Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mereka Memanggilku Bunda

12 Januari 2021   22:52 Diperbarui: 12 Januari 2021   22:58 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpribadi saat kursus menjahit, masak, bersama penulis, ruang kerja ,hasil karya

Jingga malam ini aku menyapamu kembali. Aku ingin menulis tapi aku tidak tahu harus menulis apa. Sepertinya otakku tak mampu diajak untuk bermain kata tetapi hati berkeras ingin menulis. 

Kenapa aku tidak menulis dan bercerita padamu saja. Bukankah tak terlalu perlu diksi dan alur cerita yang mesti aku kembangkan, agar pembaca tak bosan untuk membacanya.Setidaknya bercerita denganmu  sesuai dengan bahasa yang aku gunakan 

Sepertinya lelah hari ini tidaklah membuat aku bisa tertidur pulas, hingga ingin menyapa. Aku ingin bercerita padamu tentang panggilan "Bunda" yang mereka sematkan sewaktu berada di grup grup kepenulisan hingga sekarang.

Padahal boleh dikata usia mereka seusia adikku. Baik di dunia nyata mau pun dunia maya, bahkan ada yang memanggil dengan sebutan "Kakak bunda". 

Terkadang aku tersenyum sendiri kalau mengingat itu semua tapi disisi  lain aku senang dengan panggilan bunda. Merasa nyaman dengan panggilan bunda, dengan panggilan tersebut mereka menempat aku sebagai ibu mereka. 

Walau dunia menulis dan grup grup yang bergerak tentang kepenulisan telah aku tinggalkan. Namun setiap perjumpaan atau  saat mereka menyapa lewat WA panggilan itu tetap ada dan sepertinya tidak  akan pernah hilang

Bahkan mereka menyematkan diri mereka sebagai anak anak sisi rahim. Banyak yang bertanya apa maksud dari kalimat "Anak anak sisi rahim". Anak anak yang bukan terlahir dari rahim namun mereka memanggilku dengan sebutan bunda.

Jingga, hampir lima tahun meninggalkan dunia menulis, hingga  waktu  yang kosong aku pergunakan untuk mencoba menjahit, setidaknya dulu pernah belajar. 

Ternyata merambah ke dunia  menjahit tidak mengubah  dan tak ada bedanya tetap di sapa bunda. Lagi lagi aku menikmati panggilan itu, setidaknya mereka ada rasa sungkan dan menghormati. Catat yang Jingga bukan aku gila untuk di hormati.

Pernah ada yang menanyakan

" Mbak, kok mau sih dipanggil bunda, padahal usia tak terlalu beda jauh, yah seperti kakak adek. "

"Kok ya mau dituakan seperti itu,kalau aku mah nggak mau mbak, "

Mungkin dengan memanggil bunda, mereka merasa lebih nyaman untuk berbagi cerita, berbagi rasa. Bahkan rasa sayang  mereka beri padaku.

 Bagiku itu suatu kehormatan yang tidak sembarang orang miliki dengan panggilan bunda. Mereka menempatkan aku sebagai ibu mereka, apa salah? 

Jingga, lagi lagi Allah memberi peluang untuk kembali mengasah otak lebih tajam. Diawali dengan menulis, karena satu hal berhenti  namun Allah memberi cerita baru, merambah ke dunia menjahit. 

Begitu banyak orang orang yang aku kenal dengan satu tujuan, belajar bersama berbagi ilmu, tertawa dan bercanda. Bahkan aku mengikuti kursus menjahit karena benar benar untuk menghasilkan dan alhamdulillah pintu rezeki terbuka lebar.

Tidak berhenti di situ saja aku mencari sela untuk bisa mendapatkan ilmu yang lebih. Kebetulan anak anak sudah pada besar dan bisa mengurus diri mereka sendiri. 

Untuk mengisi waktu luang aku menyapa dunia lewat masakan. .Bersama sahabat, dari kursus satu ke kursus yang lainnya hingga menemukan tempat yang pas untuk kursus yaitu Fangshomeschool yang berada di  Sekip dan sewaktu tak bisa kemana mana karena sakit, tak memutuskan otak untuk terhenti, aku pun ikut kursus online di Chef mama.

Jingga tahukah engkau, aku berada di dunia menilusi, menjahit dan sekarang kursus masakan dan aneka kue. Aku merasa berada di duniaku sendiri. Tanpa pernah perduli apa kata orang  yang terpenting bagiku suami dan anak anak ridho dengan langkahku.

Ditempat  kursus masak dan aneka kue pun aku dipanggil  bunda, aku tidak marah dan tidak merasa dituakan bahkan aku bangga dengan panggilan bunda. Bukan merasa besar kepala atas semua perlakuan ini yang aku rasa mereka menyayangi dan mencintaiku. Sekalipun aku baru mengenal mereka namun sebutan bunda itu menjadikan aku untuk bersikap mengayomi dimana pun aku berada. 

# Terima kasih untuk semua perlakuan kasih sayangnya. Bersama sahabat seiring sejalan menggapai mimpi mimpi.

# Terima kasih untuk suami dan anak anak yang selalu mendukung apa yang aku lakukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun