Ada juga yang menyebutkan pengertian etika adalah suatu ilmu tentang kesusilaan dan perilaku manusia di dalam pergaulannya dengan sesama yang menyangkut prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang benar. Dengan kata lain, etika adalah kewaijban dan tanggungjawab moral setiap orang dalam berperilaku di masyarakat.

Tetapi antara Akhlak, Etika dan Moral mempunyai arti yang berbeda meskipun sama-sama dalam membahas perilaku. Yang buat itu semua berbeda adalah jika Akhlaq itu berasal dari tuhan atau agama, Etika berasal dari akal manusia dan Moral itu berasal dari adat serta budaya. Ada beberapa perilaku bisa dianggap beretika tetapi belum tentu berakhalak, contohnya : Di dalam agama islam dilarang pacaran tetapi lain halnya kalo menurut etika yang berpedoman ke akal manusia itu sesuatu hal yang wajar asalkan perilakunya masih sehat dan diterima oleh masyarakat. Ada juga suatu perilaku yang mempunyai etika tetapi tidak mempunyai moral, contohnya : membungkukkan badan ke yang lebih tua ketika berjalan. Padahal dalam etika yang dipikir secara akala manusia itu tidak terlalu dipermasalahkan asalkan tetap menghormati.

Terdapat beberapa karakteristik etika yang membedakannya dengan norma lainnya. Adapun ciri-ciri etika adalah sebagai berikut:

Etika tetap berlaku meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan.

Etika sifatnya absolut atau mutlak.

Dalam etika terdapat cara pandang dari sisi batiniah manusia.

Etika sangat berkaitan dengan perbuatan atau perilaku manusia.

Etika itu pun sendiri padas dasarnya kembali lagi ke hati nurani. "Pantas atau tidak ya ketika melakukan hal seperti ini","Etis gak ya kalau melakukan hal seperti ini". Dan etika itu berasal dari diri manusia itu sendiri, antara akal dan hati. Atau mungkin bisa dikatakan etika itu sesuatu perilaku yang manusiawi atau tidak.

Semua manusia itu mempunyai akal tetapi belum tentu semua manusia mempunyai etika. Maka dari itu, setiap manusia harus memberi asupan utuk dirinya tentang berperilaku dengan baik yang tidak haya tentang Etika tetapi juga membahas Akhlak dan Moral. Sangat dianjurkan bahkan diharuskan apabila ingin memberi edukasi mengenai berperilaku sejak dini karena ketika sejak dini masih belum mempunyai karakter yang kuat sehingga bisa dikontrol dalam memberikan edukasi berperilaku.

Di dalam dunia kerja pun juga ada etika yang disebut sebagai kode etik. Kode etik itu adalah sesuatu aturan yang tertulis serta sengaja dibuat dengan prinsip-prinsip etika dan dapat digunakan saat sesuatu hal yang menyimpang dari kode etik . Salah satu tujuan kode etik diciptakan ialah sebagai pelindung dari perbuatan yang tidak sesuai etika pekerjaannya tersebut. Ada beberapa contoh kegaiatan suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan kode etiknya, yaitu : seorang polisi tidak menegur atau menilang pengendara yang melakukan kesalahan karena memiliki hubungan kerabat. Padahal dalam suatu kasus tersebut bisa saja ditilang karena melakukan kesalahan tetapi si polisi tersebut memiliki hubungan emosional yang erat dengan sang pengendara sehingga ia bebas dari hukum atas keselahannya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun